Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

”Lopo”, Balai Kearifan Suku Timor

Kompas.com - 02/11/2013, 09:33 WIB
Kornelis Kewa Ama Khayam

Penulis

KOMPAS.com -Sekelompok orang memakai sarung adat duduk berhadapan di bangku kayu di rumah panggung, lopo. Mereka membahas tata cara menyimpan makanan pada lumbung.

Pangan yang disimpan dalam lumbung itu merupakan stok terakhir pada puncak musim kemarau bagi warga Dusun Nuut, Desa Nusa, Kecamatan Amanuban Barat, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur.

Musyawarah adat di lopo menjadi proses awal dari semua kegiatan di desa itu. Lopo juga bermakna lumbung karena dalam tata hidup orang Timor, setiap jenis pangan disimpan di lopo.

Lopo dibedakan dari ume kbubu, yang berarti rumah bulat tanpa jendela berbentuk kerucut sebagai tempat tinggal dengan atap sampai di tanah. Untuk memasuki ume kbubu, orang harus menunduk. Hal ini bermakna hormat dan sopan kepada pemilik rumah.

Ketua Adat Dusun Nuut Napoleon Faot memimpin musyawarah adat itu. Ia mulai berbicara, diawali dengan sapaan adat ”Uis Neno” yang berarti Tuhan yang Maha Kuasa.

Tuhan diajak hadir merestui pertemuan itu agar menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dan berlangsung dalam suasana aman. Pembicaraan berlangsung dalam suasana penuh persaudaraan, kerukunan, keterbukaan, dan kejujuran.

Apa pun yang diputuskan dalam musyawarah adat harus ditaati warga. Jika ada warga yang melanggar, ia harus menanggung risiko, yang diyakini bisa berupa sakit, gagal panen, atau kutukan adat lainnya.

Istri Faot, Ny Belina Faot, menyodorkan sirih pinang kepada peserta musyawarah. Sirih pinang diedarkan berkeliling. Setiap peserta mengambil bagian mengunyah sirih pinang sebagai tanda kehadiran dengan hati terbuka dan pikiran yang cerdas.

”Tahun ini hasil panen jagung, padi, kacang, dan umbi-umbian kurang memuaskan. Bahkan, ada keluarga yang gagal panen. Jadi, kami putuskan beberapa jenis pangan disimpan, dan juga jumlahnya, bagi tiap keluarga,” kata Faot.

Setelah mengunyah sirih pinang, musyawarah dilanjutkan dengan meneguk minuman khas daerah itu. Setiap peserta musyawarah, termasuk kaum perempuan, mengambil bagian dari ritual ini.

Puncak kekeringan

Moses Baun, warga yang ikut musyawarah dan juga anggota Badan Musyawarah Adat Dusun Nuut, menyatakan, ”Hanya makanan tahan lama yang disimpan di lopo. Stok makanan itu diprioritaskan untuk jangka waktu yang relatif lama, yaitu 5-6 bulan ke depan.”

Makanan itu diprioritaskan untuk masa puncak kemarau. Tidak boleh diambil sebelum waktu itu tiba. Sebab, tanaman dan sumber air selalu mengalami kekeringan pada puncak kemarau. Kehidupan terancam.

Baun meminta, melalui peserta musyawarah, agar 145 keluarga di dusun itu menyimpan jagung saja. Setiap keluarga wajib menyimpan 500 bulir jagung. Namun, dimungkinkan pula jika ada keluarga yang menyimpan jenis makanan lain, seperti kelapa kering dan umbi-umbian.

Usulan Baun disetujui 15 peserta yang hadir. Mereka adalah anggota badan musyawarah adat di dusun itu.

Faot pun meyakinkan peserta musyawarah bahwa segala jenis makanan yang masuk ke lopo akan bertahan sampai batas waktu yang diharapkan. Leluhur akan menambahkan jika jumlahnya terbatas dan membuat makanan itu awet, bertahan sampai musim paceklik tiba.

Mince Naitboho, anggota musyawarah adat yang mewakili perempuan di dusun itu, mendukung Moses Baun. Makanan yang disimpan di dalam lumbung tidak boleh diambil. Pintu masuk keluar lumbung tetap dikunci dan orang yang ditunjuk mengambil makanan itu harus mendapat restu dari semua warga dusun.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Nasional
Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Nasional
Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Nasional
Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem 'Mualaf Oposisi'

Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem "Mualaf Oposisi"

Nasional
Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi 'King Maker'

Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi "King Maker"

Nasional
Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Nasional
Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Nasional
Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Nasional
Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Nasional
Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Nasional
Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Nasional
Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Nasional
UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

Nasional
Jemaah Haji Tak Punya 'Smart Card' Terancam Deportasi dan Denda

Jemaah Haji Tak Punya "Smart Card" Terancam Deportasi dan Denda

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com