Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perusahaan Rokok: Merokok Pangkal Menuju Kesehatan

Kompas.com - 28/11/2013, 10:56 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Para pelaku industri rokok tak terima dengan data kesehatan yang selama ini diungkap Kementerian Kesehatan dan lembaga swadaya masyarakat mengenai bahaya merokok. Bahkan, mereka mengklaim bahwa merokok justru menjadi pangkal dari kesehatan.

Hal tersebut terungkap dalam Rapat Dengar Pendapat Badan Legislasi (Baleg) DPR dengan pelaku industri rokok ketika membahas Rancangan Undang-Undang Pertembakauan di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (27/11/2013).

“Dengan dalih kesehatan, kita ini terkesan latah melarang orang merokok. Kalau dalam satu minggu ada penduduk sebanyak stadion sepak bola yang meninggal karena TBC, ini jelas bisa dibuktikan. Sekarang diembuskan bahwa setiap dua detik manusia mati karena rokok. Padahal, tidak ada satu orang pun yang bisa membuktikan data ini,” ujar Chairman Supervisory Board Djarum Foundation Soewarno M Serad.

Soewarno juga mengkritisi bahwa industri rokok selalu menjadi kambing hitam karena dianggap berkontribusi dalam polusi udara. Padahal, menurut Soewarno, polusi udara terbesar disumbang dari asap kendaraan bermotor.

Namun, Soewarno menilai pemerintah tidak pernah mengganggu industri otomotif. Dia mengaku PT Djarum bukannya tidak mau peduli akan aspek perlindungan kesehatan. Namun, dia tidak mau bisnis rokok selalu disalahkan.

Soewarno menjelaskan, dari 60 juta rumah di Indonesia, sebanyak 35 persen di antaranya tidak mempunyai jamban. “Di sinilah biang penyakitnya. Jangan seolah-olah kalau banyak kematian, yang dituduh rokok,” ucapnya.

Bahkan Soewarno mengklaim bahwa merokok justru bisa membuat orang sehat. “Dengan merokok, orang akan merasakan keriangan, kebahagiaan. Saya kira kebahagiaan ini adalah pangkal utama dari kesehatan. Dengan merokok, kita juga mengejar gross national happiness,” kilah Soewarno.

Menurutnya, dampak kesehatan dari merokok akan timbul jika salah konsumsi. Misalnya, frekuensi merokok yang tidak seimbang dengan kapasitas manusia. “Saya berumur 77 tahun tetap merokok kretek lima batang sehari. Yang terpenting, bagaimana mengembalikan konsumsi yang bisa diarahkan dalam undang-undang tersebut,” kata Soewarno.

Kontroversial

RUU Pertembakauan masuk dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas) tahun 2013. Pada saat diajukan dalam rapat paripurna bulan Desember 2012, sejumlah anggota DPR memprotes RUU itu tiba-tiba masuk dalam Prolegnas. Padahal, belum ada pembahasan sebelumnya. Baleg membantah RUU ini tiba-tiba muncul dalam Prolegnas. Baleg berdalih bahwa pihaknya sudah mengonsultasikannya dengan Kementerian Hukum dan HAM.

Anggota Fraksi Partai Gerindra, Sumarjati Arjoso, mempertanyakan alasan masuknya RUU Pertembakauan. Argumentasi untuk melindungi petani tembakau dianggap hanyalah “formalitas”. Pasalnya, menurut Sumarjati, perlindungan petani tembakau bisa diatur dalam RUU Pertanian. Bahkan, beberapa kalangan menuding bahwa RUU ini adalah titipan para pengusaha rokok.

Wakil Ketua Baleg Sunardi Ayub menjelaskan bahwa saat ini pihaknya sudah memegang lima draf RUU Pertembakauan. “Kelimanya berasal dari para orang berkepentingan. Dari kami sendiri masih menyusun kerangka hal-hal substansial apa yang akan dibahas,” ucap Sunardi tanpa menjelaskan asal kelima draf tersebut.

Baleg, lanjutnya, belum akan menyentuh substansi. Saat ini, pembahasan di Baleg baru sebatas penentuan judul RUU karena nama RUU Pertembakauan dianggap terlalu luas dan tidak mencerminkan semangat dan tujuan adanya RUU ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Nasional
Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Nasional
Hasto: Di Tengah Panah 'Money Politic' dan 'Abuse of Power', PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Hasto: Di Tengah Panah "Money Politic" dan "Abuse of Power", PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Nasional
Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Nasional
Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Nasional
Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Nasional
Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com