Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalah di Jabar, Golkar Yakin Tetap Menang pada Pileg 2014

Kompas.com - 26/02/2013, 00:38 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Partai Golkar masih merasa yakin memenangi Pemilu Legislatif 2014 meskipun pasangan yang diusung kalah dalam dua pemilu gubernur dan wakil gubernur, yakni DKI Jakarta dan Jawa Barat. Dua wilayah itu dinilai menjadi barometer nasional.

"Kami yakin akan dapat presentasi yang cukup baik (pada Pileg 2014)," kata Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Agung Laksono di Jakarta, Senin (25/2/2013).

Seperti diberitakan, berdasarkan hasil hitung cepat beberapa lembaga, pasangan yang diusung Golkar, yakni Irianto MS Syaifuddin-Tatang Farhanul Hakim (Yance-Tatang), hanya berada di urutan keempat dalam Pilgub Jabar.

Seperti hitung cepat Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kompas, pasangan Heryawan-Deddy meraih suara 31,57 persen, disusul pasangan Rieke Diah Pitaloka-Teten Masduki (Rieke-Teten) sebanyak 28,91 persen, Dede Yusuf Macan Efendi-Lex Laksamana 25,5 persen, Yance-Tatang 12,28 persen, dan paling bawah pasangan Dikdik M Arief Mansur-Cecep Nana Suryana Toyib (Dikdik-Toyib) 1,73 persen.

Agung mengatakan, setelah hasil penghitungan KPU selesai, pihaknya akan mengevaluasi secara menyeluruh Pilkada Jabar. Hanya saja, Agung menilai salah satu faktor kekalahan di Jabar lantaran tidak optimalnya mesin partai bekerja. Dia memberi contoh tidak solidnya kader dalam mendukung pasangan yang sudah ditetapkan partai.

"Pak Yance di Indramayu dan sekitarnya kuat sekali. Di luar itu rendah. Awalnya diharapkan rekannya (mendapat suara besar) yang dari daerah Priangan, mulai Cianjur, Garut, Ciamis, Banjar. Tapi, ternyata kontribusinya tidak sebesar yang diharapkan," kata Agung.

Secara terpisah, Ketua DPP Partai Golkar Priyo Budi Santoso juga meyakini hal yang sama bahwa Golkar akan memenangi Pileg 2014. Meski Golkar kalah di DKI Jakarta dan Jabar, kata dia, Golkar masih paling banyak memenangi pilkada di seluruh Indonesia.

"Kami tahu Jabar penting, tapi nyatanya seperti sekarang ini. Apa yang terjadi di Jabar, kami tidak meratapi, kami hormati," kata Priyo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem 'Mualaf Oposisi'

    Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem "Mualaf Oposisi"

    Nasional
    Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi 'King Maker'

    Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi "King Maker"

    Nasional
    Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

    Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

    Nasional
    Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

    Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

    Nasional
    Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

    Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

    Nasional
    Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

    Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

    Nasional
    Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

    Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

    Nasional
    Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

    Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

    Nasional
    Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

    Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

    Nasional
    UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

    UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

    Nasional
    Jemaah Haji Tak Punya 'Smart Card' Terancam Deportasi dan Denda

    Jemaah Haji Tak Punya "Smart Card" Terancam Deportasi dan Denda

    Nasional
    Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

    Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

    Nasional
    Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

    Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

    Nasional
    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

    Nasional
    Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

    Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com