Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PPATK, Buka Rekening Gendut DPR!

Kompas.com - 28/12/2012, 16:07 WIB
Anita Yossihara

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kalangan Dewan Perwakilan Rakyat mengharapkan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan membuka nama anggota DPR pemilik rekening gendut. Jika tidak, dikhawatirkan akan timbul spekulasi yang semakin memperburuk citra parlemen.

Harapan itu disampaikan anggota Badan Anggaran (Banggar) DPR dari Fraksi Partai Demokrat Saan Mustopa dan Hazrul Azwar dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan saat dihubungi pada Kamis (27/12/2012). ”Kalau memang PPATK menemukan (transaksi tidak wajar), lebih baik diumumkan saja agar tidak muncul spekulasi,” kata Hazrul.

Selama ini, PPATK sudah beberapa kali melansir pernyataan mengenai adanya transaksi mencurigakan di rekening milik sejumlah anggota DPR. Namun, PPATK tidak pernah menyebut secara jelas nama anggota DPR tersebut.

Terakhir, PPATK melansir temuan rekening tidak wajar milik 18 anggota Banggar DPR. Menurut Hazrul, pernyataan PPATK menimbulkan tanda tanya di kalangan parlemen.

Menurut Saan, seharusnya PPATK langsung menyampaikan temuan mereka kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atau lembaga penegak hukum lainnya sehingga penegak hukum dapat menyelidiki kecurigaan adanya praktik tidak benar yang dilakukan para pemilik rekening gendut.

"PPATK sampaikan saja ke KPK biar KPK memprosesnya atau kalau dilansir ke publik, sebut saja siapa pemilik rekening gendut itu,” ujar Saan.

Apabila PPATK tidak membuka nama atau tidak menyampaikan temuannya ke lembaga penegak hukum, hal itu justru akan menimbulkan spekulasi dan fitnah. Kecurigaan kepada para anggota DPR, terutama anggota Banggar, akan makin besar. Kondisi itu juga akan membuat citra DPR makin buruk.

Laporkan

Seharusnya, PPATK tidak terlalu banyak bicara. Akan lebih baik jika PPATK langsung menyampaikan temuan-temuan mereka kepada lembaga penegak hukum.

Hazrul menegaskan, selama ini, Banggar melakukan pembahasan anggaran sesuai dengan prosedur yang berlaku. "Tidak ada keinginan membahas anggaran untuk mendapatkan proyek dan semacamnya. Kami bahas anggaran sesuai dengan fungsi dan tugas yang kami miliki,” katanya.

Hingga kemarin, Badan Kehormatan (BK) DPR belum menerima informasi resmi mengenai temuan PPATK terkait rekening gendut yang dimiliki 18 anggota Banggar. Karena itu, BK tidak bisa memutuskan untuk menindaklanjuti temuan PPATK tersebut.

"Itu baru informasi awal sekali. Kami belum melihat adanya indikasi. Informasi resmi juga belum kami dapatkan sehingga kami baru bisa memantau dan mempelajari," ujar Wakil Ketua BK Siswono Yudo Husodo.

BK masih menunggu informasi resmi PPATK. Jika memang ada anggota DPR yang memiliki rekening dengan transaksi tidak wajar, BK akan meminta keterangan dan konfirmasi dari pihak-pihak bersangkutan. (NTA)

Selengkapnya, ikuti di topik pilihan:
REKENING GENDUT DPR

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

    Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

    Nasional
    Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

    Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

    Nasional
    Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

    Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

    Nasional
    Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

    Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

    Nasional
    Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

    Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

    Nasional
    Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

    Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

    Nasional
    Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

    Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

    Nasional
    Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

    Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

    Nasional
    Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

    Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

    Nasional
    Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

    Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

    Nasional
    Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

    Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

    Nasional
    Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

    Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

    Nasional
    PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

    PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

    Nasional
    Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

    Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

    Nasional
    Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

    Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com