Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Kritik Penanganan Hukum dan Keamanan pada 2012

Kompas.com - 07/01/2013, 11:15 WIB
Sandro Gatra

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengkritik penanganan masalah politik, hukum, dan keamanan (polhukam) oleh jajaran pemerintah sepanjang 2012. Presiden menyinggung penilaian masyarakat terhadap penanganan hukum dan keamanan selama tahun 2012 yang belum menggembirakan.

"Lebih luas, masyarakat luas juga menyoroti dan merasa tidak puas dengan penanganan masalah hukum dan keamanan," kata Presiden, saat membuka sidang kabinet di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin (7/1/2013).

Rapat itu diikuti para pejabat tinggi yang menangani masalah polhukam, seperti Menteri Koordinator Polhukam Djoko Suyanto, Kepala Polri Jenderal (Pol) Timur Pradopo, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, Jaksa Agung Basrief Arief, dan Kepala Badan Intelijen Negara Marciano Norman.

Hadir pula jajaran menteri lain, di antaranya Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring, Menteri Agama Suryadhama Ali, Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, dan Sekretaris Kabinet Dipo Alam.

Presiden mengatakan, masalah penegakan hukum memang tidak sepenuhnya berada di tangan pemerintah karena ada Komisi Pemberantasan Korupsi dan pengadilan yang berada di luar eksekutif. Namun, pemerintah memiliki peran sentral untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.

Presiden menambahkan, sepanjang 2012 banyak eskalasi berupa kekerasan, konflik komunal, hingga benturan horizontal. Masih ada pula kesan dari masyarakat bahwa negara melakukan pembiaran, terlambat, serta tidak tuntas ketika menangani beragam permasalahan itu.

Oleh karena itu, Presiden menginstruksikan kepada semua lembaga yang berkaitan dengan polhukam, terutama jajaran pemerintah daerah, untuk lebih efektif menjaga keamanan dan ketertiban pada 2013.

"Saya garis bawahi tidak boleh ada yang ragu-ragu dalam menegakkan dan memelihara keamanan. Sampai tingkat paling depan, tidak ada dan tidak boleh (ragu). Kepolisian, komando teritorial, intelijen di daerah ditugaskan oleh negara untuk itu, dengan segala risiko untuk rakyat kita. Pastikan di seluruh Indonesia menjalankan apa yang kita harapkan ini," kata Presiden.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    GASPOL! Hari Ini: Eks Ajudan Prabowo Siap Tempur di Jawa Tengah

    GASPOL! Hari Ini: Eks Ajudan Prabowo Siap Tempur di Jawa Tengah

    Nasional
    Mengintip Kecanggihan Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 yang Bersandar di Jakarta

    Mengintip Kecanggihan Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 yang Bersandar di Jakarta

    Nasional
    Selain Rakernas, PDI-P Buka Kemungkinan Tetapkan Sikap Politik terhadap Pemerintah Saat Kongres Partai

    Selain Rakernas, PDI-P Buka Kemungkinan Tetapkan Sikap Politik terhadap Pemerintah Saat Kongres Partai

    Nasional
    Korban Dugaan Asusila Sempat Konfrontasi Ketua KPU saat Sidang DKPP

    Korban Dugaan Asusila Sempat Konfrontasi Ketua KPU saat Sidang DKPP

    Nasional
    Covid-19 di Singapura Naik, Imunitas Warga RI Diyakini Kuat

    Covid-19 di Singapura Naik, Imunitas Warga RI Diyakini Kuat

    Nasional
    WWF 2024 Jadi Komitmen dan Aksi Nyata Pertamina Kelola Keberlangsungan Air

    WWF 2024 Jadi Komitmen dan Aksi Nyata Pertamina Kelola Keberlangsungan Air

    Nasional
    Menhub Targetkan Bandara VVIP IKN Beroperasi 1 Agustus 2024

    Menhub Targetkan Bandara VVIP IKN Beroperasi 1 Agustus 2024

    Nasional
    Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Sempat Ditangani Psikolog saat Sidang

    Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Sempat Ditangani Psikolog saat Sidang

    Nasional
    Polri: Kepolisian Thailand Akan Proses TPPU Istri Fredy Pratama

    Polri: Kepolisian Thailand Akan Proses TPPU Istri Fredy Pratama

    Nasional
    Polri dan Kepolisian Thailand Sepakat Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

    Polri dan Kepolisian Thailand Sepakat Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

    Nasional
    Lewat Ajudannya, SYL Minta Anak Buahnya di Kementan Sediakan Mobil Negara Dipakai Cucunya

    Lewat Ajudannya, SYL Minta Anak Buahnya di Kementan Sediakan Mobil Negara Dipakai Cucunya

    Nasional
    KPK Duga Eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Terima Fasilitas di Rutan Usai Bayar Pungli

    KPK Duga Eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Terima Fasilitas di Rutan Usai Bayar Pungli

    Nasional
    Desta Batal Hadir Sidang Perdana Dugaan Asusila Ketua KPU

    Desta Batal Hadir Sidang Perdana Dugaan Asusila Ketua KPU

    Nasional
    Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Kemenkes Sebut Skrining Ketat Tak Dilakukan Sementara Ini

    Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Kemenkes Sebut Skrining Ketat Tak Dilakukan Sementara Ini

    Nasional
    DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

    DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com