Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terima Kasih Ibu Wirianingsih

Kompas.com - 15/07/2013, 11:47 WIB

Menurut Pasal 1 Ayat (3) UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia yang berbunyi:

"Diskriminasi adalah setiap pembatasan, pelecehan, atau pengucilan yang langsung atau tak langsung didasarkan pada pembedaan manusia atas dasar agama, suku, ras, etnik, kelompok, golongan, status sosial, status ekonomi, jenis kelamin, bahasa, keyakinan politik, yang berakibat pengurangan, penyimpangan, atau penghapusan, pengakuan, pelaksanaan atau penggunaan hak asasi manusia dan kebebasan dasar dalam kehidupan baik individual maupun kolektif dalam bidang politik, ekonomi, hukum, sosial, budaya, dan aspek kehidupan lainnya."

"Gimana menurutmu atas peristiwa ini, Don?" tanya Juha semalam kepada sahabatnya itu melalui Blackberry Mesengger.
"Menurutku, kita mustinya berterimakasih kepada Ibu Wiwi," jawab Don mengagetkan Juha.
"Maksud lo?"
"Menurut gue, pernyataan Bu Wiwi itu justru bisa dijadikan indikasi bahwa kalangan terpelajar, kalangan berstatus sosial dan politik tinggi macam Bu Wiwi masih buta pada persoalan HAM terutama berkait dengan pernyataannya yang berlaku tidak adil terhadap ODHA."
"Coba jelaskan dengan rinci, Don."
"Selama ini, sudah menjadi fakta yang terbuka bahwa penderita HIV/ AIDS diasingkan dari akses terhadap layanan dan fasilitas-fasilitas publik bahkan dibatasi kesempatannya bekerja karena perusahaan-perusahaan tidak menerima karyawan yang menderita HIV."
"Termasuk perusahaan tempatmu bekerja ya?"
"Hmmm... kasih tau nggak ya..." jawab Don berlagak alay.
"Lanjutkan, Don."
"Diskriminasi terhadap penderita HIV AIDS juga disebabkan oleh mitos. Orang enggan berdekatan dengan penderita HIV/AIDS karena menyangka bisa tertular oleh keringat atau hembusan nafasnya."
"Padahal nggak ya?"
"Ya nggaklah. HIV tidak ditularkan melalui hubungan sehari-hari dalam kehidupan sosial, sekolah,atau di tempat kerja. Kita tidak dapat terjangkit virus ini hanya melalui bersalaman dengan seseorang, atau memeluk seseorang, menggunakan toilet yang sama atau minum dari gelas yang sama dengan orang yang positif terjangkit virus HIV, berolahraga dengannya atau terkena batuk atau bersin dari orang yang terjangkit virus HIV."
"Terus menyebarnya melalui apa?"
"Karena penitratif yang tidak terlindungi (vagina atau anus) dan sex mulut dengan orang yang terjangkit virus HIV. Transfusi darah dengan darah yang terkontaminasi. Dengan menggunakan semprotan, jarum atau benda tajam lainnya yang terkontaminasi. Dari ibu yang terjangkit infeksi hingga anaknya selama hamil, melahirkan dan menyusui."
"Sebetulnya kita nggak perlu takut ya sama ODHA. Tapi kenapa ada stigma negatif terhadap mereka?"
"Mereka disingkirkan dari masyarakat yang percaya bahwa HIV/AIDS adalah buah dari kehancuran moral dan penderitanya adalah ancaman terhadap “kemurnian” akhlak atau moralitas. Masyarakat yang tidak tahu dengan jelas cara-cara penularan HIV secara sepihak merampas hak-hak pribadi yang dimiliki oleh individu, hak untuk mendapat pekerjaan bahkan hak untuk dapat hidup dengan layak."
"Aku jadi ingat dengan ceritamu mengenai seorang penderita HIV menjelang kematiannya."
"Cerita yang mana?"
"Itu, kisah tetanggamu yang tidak dijenguk oleh para tetangga ketika sakit dan menjelang akhir hayatnya hanya karena para tetangga tahu si sakit adalah bandar narkoba dan penderita HIV/Aids."
"Ya, ya. Pendiskriminasian yang dilakukan masyarakat terhadap ODHA ( Orang Dengan HIV/AIDS) merupakan cerminan makin menipisnya rasa kemanusiaan yang dimiliki masyarakat kita."
"Padahal seharusnya kaum terdidik paham betul dengan humaniora ya? Sebuah pengetahuan yang memiliki tujuan membuat manusia lebih manusiawi."
"Sebenarnya tidak ada seorangpun yang mau terkena penyakit HIV. Mereka pada umumnya terkena penyakit ini lantaran tidak tahu pada awalnya karena ketidaksengajaan."
"Ini membuktikan sosialisasi mengenai berbagai aspek yang berkaitan dengan penanggulangan dan penanganan HIV/AIDS belum sepenuhnya berhasil. Sosialisasi yang selama ini dilakukan belum menyentuh seluruh lapisan masyarakat."
"Ya, akhirnya ODHA masih dianggap sampah masyarakat yang harus disingkirkan dan diasingkan dari kehidupan sebuah komunitas. Dalam suasana kesalahpahaman, ketakutan dan bahkan kebencian, orang-orang yang hidup dengan HIV/AIDS harus menjalani sisa hidupnya dengan hak-hak yang dirampas."
"Hiks... padahal mereka manusia juga ya seperti kita. Hanya karena pilihan yang salah dan persepsi salah dari masyarakat, mereka dikucilkan."

