"Award pertama bagi lembaga negara yang bergerak di bidang penegakan hukum yang diberikan penghargaan prestisius (bergengsi)," kata Bambang melalui pesan singkat, Rabu (24/7/2013).
Dia juga mengungkapkan, pimpinan KPK berterima kasih kepada seluruh elemen KPK, masyarakat, serta media yang telah mendukung pemberantasan tindak pidana korupsi di Indonesia. Bambang berharap, penghargaan ini dapat terus menumbuhkan optimisme masyarakat dalam membangun Indonesia yang lebih baik.
"Penghargaan itu bukan hanya untuk seluruh jajaran KPK dari awal berdiri, tetapi juga jerih payah masyarakat, NGO penggiat anti korupsi, dan juga media massa di Indonesia dalam memerangi korupsi bersama KPK," tuturnya.
"Kami di KPK hanya menjalankan tugas memberantas korupsi secara sungguh-sungguh, independen, dan tanpa pandang bulu," kata Bambang lagi.
Dia juga mengatakan, KPK akan menjadikan penghargaan ini sebagai pemicu untuk bekerja lebih keras dalam memberantas tindak pidana korupsi. Penghargaan Ramon Magsaysay ini juga akan dijadikan pengingat agar KPK dapat tetap berada pada rel yang benar dan memenuhi harapan masyarakat.
KPK baru saja memperoleh penghargaan bergengsi di Asia, yakni Ramon Magsaysay Award (RMAF) 2013, atas upayanya memerangi korupsi di Indonesia. KPK dinilai sebagai lembaga antikorupsi yang independen dan berani menindak pejabat negara yang terlibat skandal korupsi.
Selain KPK, penghargaan juga diberikan kepada beberapa tokoh lainnya, yakni Ernesto Domingo dari Filipina, Lehpai Seng Raw dari Myanmar, Habiba Sarabi dari Afganistan, dan organisasi Shakti Samuha dari Nepal.
Presiden RMAF Carmencita Abella mengatakan, peraih penghargaan Ramon Magsaysay merupakan individu dan organisasi yang luar biasa. Semuanya dinilai terlibat dalam memberikan solusi yang berkelanjutan atas permasalahan sosial yang mengakar di negaranya masing-masing. Permasalahan ini dinilai telah merusak kehidupan masyarakat sehingga menciptakan kemelaratan dan kebodohan.
Permasalahan ini termasuk konflik bersenjata, penyakit yang mematikan, eksploitasi dan perdagangan manusia, korupsi dengan impunitas, serta instabilitas politik dan sistem tata pemerintahan yang buruk.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.