Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Djoko Punya Buku Khusus untuk Uang dari Rekanan

Kompas.com - 31/05/2013, 21:37 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Selaku Bendahara Korps Lalu Lintas Kepolisian RI, Komisaris Polisi Legimo rupanya tidak hanya mengurusi transaksi uang keluar dan masuk kas Korlantas. Ia juga mencatat transaksi yang bersumber dari fee proyek atas perintah atasannya, Inspektur Jenderal Djoko Susilo.

Menurut Legimo, uang terkait proyek yang diterima Djoko itu dicatatnya dalam buku khusus. “Kalau APBN pelaporannya ke Irwasum, tapi kalau dana-dana, saya membukukannya ke kas tertentu, sebagai bukunya Kakor (Kepala Korlantas, Djoko), buku khusus,” kata Legimo saat bersaksi dalam persidangan kasus dugaan korupsi proyek simulator SIM dengan terdakwa Djoko di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Jumat (31/5/2013).

Legimo juga mengatakan, Djoko rutin mengontrol transaksi uang yang dicatat dalam buku khusus itu setiap dua minggu hingga dua bulan sekali. Mendengar kesaksian Legimo, hakim Anwar pun bertanya apakah praktik pencatatan uang proyek di buku khusus ini memang berlaku umum di institusi Polri.

“Institusi Polri yang lain tahu enggak?” tanya hakim Anwar. Lantas Legimo mengaku tidak tahu apakah pencatatan ini juga dilakukan divisi Polri yang lain atau tidak. “Untuk yang lain, kurang tahu, tapi yang saya kerjakan ada,” ujarnya.

Kemudian hakim Anwar menanyakan untuk apa penggunaan uang yang dicatat dalam buku khusus tersebut. “Uang di buku itu untuk apa? Pribadi Korlantas atau uang Polri?” tanyanya.

Atas pertanyaan ini, Legimo mengatakan, pengeluaran kas tersebut berdasarkan perintah Kepala Korlantas, yakni Djoko Susilo, sementara pengelolaannya dibukukan Legimo selaku bendahara.

Kepada majelis hakim, Legimo juga mengaku pernah diperintahkan Djoko untuk membayarkan uang ke sejumlah pihak. Salah satunya kepada seseorang bernama Nana Suryana yang mengaku sebagai pengurus kebun Djoko di kawasan Subang, Jawa Barat. “Sekali ngasih bisa Rp 300 juta. Saya lupa berapa kali,” ujarnya.

Saat ditanya jaksa terkait asal uang yang digunakan untuk membayarkan sejumlah pihak, termasuk Nana, Legimo mengatakan, “Kalau dana dari hasil pemberian perusahaan-perusahaan tersebut masih ada, dipakai dari perusahaan-perusahaan itu. Tapi kalau tidak ada, baru saya pinjam ke koperasi.”

Menurut Legimo, pinjaman Djoko ke Primer Koperasi Polri sudah mencapai Rp 12 miliar yang belum dilunasi hingga Djoko dimutasi sebagai Gubernur Akademi Kepolisian.

Pemberian dari rekanan

Kesaksian Legimo juga mengungkapkan adanya uang Rp 4 miliar yang diantarkan Direktur PT Citra Mandiri Metalindo Abadi (CMMA) Budi Susanto kepada Djoko Susilo. Selain uang Rp 4 miliar, Legimo mengaku pernah menerima uang dalam bentuk empat kardus besar atas perintah Djoko. Menurut Legimo, uang dalam kardus ini pun berasal dari Budi Susanto, pemenang tender proyek simulator ujian surat izin mengemudi roda dua dan roda empat.

Bukan hanya itu, Legimo juga mengaku pernah diperintah mengambil uang dari PT Pura Group yang berkantor di Kudus, Jawa Tengah. Uang yang nilainya miliaran rupiah tersebut berkaitan dengan proyek pengadaan blangko STNK dan BPKB di Korlantas Polri. PT Pura Group pernah bekerja sama dengan rekanan Polri mengadakan blangko STNK dan BPKB serta material untuk SIM tahun 2008 dan 2009.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

    Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

    Nasional
    Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

    Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

    Nasional
    Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

    Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

    Nasional
    Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

    Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

    Nasional
    PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

    PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

    Nasional
    KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

    KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

    Nasional
    Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

    Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

    Nasional
    Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

    Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

    Nasional
    Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

    Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

    Nasional
    Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

    Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

    Nasional
    Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

    Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

    Nasional
    Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

    Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

    Nasional
    Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan 'Food Estate'

    Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan "Food Estate"

    Nasional
    Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

    Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

    Nasional
    KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

    KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com