Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semangat Revitalisasi Budaya di Kota Dumai

Kompas.com - 23/03/2013, 21:27 WIB

Tak terasa Kota Dumai akan berusia 14 tahun. Menjelang Hari Ulang Tahun ke-14 Kota Dumai yang akan diperingati dan dirayakan pada bulan April 2013 maka perlu diimbau agar ada perhatian lebih serius lagi dari berbagai kalangan khususnya pemangku kepentingan seperti Pemerintah, DPRD serta masyarakat Kota Dumai terhadap pembangunan dan pengembangan sektor kebudayaan khususnya pada upaya pencatatan dan pengelolaan nilai-nilai, kekayaan dan warisan budaya di Kota Dumai. Jika hendak ingin menjadikan Kota Dumai sebagai kota yang berbudaya maka sangat penting untuk membangkitkan semangat revitalisasi budaya.

Masyarakat Kota Dumai tak perlu menjadi ragu dan minder pula dalam melaksanakan upaya memperkenalkan kekayaan dan warisan budaya kepada masyarakat baik di dalam maupun luar Kota Dumai pada tingkat provinsi, nasional dan internasional meski tak ada penemuan cagar budaya seperti Candi maupun Prasasti di Kota Dumai. Warisan budaya tidak hanya sebatas Candi dan Prasasti saja. Masih banyak kekayaan dan warisan budaya di Kota Dumai ini baik yang sudah tercatat oleh pihak yang mengurus kebudayaan, individu dan organisasi di tingkat lokal Kota Dumai maupun yang belum tercatat.

Ranah kebudayaan juga tidak hanya sebatas seni tari, busana, sastra dan kuliner meski di sebuah daerah mungkin lebih banyak warisan budaya, kegiatan dan karya terkait seni tari, busana, sastra dan kuliner. Pengembangan dan pembinaan kebudayaan juga tidak semata-mata terfokus pada penyelenggaraan kegiatan-kegiatan saja meski dalam penyelenggaraan kegiatan-kegiatan terkait atraksi budaya terdapat dampak-dampak positif dalam menumbuhkembangkan semangat mengenal dan mencintai kebudayaan.

Dr. (HC) H. Tenas Effendi saat menjadi pemakalah pada seminar Perpuisian Melayu Nusantara Mutakhir dengan Tema Menggali Nilai Kearifan Puisi Melayu di Seminar Internasional Perpuisian Nusantara dari Hulu hingga Hilir (Perspektif Filosofis, Historis, dan Eksistensi) dalam Pertemuan Penyair Nusantara VI, 28-30 Desember 2012 di Jambi, menyebutkan perlu adanya cara pewarisan nilai-nilai budaya khususnya dalam konteks perpuisian Melayu yang baik dan sistematis kepada generasi muda saat ini. Pada tataran kebudayaan yang lebih luas tidak sebatas pada ruang lingkup sastra maka apa yang dinyatakan oleh tokoh adat dan budayawan Riau tersebut memang benar dan patut dicermati oleh berbagai pihak di Kota Dumai. Penulis menyimpulkan bahwa jika ingin generasi muda dan anak bangsa yang eksis saat ini dan di masa akan datang dapat mengenal dan mencintai budayanya sendiri maka cara pewarisan nilai-nilai budaya perlu juga direvitalisasi agar budaya sendiri tidak kalah bersaing dan dapat lebih populer dibandingkan dengan berbagai unsur budaya lain yang secara cepat digemari oleh anak bangsa.

Masih banyak kekayaan dan warisan budaya yang ada di Kota Dumai yang perlu segera dicatat, didaftarkan, dikelola, dijaga dan dilestarikan. Jika perlu tidak ada salahnya segera disiapkan pula rancangan peraturan daerah Kota Dumai tentang kebudayaan agar semakin jelas arah paradigma berkebudayaan seperti apa yang diinginkan oleh masyarakat Kota Dumai.

Untuk melaksanakan revitalisasi budaya khususnya di Kota Dumai terdapat beberapa hal penting untuk disiapkan oleh para pemangku kepentingan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.

Pertama: sumber daya manusia.
Para pemangku kepentingan dalam penyelenggaraan pemerintahan bersama organisasi atau lembaga yang bergerak di bidang kesenian, kebudayaan, kepariwisataan, pendidikan dan penelitian mesti bersinergi untuk membuat nilai-nilai, kekayaan dan warisan budaya yang ada di Kota Dumai semakin dikenal dan dicintai oleh masyarakat.

