Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Jeblok, Malam Ini Jero Lapor SBY

Kompas.com - 03/02/2013, 22:26 WIB
Imanuel More

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi terakhir Partai Demokrat akan segera dilaporkan kepada Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono. Terutama soal bakal merosotnya perolehan suara berdasarkan survei.

"Nanti malam saya akan lapor (kepada SBY)," kata Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat, Jero Wacik, Minggu (3/2/2013). Dalam pandangan Jero, jebloknya popularitas partai tak lepas dari kasus-kasus korupsi yang melibatkan beberapa kader Demokrat.

Salah satu yang berdampak luas adalah ganjang-ganjing seputar terlibat atau tidaknya Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, dalam kasus-kasus itu. Menurut dia, penyebab jatuhnya citra partai dapat dianalisa menggunakan perbandingan popularitas partai dan SBY sebagai figur utama partai.

Hasil survei menunjukkan popularitas SBY masih bertahan, sedangkan partainya menukik tajam. Padahal, kata Jero, biasanya kedua variabel itu bergerak selaras. "Biasanya popularitas SBY dan partai saling mengikuti. Kalau SBY naik, partai juga ikut naik, begitu juga sebaliknya," ujar dia.

Karenanya, Menteri ESDM ini melihat menukiknya popularitas Partai Demokrat bukan karena SBY atau kinerja Pemerintah. "Tapi karena kader-kader partai yang bermasalah," tegas dia.

Tidak hanya langsung menghubungi SBY yang masih berada di luar negeri, beberapa orang yang disebut Jero dengan istilah kader utama telah melakukan konsolidasi. Mereka akan segera menemui SBY di Cikeas, begitu Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat itu tiba dari lawatan ke luar negeri.

Beberapa kader utama yang telah berkoordinasi langsung dengan Jero Wacik adalah lima menteri yang berasal dari Demokrat dan empat gubernur yang diusung Demokrat. "Kami pernah sampai 32 persen, lalu turun-turun, sempat lama di angka 14 persen. Itu kami sudah gelisah. Lalu turun lagi ke 11 persen dan kami sangat gelisah. Nah, sekarang sudah di 8 persen, ini sangat mengecewakan," ujar Jero.

Dia menambahkan, sejak popularitas partai cenderung menurun, para kader terus menunggu Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bertindak cepat mengumumkan hasil penyelidikan terkait Ketua Umum partai. Dengan kondisi partai yang semakin mengkhawatirkan, dia pun berharap KPK segera memberikan kepastian tentang status Anas.

"Selama ini kami mashi tunggu gimana kasus ini, kasus Mas Anas, di KPK. Tapi sampai sekarang kami belum tahu," ujar Jero. Reaksi para kader utama Demokrat bermunculan setelah membaca hasil survei SMRC yang menempatkan popularitas Partai Demokrat di peringkat ketiga, dengan dukungan 'hanya' 8,3 persen, jauh tertinggal dari Partai Golkar dan PDIP. Dua kompetitor utama itu berturut-turut mengantongi suara 21,3 persen dan 18,2 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Gugat Hasil Pileg, Pengacara Gerindra Malah Keliru Minta MK Batalkan Permohonan

    Gugat Hasil Pileg, Pengacara Gerindra Malah Keliru Minta MK Batalkan Permohonan

    Nasional
    Resmikan Warung NKRI Digital, BNPT Ingatkan Semua Pihak Ciptakan Kemandirian Mitra Deradikalisasi

    Resmikan Warung NKRI Digital, BNPT Ingatkan Semua Pihak Ciptakan Kemandirian Mitra Deradikalisasi

    Nasional
    Klaim Ada Perpindahan Suara ke PKB, PKN, dan Garuda, PPP Minta PSU di Papua Pegunungan

    Klaim Ada Perpindahan Suara ke PKB, PKN, dan Garuda, PPP Minta PSU di Papua Pegunungan

    Nasional
    Berkaca Kasus Brigadir RAT, Kompolnas Minta Polri Evaluasi Penugasan Tak Sesuai Prosedur

    Berkaca Kasus Brigadir RAT, Kompolnas Minta Polri Evaluasi Penugasan Tak Sesuai Prosedur

    Nasional
    Hakim MK Singgung Timnas di Sidang Pileg: Kalau Semangat kayak Gini, Kita Enggak Kalah 2-1

    Hakim MK Singgung Timnas di Sidang Pileg: Kalau Semangat kayak Gini, Kita Enggak Kalah 2-1

    Nasional
    Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

    Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

    Nasional
    Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

    Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

    Nasional
    Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

    Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

    Nasional
    KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

    KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

    Nasional
    195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

    195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

    Nasional
    Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

    Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

    Nasional
    Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

    Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

    Nasional
    Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

    Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

    Nasional
    Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

    Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

    Nasional
    Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

    Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com