Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Hari Penangkapan, Luthfi Hubungi Orang Dekat Suswono

Kompas.com - 08/05/2013, 21:01 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera, Luthfi Hasan Ishaaq, sempat menghubungi orang dekat Menteri Pertanian Suswono yang bernama Soewarso saat penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi menangkap Ahmad Fathanah, orang dekat Luthfi. Luthfi meminta Soewarso untuk datang ke kantor DPP PKS.

"Pak Luthfi hubungin saya, dia menjelaskan ada penangkapan, tapi saya enggak jelas penangkapan apa dan siapa. Saya diminta datang ke DPP," kata Soewarso saat bersaksi dalam persidangan kasus dugaan korupsi kuota impor daging sapi dengan tersangka Juard Effendi dan Arya Effendi, Jakarta, Rabu (8/5/2013).

Menurut Soewarso, dalam pertemuan di kantor DPP PKS itu, Luthfi memintanya mencari informasi ke Kementerian Pertanian soal penangkapan tersebut. "Dia menjelaskan apakah yang tertangkap ini terkait dengan DO (daging oplosan), coba tolong cari informasi ke pertanian, ada kaitannya dengan ini enggak," tuturnya.

Soewarso pun sempat berdiskusi dengan Menteri Pertanian Suswono terkait penangkapan tersebut. "Saya sempat diskusi dengan Pak Mentan, apakah penangkapan ini terkait jual beli DO (daging oplosan)," kata Soewarso.

Tak lama setelah menangkap Fathanah beserta Juard dan Arya, KPK menetapkan Luthfi sebagai tersangka dan menjemput mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat itu dari kantor DPP PKS untuk diamankan di Gedung KPK.

Menanggapi keterangan ini, tim jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi kemudian mengkonfirmasikan keterangan Soewarso di persidangan dengan di berita acara pemeriksaan. Jaksa M Rum mengatakan, saat pembuatan BAP, tim penyidik KPK memperdengarkan rekaman percakapan antara Soewarso dengan Luthfi.

"Masih ingat enggak dalam percakapan itu Luthfi bilang, 'sohib antum ini kantornya sampai disegel?" ujar jaksa Rum.

s pertanyaan ini, Soewarso mengaku ingat rekaman percakapan tersebut. Namun dalam persidangan ini, dia mengaku tidak tahu jelas siapa yang dimaksud Luthfi dengan 'sohib antum'.

Sementara dalam BAP-nya, menurut jaksa Rum, Soewarso menjawab, yang dimaksud dengan kantor yang disegel itu adalah kantor PT Indoguna Utama. Dalam persidangan, Soewarso kembali mengklarifikasi jawabkantor sohib yang disegel itu adalah kantor PT Indoguna karena mendengar dari pemberitaan kalau perusahaan itu juga disegel KPK. Soewarso juga mengakui Luthfi pernah bicara kepadanya dengan kalimat "kasus ini business to business". Namun, Soewarso mengaku tidak tahu maksud dari pernyataan Luthfi tersebut.

Adapun Soewarso dalam surat dakwaan Juard dan Arya disebut ikut dalam pertemuan di Medan antara Luthfi, Suswono, dan Direktur Utama PT Indoguna annya dalam BAP itu. Kepada jaksa KPK, Soewarso mengaku beranggapan kalau 'sohib' yang dimaksud dalam rekaman itu adalah teman Luthfi, dalam hal ini Mentan Suswono. "Karena kantor Deptan kan disegel juga," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Wapres: Kalau Keluarga Baik, Bangsa Indonesia Akan Baik

    Wapres: Kalau Keluarga Baik, Bangsa Indonesia Akan Baik

    Nasional
    Kekuatan Oposisi Masih Tetap Dibutuhkan...

    Kekuatan Oposisi Masih Tetap Dibutuhkan...

    Nasional
    Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

    Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

    Nasional
    Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

    Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

    Nasional
    Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

    Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

    Nasional
    MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

    MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

    Nasional
    Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

    Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

    Nasional
    Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

    Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

    Nasional
    Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

    Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

    Nasional
    CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

    CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

    Nasional
    Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum 'Move On'

    Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum "Move On"

    Nasional
    CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

    CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

    Nasional
    Prabowo-Gibran Disarankan Terima Masukkan Masyarakat saat Memilih Menteri, daripada 'Stabilo KPK'

    Prabowo-Gibran Disarankan Terima Masukkan Masyarakat saat Memilih Menteri, daripada "Stabilo KPK"

    Nasional
    CSIS: Caleg Terpilih yang Terindikasi Dinasti Politik Terbanyak dari Nasdem, Disusul PDI-P

    CSIS: Caleg Terpilih yang Terindikasi Dinasti Politik Terbanyak dari Nasdem, Disusul PDI-P

    Nasional
    MK Registrasi 297 Sengketa Pileg 2024

    MK Registrasi 297 Sengketa Pileg 2024

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com