Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Matahari Tepat di Atas Mekkah, Cek Arah Kiblat 14-16 Juli!

Kompas.com - 12/07/2013, 11:02 WIB

Arah kiblat di Indonesia bervariasi di antara nilai azimuth 290,15 hingga 295,55 dengan toleransi yang diperbolehkan bagi setiap titik hanyalah sebesar 0,5 derajat. Untuk mempermudah menerjemahkan angka-angka ini, secara sederhana konsep azimuth dapat kita bayangkan seperti arah-arah mata angin, hanya saja tiap arah dipatok pada nilai tertentu.

Arah utara memiliki azimuth 0, sementara timur azimuth 90, selatan dengan azimuth 180 dan barat mempunyai azimuth 270. Nilai terkecil arah kiblat Indonesia terjadi di Kabupaten Merauke (Papua) sementara yang terbesar adalah Kabupaten Manna (Bengkulu).

Rukyat arah Kiblat

Layaknya yang terjadi dalam penentuan awal Ramadhan dan hari raya, salah satu masalah dalam khasanah arah kiblat di Indonesia adalah dipaksa pisahnya hisab terhadap rukyat arah kiblat.

Perbedaan dalam sistem hisab arah kiblat memang nyaris tak dijumpai, tak seperti penentuan awal bulan kalender Hijriyyah yang ragamnya sampai 26 macam. Tetapi, akibat kurang dipahaminya tata cara rukyat arah kibla,t membuat masjid/musala di Indonesia yang jumlahnya mencapai lebih dari 800.000 buah (hanya yang terdaftar di Kementerian Agama) didominasi oleh masjid/musala yang arahnya menyudut (tak berimpit) terhadap arah kiblat Indonesia.

Dok. Muh Ma'rufin Sudibyo Contoh instrumen sederhana buatan sendiri yang dipergunakan saat rukyat arah kiblat berbasis posisi Matahari di atas kiblat. Pendulum digantung pada stasioner berupa tripod kamera biasa. Saat Matahari tepat di atas kiblat, bayang-bayang pendulum tepat berimpit dengan garis arah kiblat setempat (yang telah ditandai sebelumnya).

Inilah yang memicu heboh arah kiblat pada 2010 silam, saat arah kiblat dianggap bergeser karena beragam sebab.Padahal, yang terjadi adalah masjid/musala itu sejak awal pembangunannya memang tidak berimpit dengan arah kiblat.

Masjid/musala di Indonesia umumnya berdiri di atas lahan yang terbatas. Sehingga, arsitektur bangunannya disesuaikan dengan luasan lahan dan hanya barisan shalat (shaff)-nya yang disesuaikan terhadap arah kiblat. Rukyat arah kiblat yang terpopuler adalah yang berdasarkan kompas magnetik.

Namun, harus digarisbawahi bahwa penggunaan kompas magnetik mengandung risiko tersendiri, mengingat kinerjanya yang sangat dipengaruhi oleh garis-garis medan magnet Bumi setempat. Kontur lahan tak rata, konsentrasi logam ferromagnetik dalam tanah/bangunan, tidak berimpitnya kutub utara Bumi dengan kutub utara magnetik Bumi, kedekatan dengan jaringan listrik bertegangan sangat tinggi hingga aktivitas cuaca antariksa dalam wujud badai Matahari merupakan variabel-variabel yang dapat mengganggu jarum kompas hingga demikian signifikan.

Untuk meminimalisir gangguan-gangguan tersebut, rukyat arah kiblat umumnya memanfaatkan benda-benda langit tertentu sebagai patokan azimuth. Salah satunya adalah Matahari. Bila menggunakan Matahari, terdapat momen khusus pada akhir Mei dan pertengahan Juli di setiap tahun Masehi (Tarikh Umum). Sebab, pada saat itu, Matahari berkedudukan persis di atas kiblat.

Cukup dengan menggunakan pendulum berbobot cukup yang tergantung pada sebuah stasioner dan jam yang telah dikalibrasikan terhadap waktu standar, rukyat arah kiblat dapat dilaksanakan.

Pada 14 hingga 16 Juli 2013, jika jam tepat menunjukkan pukul 16:27 WIB atau 17:27 WITA, bayang-bayang pendulum tepat berimpit dengan arah kiblat setempat. Inilah rukyat arah kiblat yang sederhana dan praktis, namun terjamin akurasinya.

* Muh Ma'rufin Sudibyo, Koordinator Riset Jejaring Rukyatul Hilal Indonesia & Ketua Tim Ahli Badan Hisab dan Rukyat Daerah Kebumen

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sidang Kasus SYL Menguak Status Opini WTP BPK Masih Diperjualbelikan

Sidang Kasus SYL Menguak Status Opini WTP BPK Masih Diperjualbelikan

Nasional
Kemenag Sepakat Proses Hukum Penggerudukan Ibadah di Indekos Dilanjutkan

Kemenag Sepakat Proses Hukum Penggerudukan Ibadah di Indekos Dilanjutkan

Nasional
Soal Komposisi Pansel Capim KPK, Pukat UGM: Realitanya Presiden Amankan Kepentingan Justru Mulai dari Panselnya

Soal Komposisi Pansel Capim KPK, Pukat UGM: Realitanya Presiden Amankan Kepentingan Justru Mulai dari Panselnya

Nasional
PAN Lempar Kode Minta Jatah Menteri Lebih ke Prabowo, Siapkan Eko Patrio hingga Yandri Susanto

PAN Lempar Kode Minta Jatah Menteri Lebih ke Prabowo, Siapkan Eko Patrio hingga Yandri Susanto

Nasional
Kaitkan Ide Penambahan Kementerian dengan Bangun Koalisi Besar, BRIN: Mengajak Pasti Ada Bonusnya

Kaitkan Ide Penambahan Kementerian dengan Bangun Koalisi Besar, BRIN: Mengajak Pasti Ada Bonusnya

Nasional
Membedah Usulan Penambahan Kementerian dari Kajian APTHN-HAN, Ada 2 Opsi

Membedah Usulan Penambahan Kementerian dari Kajian APTHN-HAN, Ada 2 Opsi

Nasional
Zulhas: Indonesia Negara Besar, Kalau Perlu Kementerian Diperbanyak

Zulhas: Indonesia Negara Besar, Kalau Perlu Kementerian Diperbanyak

Nasional
Menag Cek Kesiapan Hotel dan Dapur Jemaah Haji di Madinah

Menag Cek Kesiapan Hotel dan Dapur Jemaah Haji di Madinah

Nasional
Usung Bima Arya atau Desy Ratnasari di Pilkada Jabar, PAN Yakin Ridwan Kamil Maju di Jakarta

Usung Bima Arya atau Desy Ratnasari di Pilkada Jabar, PAN Yakin Ridwan Kamil Maju di Jakarta

Nasional
[POPULER NASIONAL] Mahfud Singgung soal Kolusi Tanggapi Ide Penambahan Kementerian | Ganjar Disarankan Buat Ormas

[POPULER NASIONAL] Mahfud Singgung soal Kolusi Tanggapi Ide Penambahan Kementerian | Ganjar Disarankan Buat Ormas

Nasional
Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Nasional
Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Nasional
Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Nasional
Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Nasional
PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com