Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Serahkan Sepenuhnya pada Parpol

Kompas.com - 27/02/2013, 23:43 WIB
Ilham Khoiri

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Masyarakat yang kecewa dengan kepemimpinan presiden selama ini diharapkan jangan hanya menggerutu, tetapi mengambil bagian untuk memunculkan calon presiden dan calon wakil presiden berkualitas untuk Pemilu 2014.

Jangan menyerahkan proses itu sepenuhnya pada partai politik karena sebagian partai justru bermasalah dengan kasus korupsi atau dilanda konflik internal.

"Masyarakat harus menjadi subyek yang menentukan siapa sosok terbaik untuk menjadi presiden lima tahun mendatang," kata pengajar sosiologi politik Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Arie Sujito, di Jakarta, Rabu (27/2/2013).

Pemilu presiden tahun 2014 tinggal 1,5 tahun lagi, tetapi bursa calon presiden (capres) dan wakil presiden (cawapres) masih dipenuhi nama-nama lama.

Mereka juga masih berkutat pada pencitraan daripada pengenalan visi dan misi untuk kemajuan bangsa. Nama-nama yang beredar sebagai kandidat masih itu-itu saja, bahkan sebagian sudah pernah berkompetisi dalam pemilu sebelumnya.

Akibatnya, tidak banyak alternatif pilihan pemimpin bangsa ke depan. Arie Sujito berharap masyarakat lebih aktif lagi untuk mencari orang-orang terbaik untuk memimpin bangsa.

Masyarakat sipil harus menjadi subyek yang menentukan proses pemilihan presiden, bukan obyek yang hanya dibutuhkan saat pemilihan lalu diabaikan seusai pemilihan.

"Kita jangan hanya menunggu reformasi partai karena itu sulit terjadi di tengah berbagai kasus yang membelit partai, seperti masalah korupsi dan konflik internal. Apalagi, capres dan cawapres dari partai tampaknya hanya sibuk bertarung pencitraan," katanya.

Para capres dan cawapres yang beredar di masyarakat perlu diberi panggung untuk mengadu gagasan tentang berbagai soal bangsa. Para calon mesti diuji untuk menemukan jalan keluar terhadap masalah bangsa.

Hal itu bisa melalui forum di depan publik, seperti debat, diskusi, atau seminar. Dengan begitu, masyarakat bisa mencermati pemikiran, visi, dan misi masing-masing capres dan cawapres.

"Debat harus dimulai dari sekarang sehingga publik bisa menilai mana calon-calon yang memang bisa menyumbangkan ide untuk kemajuan bangsa ke depan," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mahfud Ungkap Hubungannya dengan Prabowo Selalu Baik, Sebelum atau Setelah Pilpres

Mahfud Ungkap Hubungannya dengan Prabowo Selalu Baik, Sebelum atau Setelah Pilpres

Nasional
Pesimis KRIS BPJS Terlaksana karena Desain Anggaran Belum Jelas, Anggota DPR: Ini PR Besar Pemerintah

Pesimis KRIS BPJS Terlaksana karena Desain Anggaran Belum Jelas, Anggota DPR: Ini PR Besar Pemerintah

Nasional
Soal RUU Kementerian Negara, Mahfud: Momentumnya Pancing Kecurigaan Hanya untuk Bagi-bagi Kue Politik

Soal RUU Kementerian Negara, Mahfud: Momentumnya Pancing Kecurigaan Hanya untuk Bagi-bagi Kue Politik

Nasional
Dampak Korupsi Tol MBZ Terungkap dalam Sidang, Kekuatan Jalan Layang Berkurang hingga 6 Persen

Dampak Korupsi Tol MBZ Terungkap dalam Sidang, Kekuatan Jalan Layang Berkurang hingga 6 Persen

Nasional
Mahfud MD Ungkap Kecemasannya soal Masa Depan Hukum di Indonesia

Mahfud MD Ungkap Kecemasannya soal Masa Depan Hukum di Indonesia

Nasional
Jalan Berliku Anies Maju pada Pilkada Jakarta, Sejumlah Parpol Kini Prioritaskan Kader

Jalan Berliku Anies Maju pada Pilkada Jakarta, Sejumlah Parpol Kini Prioritaskan Kader

Nasional
Kunker di Mamuju, Wapres Olahraga dan Tanam Pohon Sukun di Pangkalan TNI AL

Kunker di Mamuju, Wapres Olahraga dan Tanam Pohon Sukun di Pangkalan TNI AL

Nasional
Sebut Demokrasi dan Hukum Mundur 6 Bulan Terakhir, Mahfud MD: Bukan karena Saya Kalah

Sebut Demokrasi dan Hukum Mundur 6 Bulan Terakhir, Mahfud MD: Bukan karena Saya Kalah

Nasional
Bobby Resmi Masuk Gerindra, Jokowi Segera Merapat ke Golkar?

Bobby Resmi Masuk Gerindra, Jokowi Segera Merapat ke Golkar?

Nasional
[POPULER NASIONAL] Korps Marinir Tak Jujur demi Jaga Marwah Keluarga Lettu Eko | Nadiem Sebut Kenaikan UKT untuk Mahasiswa Baru

[POPULER NASIONAL] Korps Marinir Tak Jujur demi Jaga Marwah Keluarga Lettu Eko | Nadiem Sebut Kenaikan UKT untuk Mahasiswa Baru

Nasional
Poin-poin Klarifikasi Mendikbud Nadiem di DPR soal Kenaikan UKT

Poin-poin Klarifikasi Mendikbud Nadiem di DPR soal Kenaikan UKT

Nasional
Kasus Covid-19 di Singapura Melonjak, Menkes: Pasti Akan Masuk ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Melonjak, Menkes: Pasti Akan Masuk ke Indonesia

Nasional
Sidang Perdana Kasus Ketua KPU Diduga Rayu PPLN Digelar Tertutup Hari Ini

Sidang Perdana Kasus Ketua KPU Diduga Rayu PPLN Digelar Tertutup Hari Ini

Nasional
Saat PKB dan PKS Hanya Jadikan Anies 'Ban Serep' pada Pilkada Jakarta...

Saat PKB dan PKS Hanya Jadikan Anies "Ban Serep" pada Pilkada Jakarta...

Nasional
Tanggal 25 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 25 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com