Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nurdin Halid: Ada Survei Ical yang Mengejutkan

Kompas.com - 21/11/2013, 18:44 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Bidang Khusus DPP Partai Golkar menampik anggapan bahwa elektabilitas bakal calon Presiden dari partainya, Aburizal "Ical" Bakrie, menurun. Menurutnya, elektabilitas Ical beberapa bulan belakangan cukup menggembirakan. Ia bahkan menyebut di dalam pelaksanaan rapat pimpinan nasional (rapimnas), akan ditunjukkan survei terakhir Ical yang cukup mengejutkan.

"Nanti kami akan tunjukkan survei yang kami lakukan besok di rapimnas. Ini mengejutkan. Elektabilitas Pak Ical dan Partai Golkar sudah tidak terlalu jauh lagi," ujar Nurdin dalam jumpa pers di Hotel JW Luwansa, Kamis (21/11/2013).

Nurdin mengatakan, Partai Golkar menggunakan tiga lembaga survei selama ini untuk memantau elektabilitas partai dan juga Ical. Dua di antaranya yakni Lingkaran Survei Indonesia (LSI) dan Indobarometer.

Dari hasil survei April 2013 lalu, Nurdin mengatakan Ical sudah menembus angka dukungan 18 persen. "Sementara di survei terakhir yang akan diumumkan pada rapimnas ini, Pak Ical menembus tiga besar," imbuh Nurdin.

Dengan kondisi itu, Nurdin mengaku pencalonan Ical akan semakin kuat. Apalagi, Ical mulai intensif berkeliling Indonesia. Ical pun disebut Nurdin memiliki elektabilitas tertinggi dibandingkan kader-kader Golkar lainnya yang potensial.

"Oleh karena itu, maka kami bulat mencalonkan Pak Ical," katanya.

Saat ditanyakan soal elektabilitas Ical dibandingkan capres dari partai lain yang masih belum memuaskan, Nurdin meyakini saat ini tidak ada kandidat capres yang bisa diperkirakan menang mutlak.

"Belum ada capres yang memuaskan. Belum ada yang sampai 50 persen kan?" tutur Nurdin.

Pernyataan Nurdin ini berbeda dengan elektabilitas Ical sebagai calon presiden Partai Golkar pada bulan Oktober 2013 yang terus menurun. Berdasarkan hasil survei terakhir yang dilakukan Lembaga Klimatologi Politik (LKP), elektabilitas Ical hanya ada di tingkat 9,2 persen pada November 2013. LKP melakukan pemantauan terhadap survei elektabilitas Ical setiap lima bulan sekali sejak November 2012.

Pada saat itu, elektabilitas Ical hanya 7,1 persen. Elektabilitas pengusaha Grup Bakrie itu kemudian meningkat signifikan pada Maret 2013, yakni sebesar 10,6 persen. Namun, peningkatan elektabilitas ini tidak berlangsung lama. Pada Juli 2013, elektabilitas Ical kembali turun menjadi 9,5 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemerintah Saudi Tambah Layanan 'Fast Track' Jemaah Haji Indonesia

Pemerintah Saudi Tambah Layanan "Fast Track" Jemaah Haji Indonesia

Nasional
Banjir Luluh Lantakkan Sebagian Sumatera Barat, Lebih dari 40 Orang Tewas

Banjir Luluh Lantakkan Sebagian Sumatera Barat, Lebih dari 40 Orang Tewas

Nasional
Berkaca Kecelakaan di Ciater, Polisi Imbau Masyarakat Cek Dulu Izin dan Kondisi Bus Pariwisata

Berkaca Kecelakaan di Ciater, Polisi Imbau Masyarakat Cek Dulu Izin dan Kondisi Bus Pariwisata

Nasional
Dugaan SYL Memeras Anak Buah dan Upaya KPK Hadirkan 3 Dirjen Kementan Jadi Saksi

Dugaan SYL Memeras Anak Buah dan Upaya KPK Hadirkan 3 Dirjen Kementan Jadi Saksi

Nasional
Jokowi Santap Nasi Goreng dan Sapa Warga di Sultra

Jokowi Santap Nasi Goreng dan Sapa Warga di Sultra

Nasional
Prabowo Klaim Serasa Kubu 'Petahana' saat Pilpres dan Terbantu Gibran

Prabowo Klaim Serasa Kubu "Petahana" saat Pilpres dan Terbantu Gibran

Nasional
Prabowo Mengaku Diuntungkan 'Efek Jokowi' dalam Menangkan Pilpres

Prabowo Mengaku Diuntungkan "Efek Jokowi" dalam Menangkan Pilpres

Nasional
Bantah Menang Pilpres Akibat Bansos, Prabowo: Tuduhan Kosong

Bantah Menang Pilpres Akibat Bansos, Prabowo: Tuduhan Kosong

Nasional
[POPULER NASIONAL] Reaksi Usai Prabowo Tak Mau Pemerintahannya Diganggu | Auditor BPK Minta 'Uang Pelicin' ke Kementan

[POPULER NASIONAL] Reaksi Usai Prabowo Tak Mau Pemerintahannya Diganggu | Auditor BPK Minta "Uang Pelicin" ke Kementan

Nasional
Sejarah Hari Buku Nasional

Sejarah Hari Buku Nasional

Nasional
Tanggal 15 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 15 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
UPDATE BNPB: 19 Orang Meninggal akibat Banjir Bandang di Agam Sumbar

UPDATE BNPB: 19 Orang Meninggal akibat Banjir Bandang di Agam Sumbar

Nasional
KNKT Investigasi Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Fokus pada Kelayakan Kendaraan

KNKT Investigasi Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Fokus pada Kelayakan Kendaraan

Nasional
Partai Buruh Berniat Gugat Aturan Usung Calon Kepala Daerah ke MK

Partai Buruh Berniat Gugat Aturan Usung Calon Kepala Daerah ke MK

Nasional
Cerita Sulitnya Jadi Ketua KPK, Agus Rahardjo: Penyidik Tunduk ke Kapolri, Kejaksaan, Sampai BIN

Cerita Sulitnya Jadi Ketua KPK, Agus Rahardjo: Penyidik Tunduk ke Kapolri, Kejaksaan, Sampai BIN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com