Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilpres 2014, Mengeluarkan Kucing dari Karung

Kompas.com - 23/01/2013, 13:28 WIB

KOMPAS.com - Dinamis. Belum satu semester Lembaga Survei Indonesia memaparkan 24 tokoh, 12 tokoh baru masuk hitungan. Mereka antara lain Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Rektor Universitas Paramadina Anies Rasyid Baswedan.

Untuk 36 nama yang mungkin memimpin Indonesia itu, dibuatkan majalah dan situs web. Mereka yang terlibat proyek dengan nama ”Indonesia 2014” ini antara lain Goenawan Mohamad, dosen komunikasi UI Ade Armando, dan peneliti Lembaga Survei Indonesia (LSI) Burhanudin Muhtadi.

Terkait 36 nama ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang muncul dalam edisi pertama majalah ini menyambut positif dan mendukung. Saat ceramah demokrasi di depan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), 15 Januari 2013, Yudhoyono menyebut upaya memunculkan 36 tokoh ini sebagai upaya baik.

Yudhoyono yang dua kali dipilih langsung rakyat bercerita, dalam pilpres, mereka yang terpilih adalah yang disukai rakyat. ”Itu merupakan hak rakyat. Namun, lebih bagus lagi jika rakyat juga mengetahui siapa yang dipilih. Jangan seperti memilih kucing dalam karung,” ujarnya.

Refleksi yang bagus dan sejalan dengan upaya “Indonesia 2014” membuka karung. Bukan kucing yang dikeluarkan, melainkan 36 tokoh yang mungkin akan jadi pengganti Yudhoyono.

Upaya ini didasari optimisme tentang banyaknya tokoh yang dinilai berkualitas menjadi presiden. Ironisnya, mereka yang akan diajukan partai besar tidak masuk dalam jajaran lima besar. Sebuah peringatan penting dari hasil survei LSI Januari-Mei 2012.

Kriteria untuk 36 tokoh itu adalah tokoh utama partai politik, hasil respons spontan masyarakat (top of mind), dibicarakan di media massa, dan gubernur dari daerah berpopulasi besar yang sukses. ”Jumlah tokoh bisa bertambah. Namun, sampai sekarang belum. Masih 36 tokoh,” ujar Ade Armando, Selasa (22/1/2013).

Untuk mengeluarkan tokoh berkualitas dari karung, ”Indonesia 2014” memberi ruang kepada setiap tokoh untuk diwawancarai dan dipublikasikan pemikirannya di situs web. Dua tokoh sudah tampil, yaitu Mahfud MD dan Hidayat Nur Wahid. Prabowo Subianto keberatan. ”Terhadap yang keberatan, kami tetap memaparkan informasi tentangnya, tetapi dari perspektif kami yang tentu saja perspektif kritis,” ujar Ade.

Kerinduan mendapatkan presiden yang tepat lewat pemilihan langsung sangat tinggi. Upaya serupa dilakukan Kelompok Rumah Kebangsaan yang dikoordinasi Komaruddin Hidayat. Di dalamnya ada Didik J Rachbini, Sukardi Rinakit, J Kristiadi, dan Garin Nugroho.

Kerinduan ini hadir di antara kenyataan kita punya banyak tokoh berkualitas, tetapi parpol sebagai saluran munculnya tokoh itu tidak peduli. Refleksi Yudhoyono patut dicatat. Dalam pilpres, mereka yang terpilih adalah yang disukai rakyat. Untuk disukai, mereka harus diperkenalkan. Ibaratnya, dikeluarkan dari karung. (Wisnu Nugroho)

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Shalat Jumat di Masjid Baiturrahman Aceh, Anies Diteriaki 'Presiden 2029'

    Shalat Jumat di Masjid Baiturrahman Aceh, Anies Diteriaki "Presiden 2029"

    Nasional
    Polri Siapkan Posko Pemantauan dan Pengamanan Jalur untuk World Water Forum di Bali

    Polri Siapkan Posko Pemantauan dan Pengamanan Jalur untuk World Water Forum di Bali

    Nasional
    Menkumham Bahas Masalah Kesehatan Napi dengan Presiden WAML

    Menkumham Bahas Masalah Kesehatan Napi dengan Presiden WAML

    Nasional
    Sidang Sengketa Pileg, PAN Minta PSU di 7 TPS Minahasa

    Sidang Sengketa Pileg, PAN Minta PSU di 7 TPS Minahasa

    Nasional
    AHY Ungkap Koalisi Prabowo Sudah Bahas Pembagian Jatah Menteri

    AHY Ungkap Koalisi Prabowo Sudah Bahas Pembagian Jatah Menteri

    Nasional
    Jokowi Minta Relokasi Ribuan Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang Dipercepat

    Jokowi Minta Relokasi Ribuan Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang Dipercepat

    Nasional
    Caleg Tidak Siap Ikuti Sidang Daring, Hakim MK: Suara Putus-putus, Jadi Lapar...

    Caleg Tidak Siap Ikuti Sidang Daring, Hakim MK: Suara Putus-putus, Jadi Lapar...

    Nasional
    Anies-Muhaimin Kunjungi Aceh Usai Pilpres, Ingin Ucapkan Terima Kasih ke Warga

    Anies-Muhaimin Kunjungi Aceh Usai Pilpres, Ingin Ucapkan Terima Kasih ke Warga

    Nasional
    Bareskrim Polri Yakin Penetapan Panji Gumilang sebagai Tersangka TPPU Sah Menurut Hukum

    Bareskrim Polri Yakin Penetapan Panji Gumilang sebagai Tersangka TPPU Sah Menurut Hukum

    Nasional
    Polisi Lengkapi Kekurangan Berkas Perkara TPPU Panji Gumilang

    Polisi Lengkapi Kekurangan Berkas Perkara TPPU Panji Gumilang

    Nasional
    Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang

    Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang

    Nasional
    Bersama TNI AL, Polisi, dan Basarnas, Bea Cukai Bantu Evakuasi Korban Erupsi Gunung Ruang

    Bersama TNI AL, Polisi, dan Basarnas, Bea Cukai Bantu Evakuasi Korban Erupsi Gunung Ruang

    Nasional
    Prabowo Ingin Berkumpul Rutin Bersama Para Mantan Presiden, Bahas Masalah Bangsa

    Prabowo Ingin Berkumpul Rutin Bersama Para Mantan Presiden, Bahas Masalah Bangsa

    Nasional
    Hanura Sebut Suaranya di Manokwari Dipindah ke PSI, Berdampak ke Perolehan Kursi DPRD

    Hanura Sebut Suaranya di Manokwari Dipindah ke PSI, Berdampak ke Perolehan Kursi DPRD

    Nasional
    Gugat Hasil Pileg, Pengacara Gerindra Malah Keliru Minta MK Batalkan Permohonan

    Gugat Hasil Pileg, Pengacara Gerindra Malah Keliru Minta MK Batalkan Permohonan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com