Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Diminta Tak Lagi Kacaukan Logika Pemilihan Kapolri

Kompas.com - 07/08/2013, 11:01 WIB
Sandro Gatra

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono diminta tidak mengulangi kesalahannya dalam proses pemilihan kepala Polri selanjutnya. Meski seluruh calon yang ada dinilai kurang layak, Presiden harus memilih calon yang terbaik.

"Proses pemilihan Jenderal Timur Pradopo dulu, Presiden mengacaukan logika pemilihan kapolri," kata Koordinator Kontras, Haris Azhar, ketika dihubungi, Selasa (6/8/2013).

Haris mengatakan, meskipun tidak ada prosedur yang tetap, Presiden semestinya menunjuk perwira tinggi Polri yang berprestasi, mempunyai pengalaman cukup, mempunyai komitmen dan visi serta integritas tinggi untuk menjadi pemimpin Polri. Hal itu tidak terlihat ketika menunjuk Timur.

"Ketika lihat Timur Pradopo enggak kaya gitu. Dia terlibat kasus Trisakti Semanggi (waktu itu menjabat Kapolres Jakarta Barat). Dia tidak pernah tugas di luar Jawa, pengalaman buruk, integritas bermasalah, visi enggak jelas, kok dipilih? Dibanding kandidat lain waktu itu, ada Oegroseno, ada Nanan Soekarna yang prestasinya lebih unggul," kata Haris.

Haris menambahkan, kesalahan Presiden memilih kapolri terbukti jika melihat kinerja kepolisian di bawah kendali Timur. Banyak masalah di tubuh kepolisian dan keamanan nasional.

"Kritik kita dulu dan proses yang dilakukan Presiden terbukti. Jadi, SBY waktu itu mengacaukan logika pemilihan kapolri yang baik," tambahnya.

Haris menilai calon-calon kapolri yang sekarang berpangkat komisaris jenderal kurang layak menjadi kapolri lantaran memiliki masalah. Meski demikian, Presiden tetap harus memilih salah satu.

Seperti diberitakan, Timur tidak akan menjabat Kapolri hingga pensiun di awal 2014. Presiden akan mengajukan calon penggantinya ke DPR pada September 2013. Alasan dipercepatnya penggantian Kapolri ialah agar kepolisian bisa mempersiapkan pengamanan yang baik menjelang Pemilu 2014.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Komisi II Pertimbangkan Bentuk Panja untuk Evaluasi Gaya Hidup dan Dugaan Asusila di KPU

Komisi II Pertimbangkan Bentuk Panja untuk Evaluasi Gaya Hidup dan Dugaan Asusila di KPU

Nasional
Djoko Susilo PK Lagi, Ketua KPK Singgung Kepastian Hukum

Djoko Susilo PK Lagi, Ketua KPK Singgung Kepastian Hukum

Nasional
KPK Geledah Kantor PT Telkom dan 6 Rumah, Amankan Dokumen dan Alat Elektronik

KPK Geledah Kantor PT Telkom dan 6 Rumah, Amankan Dokumen dan Alat Elektronik

Nasional
Pembukaan Rakernas Ke-5 PDI-P Akan Diikuti 4.858 Peserta

Pembukaan Rakernas Ke-5 PDI-P Akan Diikuti 4.858 Peserta

Nasional
KPK Gelar 'Roadshow' Keliling Jawa, Ajak Publik Tolak Politik Uang

KPK Gelar "Roadshow" Keliling Jawa, Ajak Publik Tolak Politik Uang

Nasional
Bobby ke Gerindra padahal Sempat Bilang 'Insya Allah' Gabung Golkar, Mekeng: 'Nothing Special'

Bobby ke Gerindra padahal Sempat Bilang "Insya Allah" Gabung Golkar, Mekeng: "Nothing Special"

Nasional
PPP Disebut Tak Bisa Lolos Parlemen, Mardiono: Ketua KPU Bukan Pengganti Tuhan

PPP Disebut Tak Bisa Lolos Parlemen, Mardiono: Ketua KPU Bukan Pengganti Tuhan

Nasional
Soal Dapat Jatah 4 Kursi Menteri, Ketum PAN: Hak Prerogatif Prabowo

Soal Dapat Jatah 4 Kursi Menteri, Ketum PAN: Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Galang Dukungan di Forum Parlemen WWF Ke-10, DPR Minta Israel Jangan Jadikan Air Sebagai Senjata Konflik

Galang Dukungan di Forum Parlemen WWF Ke-10, DPR Minta Israel Jangan Jadikan Air Sebagai Senjata Konflik

Nasional
Alasan PDI-P Tak Undang Jokowi Saat Rakernas: Yang Diundang yang Punya Spirit Demokrasi Hukum

Alasan PDI-P Tak Undang Jokowi Saat Rakernas: Yang Diundang yang Punya Spirit Demokrasi Hukum

Nasional
Waketum Golkar Kaget Bobby Gabung Gerindra, Ungkit Jadi Parpol Pertama yang Mau Usung di Pilkada

Waketum Golkar Kaget Bobby Gabung Gerindra, Ungkit Jadi Parpol Pertama yang Mau Usung di Pilkada

Nasional
Pj Ketum PBB Sebut Yusril Cocok Jadi Menko Polhukam di Kabinet Prabowo

Pj Ketum PBB Sebut Yusril Cocok Jadi Menko Polhukam di Kabinet Prabowo

Nasional
Penerbangan Haji Bermasalah, Kemenag Sebut Manajemen Garuda Indonesia Gagal

Penerbangan Haji Bermasalah, Kemenag Sebut Manajemen Garuda Indonesia Gagal

Nasional
DKPP Didesak Pecat Ketua KPU dengan Tidak Hormat

DKPP Didesak Pecat Ketua KPU dengan Tidak Hormat

Nasional
JK Nilai Negara Harus Punya Rencana Jangka Panjang sebagai Bentuk Kontrol Kekuasaan

JK Nilai Negara Harus Punya Rencana Jangka Panjang sebagai Bentuk Kontrol Kekuasaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com