Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggito: Century Bukan Bank Gagal Berdampak Sistemik

Kompas.com - 20/02/2013, 15:21 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Anggito Abimanyu mengungkapkan, dirinya belum memiliki bukti yang cukup untuk menyatakan bahwa Bank Century merupakan bank gagal yang berdampak sistemik pada pertengahan 2008. Anggito mengaku tidak melihat kegagalan Bank Century akan berdampak terhadap kinerja bank-bank lain.

Hal ini disampaikan Anggito seusai diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi sebagai saksi terkait penyidikan kasus dugaan korupsi bailout Century, Rabu (20/2/2013). “Saya belum cukup punya bukti, belum cukup yakin bahwa Bank Century yang merupakan bank gagal bakal berdampak sistemik,” kata Anggito.

Menurutnya, kegagalan sebuah bank dapat dikatakan berdampak sistemik jika bank tersebut merupakan bank besar yang punya kaitan dengan bank-bank lain, sehingga memengaruhi kinerja bank lain ketika dinyatakan gagal. “Atau punya kegiatan interbank yang berkaitan dengan bank-bank lain yang diduga bila dia gagal itu menyebabkan pada kinerja perbankan lainnya, dan saya tidak melihat itu sebagai suatu yang diajukan Bank Indonesia bahwa Bank Century adalah bank gagal yang berdampak sistemik,” ujar Anggito.

Saat itu, Anggito mengaku belum bisa memahami kenapa Bank Indonesia mengambil suatu keputusan yang menetapkan Bank Century sebagai bank gagal dan berdampak sistemik. Meskipun demikian, kata Anggito, dirinya dapat memahami mengapa Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) mengambil keputusan untuk menyelamatkan Bank Century dengan mengucurkan dana talangan (bailout).

Menurut Anggito, saat itu KSSK mengambil pilihan untuk menyelamatkan Bank Century karena didasarkan pada informasi yang menyebutkan biaya penyelamatan hanya Rp 632 miliar, lebih kecil dari biaya yang dikeluarkan Pemerintah jika Bank Century ditutup, sekitar Rp 6 triliun.

“Keputusan sudah ada di tangan KSSK dan penyerahannya keapda KK atau komite koordinasi jadi saya bukan orang yang mengambil keputusan, saya memberikan masukan saja,” ungkap Anggito.

Belakangan, nilai penyelamatan Bank Century membengkak jadi Rp 6,7 triliun. Anggito mengungkapkan, pembengkakan itu terjadi karena data yang diterima KSSK bukanlah data terbaru. Saat memilih opsi penyelamatan, KSSK menerima data penyertaan modal sementara dari Bank Indoensia senilai Rp 632 miliar.

Namun pada akhir 2008, angkanya berubah menjadi Rp 6,7 triliun. “Angka Rp 632 miliar adalah angka yang disampaikan dalam pertengahan 2008, tapi pemutakhiran itu tidak disampaikan pada pembahasan 20 November 2008. Jadi pada waktu keputusan oleh KSSK dan KK, belum ada pemutakhiran angka dan belum ada angka Rp 6,7 triliun tersebut. Jadi angka yang disampaikan adalah PMS (penyertaan modal sementara) adalah Rp 632 miliar. Itu yang kami ketahui ketika pengambilan keputusan oleh KSSK,” tuturnya.

Dalam kasus Century, KPK menetapkan Budi Mulya dan mantan Deputi Gubernur BI Siti Fajriah sebagai tersangka. Keduanya diduga melakukan penyalahgunaan wewenang dalam pemberian fasilitas pendanaan jangka pendek (FPJP) ke Bank Century pada 2008 dan terkait penetapan Bank Century sebagai bank gagal. Meskipun demikian, penatapan Siti sebagai tersangka belum dilengkapi dengan surat perintah penyidikan (sprindik).

Berita terkait dapat diikuti dalam topik:
Apa Kabar Kasus Century?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Dewas KPK Gelar Sidang Perdana Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron Hari Ini

    Dewas KPK Gelar Sidang Perdana Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron Hari Ini

    Nasional
    Jokowi Resmikan 40 Kilometer Jalan Inpres Senilai Rp 211 Miliar di NTB

    Jokowi Resmikan 40 Kilometer Jalan Inpres Senilai Rp 211 Miliar di NTB

    Nasional
    Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

    Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

    Nasional
    Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal 'Food Estate'

    Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal "Food Estate"

    Nasional
    Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

    Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

    Nasional
    Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

    Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

    Nasional
    Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

    Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

    Nasional
    Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

    Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

    Nasional
    Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

    Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

    Nasional
    PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

    PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

    Nasional
    PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

    PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

    Nasional
    Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

    Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

    Nasional
    Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

    Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

    Nasional
    Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

    Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

    Nasional
    Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

    Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com