Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gede Prama SEKADAR JURU SAPU

Kompas.com - 10/03/2013, 03:32 WIB

Itu soal rasa yang seimbang. Lebih dekat pada kepuasan diri. Bukan hadiah. Lebih pada keberanian untuk memutuskan.

Saat ini agama masih dianggap sumber moralitas, tetapi kalau terlalu fanatik malah melahirkan radikalisme. Menurut Anda?

Di setiap zaman selalu ada ekstrem kiri, itu ateisme. Yang saya ajarkan bukan agama, melainkan spiritualisme. Ini jalan yang membebaskan diri dari penderitaan. Nah, kalau kelompok kanan, itu agamais. Ada teman yang tidak rela agama-agama dicampurbaurkan. Saya selalu minta maaf karena meminjam bahasa mereka untuk membahas compassion.

Di zaman modern, kaum urban banyak yang di tengah-tengah, tidak ke kanan tidak ke kiri. Jumlahnya makin banyak di kota. Sekali lagi saya tidak mengajarkan agama, tetapi filsafat kehidupan, pembebasan dari penderitaan. Buddhisme bukan agama, melainkan mengajarkan cinta kasih.

Menurut Anda, bagaimana agama menjawab ilmu pengetahuan?

Ada alat pengukur canggih yang diterapkan kepada para yogi di Tibet. Terbukti orang yang sering meditasi mengalami peningkatan aspek neural pada otak sampai 800 persen. Pada posisi ini otak kembali pada home static, keseimbangan, di mana kekebalan tubuh kita sempurna, bisa sembuhkan segala penyakit.

Inilah yang membantu kita untuk memahami bagaimana agama harus menyerap teknologi. Yang Mulia Dalai Lama memerintahkan kepada murid-muridnya kapan saja ilmu pengetahuan bisa membuktikan bahwa buku suci Buddhisme itu salah, kita harus ikuti ilmu pengetahuan, tinggalkan agama.

Kecenderungan orang yang belajar meditasi kepada Anda apakah ingin menjawab soal pencarian kebahagiaan itu?

Sama seperti ke dokter, tidak semua pasien tersembuhkan. Ada sebagian kerinduan terjawab, ada yang tidak. Ada sebagian orang yang window shopping, lihat-lihat saja, akhirnya habis waktu. Gimmick belajar spiritual itu happiness, kebahagiaan. Namun, tujuan akhirnya well being, berkecukupan.

Apakah kebahagiaan itu sesuatu yang berkembang?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com