Don pun lantas memberikan contoh-contoh konkret mengenai diskriminasi terhadap ODHA. Misalnya, para staf rumah sakit menolak memberikan pelayanan kesehatan kepada ODHA, atasan yang memberhentikan pegawainya berdasarkan status atau prasangka akan status HIV mereka, atau keluarga/masyarakat yang menolak mereka yang hidup, atau dipercayai hidup, dengan HIV/AIDS.

Stigma dan diskriminasi tersebut menurut Don menimbulkan efek psikologis berat tentang bagaimana ODHA melihat diri mereka sendiri. "Ini bisa mendorong terjadinya depresi, kurangnya penghargaan diri, dan keputusasaan," imbuh Don.

Akhirnya, stigma dan diskriminasi juga menghambat upaya pencegahan. Sebab orang keburu takut untuk mengetahui apakah mereka terinfeksi atau tidak. Bisa pula menyebabkan mereka yang telah terinfeksi meneruskan praktik seksual tidak aman karena takut orang-orang akan curiga terhadap status HIV mereka. Akhirnya, ODHA dilihat sebagai masalah, bukan sebagai bagian dari solusi untuk mengatasi pandemi ini.

Don menyimpulkan, stigma dan diskriminasi terhadap ODHA disebabkan karena kurangnya informasi yang benar tentang cara penularan HIV, adanya ketakutan terhadap HIV/AIDS, dan fakta AIDS sebagai penyakit mematikan.

Tak dapat dimungkiri, sikap dan pandangan masyarakat terhadap ODHA sangat buruk sehingga melahirkan permasalahan serta tindakan yang melukai fisik maupun mental bagi ODHA bahkan keluarga dan orang-orang terdekatnya.

Menurut hasil penelitian dokumentasi pelanggaran HAM Yayasan Spiritia, 30% responden menyatakan pernah mengalami berbagai diskriminasi dalam pelayanan kesehatan dan dalam keluarga.

"Hmmm... ada baiknya juga ya pernyataan Mba Wiwi dalam Rapat Dengar Pendapat untuk penetapan APBN 2013," sela Juha.
"Semoga saja, pernyataan Wirianingsih ini menjadi momentum untuk menguak sikap tak adil terhadap ODHA yang juga  diterapkan oleh banyak lembaga, termasuk perusahaan-perusahaan atau pun institusi yang selama ini menyuarakan nilai-nilai kemanusiaan," Don menambahi.
"Mudah-mudahan membuka mata kita semua."
"Karena itu, kita patut mengucapkan terima kasih kepada Ibu Wirianingsih."

@JodhiY

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Nasional
Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads

Copyright 2008 - 2023 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com