JAKARTA, KOMPAS.com — Politisi PDI Perjuangan, Sukur Nababan, akhirnya angkat bicara soal kasus ketidakhadiran pada beberapa rapat paripurna dan komisi. Kasus Sukur ini akan segera diputus oleh Badan Kehormatan DPR terkait jenis pelanggaran dan sanksi yang akan dijatuhkan. Sukur berdalih selama ini dia tidak hadir dalam rapat komisi maupun paripurna karena kondisi kesehatan.
"Saya mengidap penyakit belfasi, seperti stroke selama beberapa bulan kemarin. Saya dirawat di rumah sakit di Singapura, jadi saya bukannya bolos," ujar Sukur di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (13/5/2013).
Sukur menuturkan, penyakit tersebut membuat sebagian wajahnya sulit digerakkan. Dengan demikian, ia harus menjalankan perawatan rutin hingga saat ini bisa kembali menjalani aktivitas. Selama dirawat, Sukur mengaku sudah menyampaikan surat izin kepada fraksi dan Badan Kehormatan.
"Tapi, staf ahli saya ternyata hanya memberikan surat itu ke fraksi. Jadi, ini benar-benar murni kesalahan administrasi, tidak ada niatan saya berbohong," ujarnya.
Saat ditanyakan tentang aktivitas bisnisnya, Sukur mengaku ia memang giat menjalankan bisnisnya di sektor multilevel marketing. Namun, ia memastikan bisnisnya itu tidak pernah mengganggu kerjanya sebagai anggota dewan.
"Ketidakhadiran saya murni karena sakit," imbuhnya.
Badan Kehormatan kini sudah mendapat salinan surat medis dari Sukur Nababan. Berdasarkan catatan Badan Kehormatan DPR, Sukur telah sembilan kali berturut-turut tidak mengikuti rapat apa pun di Parlemen. Di dalam undang-undang MPR, DPR, DPRD, dan DPD, seorang anggota dewan yang enam kali berturut-turut tidak hadir dalam rapat tanpa keterangan bisa diberhentikan.
Rencananya, pada minggu ini, BK akan memutus kasus Sukur. Terkait hal ini, Sukur pun mengaku pasrah. Ia tak mau ambil pusing dengan kasusnya ini. Pasalnya, pria yang menjadi caleg di daerah Bekasi dan Depok ini mengaku tidak terlalu berambisi maju lagi sebagai calon anggota legislatif pada Pemilu 2014 mendatang.
"Saya mencalonkan diri itu sebenarnya karena diminta partai. Kalau boleh memilih, saya sebenarnya sudah tidak mau lagi maju sebagai caleg. Lebih enak sebagai anggota masyarakat saja," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.