Dari informasi yang diperoleh, pertemuan itu diadakan untuk mencari tahu alasan mengapa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono belum bisa menyelesaikan kasus kerusuhan di Sampang. Kesepuluh warga Syiah yang datang ke Jakarta dengan menggunakan sepeda sejak dua pekan lalu itu belum juga ditemui oleh Presiden.
Seperti diberitakan sebelumnya, untuk bisa kembali ke kampung halaman di Desa Bluurandi, Kecamatan Karang Penang, Sampang, 10 korban kerusuhan Sampang bersepeda dari tempat pengungsian di gelanggang olahraga (GOR) di Sampang pada 1 Juni 2013 hingga berakhir di depan Istana Jakarta pada 16 Juni 2013.
Selama di perjalanan, 10 warga Syiah didampingi jaringan aktivis, salah satunya dari Kontras. Dimulai pukul 08.00, lima orang bersepeda beriringan. Lima orang lainnya melanjutkan perjalanan setelah istirahat di siang hari. Sorenya, kayuhan sepeda berhenti. Begitu seterusnya hingga Jakarta.
Saat malam tiba, rombongan pesepeda ini bermalam di rumah aktivis atau di tempat peristirahatan SPBU.
Awalnya, ada ratusan keluarga yang mengungsi di GOR Sampang dengan fasilitas minim. Saat ini jumlahnya telah berkurang karena sebagian warga telah diungsikan ke Sidoarjo, Jawa Timur. Kondisi pengungsi di GOR Sampang sangat memprihatinkan. Semua pengungsi hanya tidur di alas seadanya tanpa kasur.
Para pengungsi mengeluhkan perhatian pemerintah daerah. Pemerintah kabupaten menghentikan bantuan sejak Mei 2013. Setelah itu, Pemerintah Provinsi Jawa Timur memberikan dana Rp 750.000 per bulan untuk satu keluarga. Jumlah itu masih jauh dari cukup untuk menutup kebutuhan satu keluarga selama satu bulan.
Sampai berita ini diturunkan, 10 warga Syiah telah tiba di Gedung Wantimpres. Turut mendampingi, Koordinator Kontras Haris Azhar dan beberapa aktivis Kontras lainnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.