JAKARTA, KOMPAS.com — Koordinator aksi Front Pemuda Merah Putih, Martin, mengatakan, unjuk rasa yang mereka lakukan di kantor Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (11/6/2013) siang, tidak dilakukan atas pesanan TNI. Demonstrasi itu murni dilakukan oleh massa yang tidak sependapat dengan Kontras.
"Enggak ada itu yang namanya suruhan TNI, murni kita tergabung di beberapa elemen masyarakat, ada orang Papua juga, mahasiswa, dan lainnya," ujar Martin pada Kompas.com di sela-sela aksi unjuk rasa.
Sekitar 30 demonstran itu mempertanyakan pernyataan Kontras tentang keterlibatan aparat TNI di balik penembakan di kawasan tambang Freeport, Papua. Massa mengecam pernyataan Kontras itu karena mereka menganggap sikap Kontras sebagai bentuk dukungan pada kaum separatis.
Martin mengaku bahwa organisasi tersebut mendukung tentara Indonesia, tetapi bukan berarti aksi mereka didalangi oleh TNI. Sikap organisasinya pun secara tegas menganggap sejumlah aksi penembakan di tanah Papua diyakini didalangi gerakan separatis.
"Logikanya begini saja, Papua kan rawan konflik. Ada OPM yang bersenjata merebut kemerdekaan Indonesia, kan berarti tidak mungkin aparat TNI yang melakukan penembakan," kata Martin.
Massa menyayangkan sikap Kontras yang tidak melakukan advokasi kepada korban penembakan, tetapi justru menuding hal yang mereka anggap tidak mendasar. Untuk itu, Front Pemuda Merah Putih menuntut Kontras mengevaluasi diri.
Aksi unjuk rasa itu berlangsung tertib. Seusai melakukan dialog dengan Kontras, massa pun membubarkan diri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.