Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semangat Revitalisasi Budaya di Kota Dumai

Kompas.com - 23/03/2013, 21:27 WIB

Untuk mengetahui lebih jelas mengenai Warisan Budaya dan Alam dapat dengan membaca dan mempelajari Konvensi tentang Perlindungan Budaya Dunia dan Warisan Alam yang dirumuskan oleh PBB. Sedangkan mengenai cagar budaya di Indonesia sudah memiliki landasan hukum dengan disahkannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.

Kelima: pengelolaan dan pengembangan pariwisata berkelanjutan berbasis budaya.
Hal ini sangat dibutuhkan agar setiap proses, cara, perbuatan menghidupkan atau menggiatkan kembali budaya di Kota Dumai juga berdampak positif untuk berbagai sektor khususnya pariwisata serta ekonomi, sosial, pendidikan, politik dan kebudayaan itu sendiri.

Kelima hal tersebut akan sangat bermanfaat dalam upaya dan usaha revitalisasi budaya di Kota Dumai. Namun yang tak boleh diabaikan adalah para pemangku kepentingan punya perhatian yang serius bersama dengan masyarakat memiliki kebanggaan dan rasa memiliki terhadapa warisan budaya yang ingin dikelola dan dikembangkan.

Dalam perspektif kebudayaan, pengakuan dunia memang sangat diperlukan terhadap warisan budaya yang dimiliki dan tumbuh berkembang di suatu daerah maupun negara namun kita tak boleh lupa bahwa yang paling utama adalah semangat dan hasrat untuk mengenal, mengakui dan mencintai warisan budaya dari masyarakatnya sendiri.

Kita juga berharap agar para pemangku kepentingan bersama dengan masyarakat di Kota Dumai untuk segera melaksanakan revitalisasi budaya yang ada di Kota Dumai.

Apa saja tanggung jawab utama pihak yang mengurusi bidang kebudayaan di Kota ini? Jika ada yang berapriori bahwa mereka hanya sebatas menyelenggarakan kegiatan-kegiatan seremonial saja tanpa ada pengelolaan dan pengembangan yang berkelanjutan atau hanya sekadar untuk melepas tanggung jawab untuk mempergunakan  anggaran “berbudaya” dan “kebudayaan” yang pada akhirnya malah membuat kota ini menjadi miskin pengelolaan dan pengembangan serta informasi-informasi atas nilai-nilai, kekayaan dan warisan budaya? Tentu apriori itu tak elok diperpanjang sebab tak patut kita terlalu berburuk sangka atas kinerja yang mengurus kebudayaan sebelum mengetahui apa kendala-kendala utama yang mereka hadapi dalam upaya mengurus kebudayaan di Kota Dumai. Menemukan solusi atas kendala-kendala yang dihadapi tersebut tidak hanya menjadi tanggung jawab pihak yang mengurusi kebudayaan saja namun juga kita selaku masyarakat di Kota Dumai termasuk juga kalangan perusahaan-perusahaan besar yang ada.

Sejauh mana pemerintah Kota Dumai punya itikad baik dan berupaya untuk menjadikan masyarakat Kota Dumai sebagai masyarakat yang mengenal dan mencintai budayanya sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang berbudaya?

Upaya-upaya Pemerintah Kota Dumai melalui Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda & Olahraga seperti pembuatan Profil Pariwista Kota Dumai, penyelenggaraan atraksi, panggung dan festival budaya serta kesenian, pembangunan dan pemeliharaan situs cagar budaya, dan pembinaan budaya lainnya merupakan wujud nyata niat baik dan komitmen pemerintah dalam mewujudkan Kota Dumai sebagai kota yang berbudaya. Namun hal tersebut masih perlu dilengkapi dengan adanya upaya yang sistematis dan menyeluruh untuk pencatatan dan pendataan nilai-nilai, kekayaan dan warisan budaya yang ada di Kota Dumai.

Beberapa kekayaan dan warisan budaya dan alam serta situs cagar budaya di Kota Dumai seperti Andam Budaya Melayu, Andam Budaya Nusantara, Tari Puteri Tujuh, Lagu Puteri Tujuh, Tradisi Lampu Colok, Cerita-Cerita Rakyat, Tradisi Bejamu Laut, Bandar Bakau, Bujang Dara Kota Dumai, Pagelaran Prosesi Adat 7 Kecamatan, Kompang, Rebana/Qasidah, Barzanji, Kompang, Ragam Budaya dari 16 Ikatan Keluarga berbasis kesamaan suku di Kota Dumai, Pengobatan Tetemas, Bolu Kembojo dan Situs Bakau Kuala Sungai Dumai adalah beberapa contoh nama yang perlu didaftarkan ke tingkat provinsi, nasional dan internasional. Penulis berkeyakinan bahwa masih banyak lagi kekayaan dan warisan budaya di Kota Dumai yang belum tercatat dan terdata seperti halnya warisan budaya yang terkait dengan budaya masyarakat pesisir di Kota Dumai.

