Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Jangan Cuma Sidak, Coba Denny Menyamar Jadi Napi"

Kompas.com - 30/07/2013, 10:27 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Wakil Menteri Hukum dan HAM Denny Indrayana diminta tidak hanya rajin melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Lembaga Pemasyarakatan Kerobokan, Bali. Anggota Komisi III dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Nasir Djamil mengungkapkan, Denny seharusnya menyamar sebagai narapidana untuk mengetahui kondisi sebenarnya di Lapas itu. Hal ini merespons pernyataan warga negara inggris, Rachel Dougall (40), yang mengaku diperlakukan tak manusiawi ketika ditahan di Lapas Kerobokan.  

"Ini tantangan bagi Denny sebagai Wamenkumham untuk membuktikan informasi Rachel tersebut. Kalau perlu, Denny pura-pura menyamar menjadi napi sehingga bisa melihat secara langsung apakah pernyataan Rachel mengandung kebenaran," ujar anggota Komisi III dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Nasir Djamil, Selasa (30/7/2013).

Menurut Nasir, pengakuan Rachel tentang kondisi Lapas Kerobokan sebenarnya juga terjadi di lapas-lapas lainnya di Indonesia. Perilaku tidak manusiawi di dalam lapas, kata Nasir, seakan dibiarkan begitu saja oleh petugas.

"Karenanya, informasi Rachel itu akan dapat ditindaklanjuti jika ada rekaman dalam bentuk audio visual. Bisa jadi pengakuan Rachel hanya sebatas ingin memberitahukan kepada masyarakat di dunia bahwa LP wanita Kerobokan masih bobrok," kata dia.

KOMPAS.COM/Muhammad Hasanudin Rachel Lisa Dougall (kanan) dalam sebuah acara di Lapas Kerobokan Denpasar beberapa waktu lalu. Warga negara Inggris yang baru bebas dari hukuman karena kepemilikan narkoba itu mengaku diperlukan tidak manusia saat menghuni lapas tersebut.

Pernyataan Rachel

Seperti diberitakan, Pernyataan mengejutkan datang dari Rachel Dougall (40), terpidana kasus penyelundupan kokain senilai 1,6 juta poundsterling atau sekitar Rp 25 miliar. Warga negara Inggris ini ditahan di Lapas Kerobokan, Bali. Setelah bebas pada 27 Juli 2013, Rachel pun bercerita mengenai kehidupannya selama di Lapas yang disebutnya sebagai hotel 'K' tersebut.

Meringkuk di lantai dengan alas tikar tipis di penjara Bali, Rachel juga bercerita tidak bisa berbuat banyak, kecuali menutupi wajahnya saat seorang wanita teman satu sel kerap menyiksanya dengan tendangan dan pukulan. Pengakuan Rachel ini diceritakannya melalui media Daily Mail.

Penyiksaan itu, kata Rachel, adalah yang pertama dari beberapa pemukulan yang dialaminya di dalam Lapas yang menurutnya terkenal kotor. Selama di dalam hotel prodeo, Rachel juga mengalami gangguan mental setelah dikurung dengan pecandu narkoba, tahanan HIV-positif, dan lesbian agresif secara seksual.

Dia menderita kudis dan mengatakan hampir meninggal karena pneumonia, menghabiskan satu minggu di rumah sakit.

Bagi Rachel, mungkin sulit untuk bersimpati dengan seorang wanita yang dituduh mencoba menyelundupkan 4,7 kilogram kokain dari Bangkok ke Bali, meskipun hukumannya karena tuduhan kecil atas kegagalannya melaporkan kejahatan.

Selain membongkar praktik kekerasan di dalam Lapas, Rachel juga mengkritik pemerintahan Indonesia yang dinilainya sangat munafik. Hal itu dikatakan Rachel saat melihat sekelompok regu tembak yang menembak mati terpidana kasus narkoba, sementara zat seperti sabu dan kokain dapat digunakan bebas dalam sistem penjara. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DKPP Keluhkan Anggaran Minim, Aduan Melonjak Jelang Pilkada 2024

DKPP Keluhkan Anggaran Minim, Aduan Melonjak Jelang Pilkada 2024

Nasional
Jawab Prabowo, Politikus PDI-P: Siapa yang Klaim Bung Karno Milik Satu Partai?

Jawab Prabowo, Politikus PDI-P: Siapa yang Klaim Bung Karno Milik Satu Partai?

Nasional
Pengamat Sarankan Syarat Pencalonan Gubernur Independen Dipermudah

Pengamat Sarankan Syarat Pencalonan Gubernur Independen Dipermudah

Nasional
Komnas Haji Minta Masyarakat Tak Mudah Tergiur Tawaran Haji Instan

Komnas Haji Minta Masyarakat Tak Mudah Tergiur Tawaran Haji Instan

Nasional
Libur Panjang, Korlantas Catat Peningkatan Arus Lalu Lintas

Libur Panjang, Korlantas Catat Peningkatan Arus Lalu Lintas

Nasional
DKPP Terima 233 Pengaduan Pemilu dalam 4 Bulan Terakhir

DKPP Terima 233 Pengaduan Pemilu dalam 4 Bulan Terakhir

Nasional
Prabowo: Beri Kami Waktu 4 Tahun untuk Buktikan ke Rakyat yang Tak Pilih Kita

Prabowo: Beri Kami Waktu 4 Tahun untuk Buktikan ke Rakyat yang Tak Pilih Kita

Nasional
Yusril: Penambahan Kementerian Prabowo Bukan Bagi-bagi Kekuasaan, Tak Perlu Disebut Pemborosan

Yusril: Penambahan Kementerian Prabowo Bukan Bagi-bagi Kekuasaan, Tak Perlu Disebut Pemborosan

Nasional
BPK di Pusara Sejumlah Kasus Korupsi...

BPK di Pusara Sejumlah Kasus Korupsi...

Nasional
Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Diisi Orang Politik

Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Diisi Orang Politik

Nasional
Pilkada 2024, Belum Ada Calon Perseorangan Serahkan KTP Dukungan ke KPU

Pilkada 2024, Belum Ada Calon Perseorangan Serahkan KTP Dukungan ke KPU

Nasional
Ada Jalur Independen, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Gubernur Nonpartai?

Ada Jalur Independen, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Gubernur Nonpartai?

Nasional
PPP: RUU Kementerian Negara Masuk Prolegnas, tetapi Belum Ada Rencana Pembahasan

PPP: RUU Kementerian Negara Masuk Prolegnas, tetapi Belum Ada Rencana Pembahasan

Nasional
Latihan Gabungan, Kapal Perang TNI AL Tenggelamkan Sasaran dengan Rudal Khusus hingga Torpedo

Latihan Gabungan, Kapal Perang TNI AL Tenggelamkan Sasaran dengan Rudal Khusus hingga Torpedo

Nasional
Menag Cek Persiapan Dapur dan Hotel di Madinah untuk Jemaah Indonesia

Menag Cek Persiapan Dapur dan Hotel di Madinah untuk Jemaah Indonesia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com