Kepala Pusat Penelitian Politik LIPI Syamsuddin Haris dan Guru Besar Ilmu Politik Universitas Airlangga, Surabaya, Ramlan Surbakti, juga sependapat. Kondisi bangsa saat ini terbentuk akibat sistem otoriter lebih dari tiga dekade. Hal itu diperparah oleh ketiadaan kepemimpinan yang memberi arah. Konsolidasi demokrasi juga belum terwujud.
Tidak jalan pintas
Persoalan bangsa saat ini, menurut Azyumardi, tidak bisa diselesaikan dengan jalan pintas. Penanaman nilai untuk mengikis sifat hipokrisi sejatinya bisa dijalankan lembaga pendidikan. Sayangnya, sebagian besar lembaga pendidikan juga menghadapi persoalan internal dan tekanan dari luar.
”Saat ini yang bisa diharapkan untuk membuat perubahan hanyalah masyarakat sipil independen, baik yang berbasis agama maupun mereka yang melakukan gerakan advokasi, serta media massa. Kalangan ini perlu bergerak memberi tekanan ke atas, tetapi pada saat yang sama juga memberikan bimbingan, kesejukan, dan harapan bagi masyarakat di bawah,” katanya.
Untuk mengatasi berbagai problem itu, sistem politik harus diperbaiki dan kualitas aktor-aktor politik ditingkatkan. Negara harus kembali kepada tujuannya, terutama mencerdaskan kehidupan bangsa.
Syafii berharap, bangsa ini bisa segera siuman dan memperbaiki diri. Salah satu caranya, dengan memilih pemimpin negara dan anggota legislatif yang berkualitas dalam Pemilu 2014. Para pemimpin negeri harus punya integritas untuk membuat terobosan guna kemajuan bangsa.(WHY/IAM/INA/FER/AMR)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.