Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepala Staf AD Ingin Prajurit Santun dan Rendah Hati

Kompas.com - 04/06/2013, 13:37 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Moeldoko mengakui masih ada masalah dalam proses reformasi di TNI AD, khususnya dalam bidang kultur. Indikator masih adanya masalah di internal TNI AD, menurut Moeldoko, terlihat masih ada adanya prajurit yang arogan. Namun, Moeldoko mengaku bahwa dia sebenarnya ingin agar para prajurit TNI berubah lebih cepat menjadi lebih baik.

"Saya inginkan prajurit yang santun, rendah hati, dan bisa menatap apa yang diinginkan rakyat," kata Moeldoko saat pertemuan dengan media massa di Mabes TNI AD, Jakarta, Selasa (4/6/2013).

Acara itu dihadiri pimpinan media massa, para panglima kodam, dan pejabat TNI AD. Pertemuan itu adalah pertama kali setelah Moeldoko menjabat sebagai KSAD.

Moeldoko mengatakan, pihaknya tengah membicarakan langkah-langkah perbaikan untuk merespons keinginan rakyat. Menurut dia, rakyat tidak ingin prajurit TNI AD menang sendiri atau merasa di atas segalanya. Ketika format perubahan kultur rampung, katanya, akan didistribusikan kepada seluruh jajaran TNI AD untuk diimplementasikan.

Hanya saja, tambah Moeldoko, memang tidak mengubah pola pikir prajurit. Namun, ia meminta kepada semua pihak untuk memercayai bahwa pimpinan TNI mampu mengubah kultur prajurit yang profesional, santun, bermartabat, dan rendah hati.

Seperti diberitakan, TNI AD tengah disorot atas rentetan penyimpangan, yakni pembakaran Polres Ogan Komering Ulu di Sumatera Selatan, pembunuhan 4 tahanan di Lapas Cebongan di DI Yogyakarta, serta penganiayaan staf PDI-P di kantor DPP PDI-P di Jakarta. Terakhir, 6 anggota TNI AD dari Batalyon Infanteri 400 /Raider Kodam IV Diponegoro menjadi tersangka pembunuhan warga sipil di Semarang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menag Sebut Jemaah RI Akan Dapat 'Smart Card' Haji dari Pemerintah Saudi

Menag Sebut Jemaah RI Akan Dapat "Smart Card" Haji dari Pemerintah Saudi

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Dapil Sumut I-III

Sengketa Pileg, PPP Klaim Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Dapil Sumut I-III

Nasional
Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

Nasional
Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Total Anggaran Rp 1,4 Triliun

Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Total Anggaran Rp 1,4 Triliun

Nasional
Meneropong Kabinet Prabowo-Gibran, Menteri 'Triumvirat' dan Keuangan Diprediksi Tak Diisi Politisi

Meneropong Kabinet Prabowo-Gibran, Menteri "Triumvirat" dan Keuangan Diprediksi Tak Diisi Politisi

Nasional
Dewas KPK Gelar Sidang Perdana Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Dewas KPK Gelar Sidang Perdana Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Nasional
Jokowi Resmikan 40 Kilometer Jalan Inpres Senilai Rp 211 Miliar di NTB

Jokowi Resmikan 40 Kilometer Jalan Inpres Senilai Rp 211 Miliar di NTB

Nasional
Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

Nasional
Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal 'Food Estate'

Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal "Food Estate"

Nasional
Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Nasional
Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Nasional
Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com