Belum banyak tersedianya referensi ilmiah mengenai warisan budaya di Kota Dumai yang sesuai dengan paradigma penelitian kebudayaan perlu juga disikapi secara arif meski ada beberapa buku yang memuat tentang warisan budaya di Kota Dumai seperti buku kumpulan cerita rakyat dengan berisikan cerita rakyat tentang Legenda Puteri Tujuh, Misteri Asal Mula Nama Lubuk Gaung, Buah Bakau Belukap Jin Qunai, Panglima Hitam, dan Bujang Manja. Selain itu cerita rakyat tentang Empat Harimau yang bernama Datuk Kilat Senja, Datuk Kurus, Datuk Tengkes dan Datuk Tinjau Belukar serta cerita rakyat mengenai asal mula nama Bukit Jin, Bukit Datuk, Bukit Gelanggang, Bukit Kapur dan Bukit Timah juga merupakan sebentuk warisan budaya tak benda yang termasuk dalam khazanah sastra.

Program dan kegiatan seperti penerbitan buku cerita rakyat di Kota Dumai, Tradisi Lampu Colok yang dilombakan, pemilihan Bujang Dara, perekaman lagu-lagu daerah dan berbagai atraksi budaya lainnya yang telah diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Dumai melalui Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda & Olahraga sangat bermanfaat untuk masyarakat. Tak hanya untuk memperkenalkan nilai-nilai budaya yang ada dalam pelaksanaan kegiatan tersebut namun juga sarana untuk memperkuat identitas kebudayaan yang ada di Kota Dumai.

Tak ada salah dan ruginya jika dilaksanakan upaya untuk mendaftarkan khazanah dan warisan budaya di Kota Dumai ke tingkat provinsi dan nasional serta  didaftarkan pula ke lembaga yang mengurus kebudayaan seperti Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Riau, Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kota Dumai, Direktorat Internalisasi Nilai dan Kekayaan Budaya, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dan United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO). Dengan dilaksanakannya upaya tersebut maka diharapkan masyarakat Kota Dumai semakin bangga dengan identitas budaya yang ada dalam setiap warisan budayanya dan berbagai kalangan di luar Kota Dumai semakin mengenal dan tertarik untuk datang ke Kota Dumai untuk mempelajari dan menikmati warisan budaya dari Kota Dumai.

Jika empat belas tahun yang lalu saja telah banyak masyarakat termasuk generasi muda di Kota Dumai yang lebih mengenal dan menyukai berbagai budaya lain yang datang dari luar negeri maka saat ini sudah semakin banyak pula anak bangsa khususnya generasi muda dan masyarakat di Kota Dumai yang lebih mengenal dan gemar budaya lain. Hal tersebut tidak dapat dihindari karena kita sedang berada dalam bagian globalisasi. Hanya tinggal bagaimana globalisasi itu dapat dimanfaatkan untuk membuat kebudayaan bangsa kita semakin dikenal dan dicintai oleh anak bangsa sendiri.

Setiap upaya dan usaha untuk membangkitkan semangat dalam melaksanakan proses, cara, perbuatan menghidupkan atau menggiatkan kembali budaya di Kota Dumai patut kita dukung sepanjang pelaksanaannya sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku serta dikerjakan dengan rasa tanggung jawab yang tinggi. Meski Dumai saat ini dapat dikatakan sebagai salah satu wilayah urban yang terkenal dengan pelabuhan dan kawasan industrinya namun tak perlu kita bimbang pula dengan semakin kuat dan hebatnya unsur-unsur budaya lain masuk baik dalam proses akomodasi, akulturasi, asimilasi, kerja sama dan interaksi sosial lainnya karena selama kita masih mau bersemangat mengenal dan mencintai warisan budaya sendiri maka apapun bentuk budaya lain yang masuk tentu akan difilter sesuai dengan paradigma kebudayaan yang kita miliki.

Memang tidak dapat dipungkiri dan dihindari bahwa kebudayaan berada pada lintasan yang dinamis namun tetap saja anak bangsa perlu mengenal dan mencintai budaya bangsanya sendiri. Kalau tidak ada upaya dan usaha untuk memperkuat dan memperhebat semangat revitalisasi budaya di Kota Dumai dan Indonesia pada tingkat nasional maka lima atau sepuluh tahun lagi mungkin tak ada lagi generasi muda yang akan bangga menggunakan identitas budayanya sendiri sambil mengepalkan tangan dan mengucapkan kalimat “Aku bangga menjadi bangsa Indonesia yang kaya dengan keberagaman budaya dan suku bangsa” serta dengan semangat berkata “Kamilah bangsa Indonesia Raya yang mencintai warisan budaya.”

Tak ada kata terlambat untuk berbuat sepanjang hayat masih dikandung badan maka selama itu pula janji dan gagasan dalam ucapan dan tulisan dapat maujud berupa aksi dan tindakan agar dapat pula kita menjadi mahluk  yang berbudaya serta mencintai warisan budaya bangsa baik yang ada di Kota Dumai dan Indonesia yang beragam dari Sabang sampai Merauke.

Harapannya penulisan artikel ini menjadi salah satu bentuk nyata berkarya dengan mendarmabaktikan pemikiran melalui tulisan untuk bangsa dan negara. Semoga dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya yang ingin bersemangat dalam mengenal dan mencintai warisan budaya di Kota Dumai sebagai bagian dari Indonesia Raya.

Ahlul Hukmi
Penyair, penulis fiksi dan non fiksi. Anak Jati Indonesia Raya. Berdomisili di Kota Dumai, Riau.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com