Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rapat yang Dipimpin Ibas Tak Bahas KLB Demokrat

Kompas.com - 25/02/2013, 19:41 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa Pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat menggelar rapat di Kantor DPP, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Senin (25/2/2013).

Rapat pertama setelah mundurnya Anas Urbaningrum sebagai Ketua Umum DPP Partai itu tidak membahas kongres luar biasa (KLB). Hal itu ditegaskan oleh Ketua Fraksi Partai Demokrat Nurhayati Ali Assegaf.

"Tidak bicara mengenai kongres luar biasa. Sekarang kan sudah diambil alih Majelis Tinggi Partai. Kita ikut 8 langkah partai itu dan mendukung penuh," ujarnya seusai rapat di kantor DPP Partai Demokrat.

Nurhayati menjelaskan, rapat tersebut merupakan agenda rutin DPP. Rapat juga membahas Pemilukada yang telah berlangsung di beberapa daerah. Selain itu, juga dibahas pencalegan menjelang pemilihan umum 2014.

"Ini adalah konsolidasi biasa, rapat pengurus harian. Kita mempersiapkan ke depan, artinya termasuk pencalegan. Kemudian membahas kemarin, mengevaluasi Pilgub. Jadi ini rapat biasa, tidak ada yang istimewa," terangnya.

Hal senada disampaikan Politisi Partai Demokrat Mirwan Amir. Ia mengatakan, rapat berlangsung untuk membicarakan Pilkada dan kesiapan menghadapi Pemilu. Menurutnya, Demokrat belum menentukan waktu untuk KLB.

"Belum ditentukan waktunya, tergantung Majelis Tinggi," ujarnya.

Setelah Anas memutuskan berhenti dari jabatan Ketua Umum, rapat tersebut dipimpin oleh Sekretaris Jenderal PD Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas dan Direktur Eksekutif PD Toto Riyanto.

Sementara, kedua Wakil Ketua Umumnya yakni Max Sopacua dan Jhonny Alen Marbun berhalangan hadir karena tugas di luar kota.

"Dua Waketum sedang menjalankan tugas, baik Pilgub atau menjalankan roda Demokrat," terang Nurhayati.

Seperti diketahui, setelah posisi Ketua Umum kosong, kepemimpinan partai untuk sementara dijalankan oleh empat petinggi partai tersebut. Anas mundur pasca-ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan gratifikasi proyek Hambalang oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.

Ikuti dinamika Partai Demokrat di topik pilihan "Krisis Demokrat".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Bertemu David Hurley, Jokowi Ingin Perkuat Pengajaran Bahasa Indonesia di Australia

    Bertemu David Hurley, Jokowi Ingin Perkuat Pengajaran Bahasa Indonesia di Australia

    Nasional
    Pemerintah Diminta Kejar Target Pembangunan 25 Sabo Dam di Aliran Sungai Gunung Marapi

    Pemerintah Diminta Kejar Target Pembangunan 25 Sabo Dam di Aliran Sungai Gunung Marapi

    Nasional
    Prabowo 'Tak Mau Diganggu' Dicap Kontroversi, Jubir: Publik Paham Komitmen Beliau ke Demokrasi

    Prabowo "Tak Mau Diganggu" Dicap Kontroversi, Jubir: Publik Paham Komitmen Beliau ke Demokrasi

    Nasional
    JPPI: Meletakkan Pendidikan Tinggi Sebagai Kebutuhan Tersier Salah Besar

    JPPI: Meletakkan Pendidikan Tinggi Sebagai Kebutuhan Tersier Salah Besar

    Nasional
    Casis yang Diserang Begal di Jakbar Masuk Bintara Polri Lewat Jalur Khusus

    Casis yang Diserang Begal di Jakbar Masuk Bintara Polri Lewat Jalur Khusus

    Nasional
    Polri Buru Dalang 'Illegal Fishing' Penyelundupan Benih Lobster di Bogor

    Polri Buru Dalang "Illegal Fishing" Penyelundupan Benih Lobster di Bogor

    Nasional
    Sajeriah, Jemaah Haji Tunanetra Wujudkan Mimpi ke Tanah Suci Setelah Menanti 14 Tahun

    Sajeriah, Jemaah Haji Tunanetra Wujudkan Mimpi ke Tanah Suci Setelah Menanti 14 Tahun

    Nasional
    BPK Periksa SYL soal Dugaan Auditor Minta Rp 12 M

    BPK Periksa SYL soal Dugaan Auditor Minta Rp 12 M

    Nasional
    UKT Meroket padahal APBN Pendidikan Rp 665 T, Anggota Komisi X DPR: Agak Aneh...

    UKT Meroket padahal APBN Pendidikan Rp 665 T, Anggota Komisi X DPR: Agak Aneh...

    Nasional
    Dewas KPK Akan Bacakan Putusan Sidang Etik Nurul Ghufron Pekan Depan

    Dewas KPK Akan Bacakan Putusan Sidang Etik Nurul Ghufron Pekan Depan

    Nasional
    Revisi UU Kementerian Negara, Pakar: Tidak Salah kalau Menduga Terkait Bagi-bagi Jabatan, jika...

    Revisi UU Kementerian Negara, Pakar: Tidak Salah kalau Menduga Terkait Bagi-bagi Jabatan, jika...

    Nasional
    Pembangunan Tol MBZ yang Dikorupsi Menyimpan Persoalan, Beton di Bawah Standar, dan Lelang Sudah Diatur

    Pembangunan Tol MBZ yang Dikorupsi Menyimpan Persoalan, Beton di Bawah Standar, dan Lelang Sudah Diatur

    Nasional
    Kasus 'Ilegal Fishing' 91.246 Ekor Benih Lobster di Jabar Rugikan Negara Rp 19,2 M

    Kasus "Ilegal Fishing" 91.246 Ekor Benih Lobster di Jabar Rugikan Negara Rp 19,2 M

    Nasional
    Menlu Retno: Ada Upaya Sistematis untuk Terus Hambat Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

    Menlu Retno: Ada Upaya Sistematis untuk Terus Hambat Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

    Nasional
    Pemprov Sumbar Diminta Bangun Sistem Peringatan Dini Banjir Bandang di Permukiman Sekitar Gunung Marapi

    Pemprov Sumbar Diminta Bangun Sistem Peringatan Dini Banjir Bandang di Permukiman Sekitar Gunung Marapi

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com