Jika di setiap kelurahan di Kota Dumai yang berjumlah 33 Kelurahan telah disiapkan tim kecil, individu-individu atau kelompok-kelompok untuk melaksanakan pencatatan nilai-nilai, kekayaan dan warisan budaya pada masing-masing kelurahan maka pihak yang mengurus kebudayaan di Kota Dumai ini tentu tidak akan mengalami kendala-kendala yang berarti lagi sebab di semerata tempat sudah digeliatkan semangat, upaya dan usaha dengan berbagai komponen masyarakat Kota Dumai untuk bersinergi mencatat dan mendaftarkan kekayaan dan warisan budaya yang ada.

Di samping itu keberadaan wartawan maupun jurnalis dan media massa baik cetak, online, elektronik seperti televisi dan radio juga sangat bermanfaat untuk memperkuat identitas dan revitalisasi kebudayaan di Kota Dumai. Media massa adalah tulang punggung penyebarluasan informasi. Keberadaan media massa sangat penting dalam mempercepat gerakan revitalisasi kebudayaan.

Perkembangan media sosial dalam kemajuan Teknologi Informasi Komunikasi seperti blog, facebook, twitter, youtube, Google+, MySpace, Linkedin, Plurk, Thumblr, TripAdvisor dan sebagainya juga dapat dimanfaatkan untuk mengenalkan dan mempromosikan warisan budaya di Kota Dumai secara masif dan sistematis.

Tanpa adanya penyebarluasan informasi mengenai pentingnya revitalisasi kebudayaan maka upaya dan usaha terkait kebudayaan akan berjalan sendiri-sendiri secara sektoral, tidak diketahui dan dipahami oleh banyak orang dan orang banyak. Kita patut memberikan apresiasi setinggi-tingginya terhadap media massa yang telah memberikan ruang dan laluan dalam mendukung upaya dan usaha revitalisasi kebudayaan di Kota Dumai dan Indonesia pada tingkat nasional.

Kedua: payung hukum berupa Peraturan Daerah Kota Dumai tentang Kebudayaan.
Peraturan Daerah Kota Dumai tentang kebudayaan perlu segera dirancang dan ditetapkan. Pelaksanaan revitalisasi budaya dan upaya untuk menjadikan Dumai sebagai kota yang berbudaya dapat berjalan sesuai dengan tujuan, sasaran dan dapat dipertanggungjawabkan baik secara ilmiah dalam bingkai paradigma kebudayaan.

Ketiga: sumber pembiayaan.
Tentu saja faktor lain yang sangat penting dalam keberhasilan dalam upaya dan usaha tersebut adalah ketersediaan anggaran. Baik itu baik dari pos anggaran pendapatan dan belanja daerah, dana untuk mengurus kebudayaan dari pemerintahan provinsi dan pusat maupun sumber pendanaan dari Corporate  Social Responsibility (CSR) dari perusahaan-perusahaan dapat dijadikan solusi untuk membiayai keseluruhan proses revitalisasi budaya. Sangat tidak masuk akal sekali jika ingin menjadikan Kota Dumai sebagai kota yang berbudaya namun dukungan pembiayaan untuk revitalisasi budaya tidak memadai.

Keempat: pencatatan, pendataan dan pendaftaran kekayaan dan warisan budaya.
Pencatatan, pendataan dan pendaftaran kekayaan dan warisan budaya yang ada di Kota Dumai baik yang berasal dari kebudayaan Melayu maupun budaya-budaya lain yang tumbuh dan berkembang di Kota Dumai pentingnya dilaksanakan agar diketahui apa saja warisan budaya yang ada di Kota Dumai.

Untuk pendaftaran di tingkat provinsi dapat melalui Dinas Kebudayaan, Pariwisata pada Bidang Nilai Budaya, Bahasa dan Seni. Sedangkan di tingkat nasional melalui Direktorat Internalisasi Nilai dan Kekayaan Budaya, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia atau dengan mengunjungi situs web http://warisanbudayaindonesia.info untuk mendapatkan informasi tentang tata cara pendaftaran warisan budaya khususnya Warisan Budaya Tak Benda (WBTB).  Untuk lebih lengkap lagi tidak ada ruginya jika formulir pencatatan Warisan Budaya Tak Benda yang ada di situs web tersebut diunduh dan dipelajari agar dapat dipergunakan dalam upaya pendataan kekayaan dan warisan budaya yang ada di Kota Dumai. Sedangkan tata cara dan proses pendaftaran di tingkat internasional dapat dipelajari dengan cara mengunjungi situs web http://whc.unesco.org milik UNESCO, sebuah lembaga pada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mengurus Bidang Pendidikan, Keilmuan dan Kebudayaan Dunia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com