Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daftar Pemilih Masih Bermasalah

Kompas.com - 03/11/2013, 08:40 WIB

Jumlah pemilih tetap di beberapa provinsi ternyata berkurang dari data sebelumnya. Dalam penetapan DPT yang dilakukan kemarin, KPU Provinsi Bali menetapkan jumlah pemilih di provinsi itu 2.941.157 orang. Jumlah ini berkurang 1.028 orang dibandingkan DPT Provinsi Bali sebelumnya, yakni 2.942.185 orang.

Di KPU Provinsi Jawa Tengah, jumlah pemilih tetap untuk Pemilu 2014 sebanyak 27.217.087 pemilih. Ini berarti ada pengurangan hingga 63.034 pemilih dibandingkan rekapitulasi yang dilakukan pada Oktober 2013 sebanyak 27.280.121 orang.

Ketua KPU Jawa Tengah Joko Purnomo mengatakan, penurunan jumlah pemilih itu disebabkan beberapa hal. Namun penyebab yang paling banyak karena ada pemilih ganda.

Sementara itu, lebih kurang 270.000 nama yang tercantum dalam DPT di Sulawesi Selatan masih belum valid. Namun, KPU provinsi itu tetap akan menyertakan nama-nama itu sebagai pemilih karena telah diverifikasi kebenarannya.

Delegitimasi pemilu

Sosiolog dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Tadjuddin Noer Effendi menyatakan, kekisruhan DPT merupakan masalah serius. ”DPT dijamin secara konstitusional. Jangan sampai penduduk wajib pilih ’digolputkan’ semata karena kesalahan administrasi,” katanya.

Wakil Ketua Komisi II DPR Arif Wibowo menegaskan, daftar pemilih yang akurat menjadi dasar paling strategis bagi keberlangsungan tahapan pemilu demokratis.

DPT yang bermasalah, lanjut Arif, bisa menjadikan arena permainan dengan dua kemungkinan. Pertama, DPT dijadikan instrumen untuk melakukan kecurangan agar memenangi pemilu. Kedua, DPT menjadi instrumen untuk mendelegitimasi pihak yang memenangi pemilu. ”Kita tak ingin dua hal itu terjadi,” ujar Arif.

Dengan pertimbangan ini, Arif berharap KPU menunda penetapan DPT sampai betul-betul meyakinkan semua pihak bahwa data itu akurat dan kredibel.

”Daftar pemilih bukan soal administrasi, deretan orang di secarik kertas, melainkan kenyataan sesungguhnya tentang ketunggalan orang,” ucap politisi PDI-P ini di sela-sela rapat DPP PDI-P dengan petugas penghubung DPD partai di KPUD se-Jawa dan Sumatera untuk membahas DPT. Hasil rapat itu akan dijadikan masukan bagi KPU dan sikap PDI-P terkait DPT.

Terkait kemungkinan mundurnya penetapan DPT nasional, Ferry Kurnia Rizkiyansyah mengatakan, KPU tetap mengupayakan menjalankan rekomendasi Bawaslu dan mengecek daftar pemilih sampai 4 November. KPU dan Bawaslu juga terus berkoordinasi memperbaiki daftar pemilih. Jika Bawaslu menilai masih diperlukan pengunduran waktu, KPU akan mengikutinya (VDL/INA/ENG/ABK/SON/WHO/COK/RWN/DEN/ETA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Nasional
Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Nasional
KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

Nasional
KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads

Copyright 2008 - 2023 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com