Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahfud MD dan Hakim MK Dilaporkan ke Bareskrim

Kompas.com - 17/12/2012, 17:53 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemohon pengujian Pasal 18 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2012 tentang APBN Perubahan 2012, Letjen TNI (purn) Suharto, melaporkan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD dan delapan hakim lain di MK ke Badan Reserse Kriminal Polri (Bareskrim Polri), Jakarta Selatan, Senin (17/12/2012).

Para hakim MK tersebut dilaporkan atas dugaan pemalsuan dokumen pengujian Pasal 18 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2012 tentang APBN-P 2012 yang mengatur upaya penanggulangan dampak semburan lumpur Lapindo, Jawa Timur. Kuasa hukum Suharto, Taufik Budiman, mengatakan bahwa 9 hakim itu diduga memalsukan data atau keterangan palsu atau fiktif sehingga menolak permohonan pemohon.

"Berdasarkan salinan putusan yang kami terima itu, ada beberapa informasi, menurut kami, itu patut diragukan keabsahannya, yang mana tiba-tiba muncul begitu saja data siluman itu. Tidak pernah ada selama proses masa persidangan, tiba-tiba dalam putusan ada kutipan cukup panjang. Itu menjadikan dasar untuk mengambil keputusan oleh majelis MK," ujar Taufik di Gedung Bareskrim, Jakarta Selatan.

Pada persidangan terakhir di MK, majelis hakim yang dipimpin oleh Mahfud MD menyatakan bahwa Pasal 18 UU Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2012 tentang APBN-P 2012 tidak menyalahi UUD 1945. Putusan MK No. 53/PUU.10 Tahun 2012 menyatakan menolak permohonan para pemohon untuk seluruhnya.

Taufik mengatakan, dalam putusan tersebut terdapat keterangan dari DPR. Menurutnya, selama proses persidangan, tidak pernah ada anggota DPR yang hadir. Keterangan dari DPR pun berbeda dengan sebelumnya.

"Publik tahunya DPR bilang kasus Lapindo itu bencana alam, minimal fenomena alam. Tiba-tiba kenapa dalam putusan ini mengatakan bahwa kasus Lapindo itu bukan bencana alam?" ujarnya.

Dalam laporannya kali ini, Taufik mengatakan telah membawa barang bukti berupa putusan dan peraturan MK.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Nasional
9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

Nasional
Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com