Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bantah Terlibat Kasus Akil, Djohermansyah Berani Sumpah Pocong

Kompas.com - 08/11/2013, 17:41 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri Djohermansyah Johan membantah terlibat dalam kasus dugaan korupsi dalam penanganan sengketa hasil Pilkada di Mahkamah Konstitusi yang menjerat mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Akil Mochtar. Djohermansyah bahkan berani sumpah pocong untuk membuktikan kalau dia tidak pernah menerima uang sepeserpun uang hasil korupsi.

“Itu saya bantah, sumpah pocong boleh,” kata Djohermansyah di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Kuningan, Jakarta, Jumat (8/11/2013), saat dikonfirmasi soal informasi yang menyebutkan dia menerima Rp 2 miliar untuk menunda pelantikan bupati Banyuasin, Palembang, Sumatera Selatan.

Djohermansyah selesai diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi kepengurusan perkara di MK. Dia diperiksa selama hampir enam jam.

Kepada wartawan, Djohermansyah mengaku diperiksa sebagai saksi untuk tersangka Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan, serta Susi Tur Andayani. Anak buah Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi ini mengaku diajukan pertanyaan seputar hubungannya dengan dua tersangka itu.

“Saya bilang tidak kenal mereka dan tidak pernah bertemu mereka. Ya saya diperiksa mungkin karena saya Dirjen Otda,” kata Djohermansyah.

Selain soal hubungannya dengan Wawan dan Susi, Djohermansyah mengaku diajukan pertanyaan mengenai sengketa pemilihan kepala daerah Lebak yang bergulir di MK. Perkara inilah yang mengantarkan Akil ke Rumah Tahanan KPK. Akil ditetapkan sebagai tersangka atas dugaan menerima suap terkait penanganan sengketa hasil Pilkada Lebak dan Gunung Mas.

Menurut Djohermansya, dokumen mengenai pilkada Lebak tersebut belum sampai di Kemendagri. “Pilkada Lebak ini kan masih bermasalah, gugatan di MK, jadi dia belum sampai pada Kemendagri,” ucapnya.

Djohermansyah juga mengaku tidak mengenal Akil Mochtar dan tersangka Wawan, ataupun Susi. Belakangan ini, nama Djohermansyah disebut-sebut dalam pusaran kasus dugaan korupsi perkara MK. Akil diduga pernah mengirimkan surat ke Kemendagri untuk menunda pelantikan salah satu kepala daerah di Provinsi Sumsel.

Padahal, kepala daerah itu sudah memenangkan sidang sengketa Pilkada di MK. Akil juga disebut melobi Djohermansyah melalui orang kepercayaannya kemudian menjanjikan uang Rp 2 miliar kepada Djohermansyah agar pelantikan kepala daerah itu ditunda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com