Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahfud MD Puji SBY

Kompas.com - 05/12/2012, 12:05 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD memuji sikap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terhadap peradilan di MK. Mahfud menyebut MK bisa seperti sekarang karena tidak ada intervensi oleh Presiden. Ia juga mengaku bangga bekerja sebagai hakim konstitusi selama lima tahun terakhir lantaran MK dikenal sebagai lembaga yang kredibel dan independen. Bahkan, MK Indonesia disebut salah satu dari 10 MK terbaik di dunia.

"Itu karena sungguh-sungguh saya saksikan dan merasakan selama kami bekerja, Bapak Presiden tidak intervensi apa pun terhadap MK," kata Mahfud seusai bertemu dengan Presiden di Istana Negara, Jakarta, Rabu (5/12/2012).

Mahfud hadir untuk melaporkan akan berakhirnya masa tugas dirinya serta empat hakim konstitusi lain pada 2013. Keempat hakim itu ialah Maria Farida Indrati, Muhammad Ali, Akil Mochtar, dan Ahmad Sodikin.

Dalam pertemuan tertutup itu, Presiden didampingi Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, Sekretaris Kabinet Dipo Alam, dan Wakil Menteri Hukum dan HAM Denny Indrayana.

Mahfud mengatakan, masa lalu Indonesia maupun kondisi sekarang di negara lain, lembaga peradilan tidak independen lantaran adanya intervensi dari kepala pemerintahan. Menurut Mahfud, pengakuan itu kerap dia terima ketika bertemu dengan hakim-hakim konstitusi negara lain.

"(Hakim konstitusi negara lain bertanya) kenapa Anda begitu hebat, begitu progresif, membuat vonis-vonis yang menggegerkan? Apa tidak ada gangguan dari pemerintah? Saya katakan Presiden kami tidak pernah ikut campur di dalam urusan MK," kata Mahfud.

Selain karena tidak adanya intervensi dari Presiden, menurut Mahfud, kondisi MK saat ini akibat progresif serta independensi seluruh hakim konstitusi ketika berkerja. Mahfud meyakini tidak ada hakim konstitusi yang terlibat penyimpangan.

"Meskipun sering ada fitnah di sana-sini, kami katakan selalu terbuka untuk dibuktikan kalau ada hal-hal yang tidak baik. Kami bekerja terbuka dan tahu hati masing-masing. Perbedaan pendapat sama sekali tidak menimbulkan kecurigaan karena kita tahu (hakim lain) punya perspektif mengenai satu kasus," pungkas Mahfud.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Akui Langkah Ghufron Laporkan Anggota Dewas ke Polisi Gerus Reputasi Lembaga

KPK Akui Langkah Ghufron Laporkan Anggota Dewas ke Polisi Gerus Reputasi Lembaga

Nasional
Kasus Covid-19 Melonjak di Singapura, Anggota DPR: Kita Antisipasi

Kasus Covid-19 Melonjak di Singapura, Anggota DPR: Kita Antisipasi

Nasional
Mahfud Ungkap Hubungannya dengan Prabowo Selalu Baik, Sebelum atau Setelah Pilpres

Mahfud Ungkap Hubungannya dengan Prabowo Selalu Baik, Sebelum atau Setelah Pilpres

Nasional
Pesimistis KRIS BPJS Terlaksana karena Desain Anggaran Belum Jelas, Anggota DPR: Ini PR Besar Pemerintah

Pesimistis KRIS BPJS Terlaksana karena Desain Anggaran Belum Jelas, Anggota DPR: Ini PR Besar Pemerintah

Nasional
Soal RUU Kementerian Negara, Mahfud: Momentumnya Pancing Kecurigaan Hanya untuk Bagi-bagi Kue Politik

Soal RUU Kementerian Negara, Mahfud: Momentumnya Pancing Kecurigaan Hanya untuk Bagi-bagi Kue Politik

Nasional
Dampak Korupsi Tol MBZ Terungkap dalam Sidang, Kekuatan Jalan Layang Berkurang hingga 6 Persen

Dampak Korupsi Tol MBZ Terungkap dalam Sidang, Kekuatan Jalan Layang Berkurang hingga 6 Persen

Nasional
Mahfud MD Ungkap Kecemasannya soal Masa Depan Hukum di Indonesia

Mahfud MD Ungkap Kecemasannya soal Masa Depan Hukum di Indonesia

Nasional
Jalan Berliku Anies Maju pada Pilkada Jakarta, Sejumlah Parpol Kini Prioritaskan Kader

Jalan Berliku Anies Maju pada Pilkada Jakarta, Sejumlah Parpol Kini Prioritaskan Kader

Nasional
Kunker di Mamuju, Wapres Olahraga dan Tanam Pohon Sukun di Pangkalan TNI AL

Kunker di Mamuju, Wapres Olahraga dan Tanam Pohon Sukun di Pangkalan TNI AL

Nasional
Sebut Demokrasi dan Hukum Mundur 6 Bulan Terakhir, Mahfud MD: Bukan karena Saya Kalah

Sebut Demokrasi dan Hukum Mundur 6 Bulan Terakhir, Mahfud MD: Bukan karena Saya Kalah

Nasional
Bobby Resmi Masuk Gerindra, Jokowi Segera Merapat ke Golkar?

Bobby Resmi Masuk Gerindra, Jokowi Segera Merapat ke Golkar?

Nasional
[POPULER NASIONAL] Korps Marinir Tak Jujur demi Jaga Marwah Keluarga Lettu Eko | Nadiem Sebut Kenaikan UKT untuk Mahasiswa Baru

[POPULER NASIONAL] Korps Marinir Tak Jujur demi Jaga Marwah Keluarga Lettu Eko | Nadiem Sebut Kenaikan UKT untuk Mahasiswa Baru

Nasional
Poin-poin Klarifikasi Mendikbud Nadiem di DPR soal Kenaikan UKT

Poin-poin Klarifikasi Mendikbud Nadiem di DPR soal Kenaikan UKT

Nasional
Kasus Covid-19 di Singapura Melonjak, Menkes: Pasti Akan Masuk ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Melonjak, Menkes: Pasti Akan Masuk ke Indonesia

Nasional
Sidang Perdana Kasus Ketua KPU Diduga Rayu PPLN Digelar Tertutup Hari Ini

Sidang Perdana Kasus Ketua KPU Diduga Rayu PPLN Digelar Tertutup Hari Ini

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com