Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rhoma Irama Fenomenal, Tak Bisa Diremehkan

Kompas.com - 14/11/2012, 19:19 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pencalonan Raja Dangdut Rhoma Irama menjadi presiden mengundang reaksi politisi Senayan. Wakil Ketua Majelis Pemusyawaratan Rakyat (MPR) Hajriyanto Y Tohari menilai Rhoma Irama sebuah fenomena. Oleh karena itu, pencalonan Rhoma tak bisa diremehkan begitu saja oleh partai-partai politik.

"Saya rasa Rhoma Irama itu sebuah fenomena. Bahkan, fenomena itu sendiri. Rhoma itu sedikit dari penyanyi besar yang bisa membangun penggemar dan pemujanya sendiri menjadi sebuah komunitas," ujar Hajriyanto, Rabu (14/11/2012), di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta.

Komunitas pemuja Rhoma Irama itu, kata Hajriyanto, berpeluang besar menjadi konstituennya. Oleh karena itu, masyarakat dan juga partai politik harus menghormati kesiapan serta keberanian Rhoma Irama untuk menjadi capres. Di era demokrasi ini, lanjut Hajriyanto, partai politik harus membiasakan diri untuk bersikap positif terhadap kemunculan seseorang tokoh sebagai calon presiden, siapa pun dia dan apa pun latar belakang profesinya.

"Kita tidak boleh memandang enteng seseorang yang menyatakan keinginan dan keterpanggilannya menjadi capres," ujar politisi Partai Golkar ini.

Lebih lanjut, Hajriyanto berpandangan sikap parpol yang meremehkan pencalonan Rhoma ini muncul karena perasaan sombong seakan-akan hanya mereka yang paling pantas dan berhak diusung menjadi capres. Padahal, konstitusi Indonesia menegaskan bahwa setiap warga negara memiliki hak memilih dan dipilih.

"Maka jadi capres itu hak konstitusional setiap warga negara. Pengalaman demokrasi deliberatif di berbagai negara membuktikan cukup banyak artis film dan penyanyi terpilih menjadi presiden dan sukses menjalankan pemerintahan," ucapnya.

Baca juga:
Jokowi: Saya Dukung Penuh Pencapresan Rhoma
Ridho Rhoma: "Ter-la-lu", kalau Papa Menolak Lagi
Ruhut: Rhoma Nyapres, Inul juga Bisa!
Rhoma Irama: Saya Dinilai Mampu Persatukan Umat Islam

Berita terkait wacana pencapresan Rhoma bisa diikuti dalam topik:
Geliat Politik Jelang 2014

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    KPK Usut Dugaan Pengadaan Barang dan Jasa Fiktif di PT Telkom Group, Kerugian Capai Ratusan Miliar

    KPK Usut Dugaan Pengadaan Barang dan Jasa Fiktif di PT Telkom Group, Kerugian Capai Ratusan Miliar

    Nasional
    Anggota DPR Sebut Pembubaran People’s Water Forum Coreng Demokrasi Indonesia

    Anggota DPR Sebut Pembubaran People’s Water Forum Coreng Demokrasi Indonesia

    Nasional
    Namanya Disebut Masuk Bursa Pansel Capim KPK, Kepala BPKP: Tunggu SK, Baru Calon

    Namanya Disebut Masuk Bursa Pansel Capim KPK, Kepala BPKP: Tunggu SK, Baru Calon

    Nasional
    Tutup Forum Parlemen WWF, Puan Tekankan Pentingnya Ketahanan Air

    Tutup Forum Parlemen WWF, Puan Tekankan Pentingnya Ketahanan Air

    Nasional
    Singgung Kenaikan Tukin, Jokowi Minta BPKP Bekerja Lebih Baik

    Singgung Kenaikan Tukin, Jokowi Minta BPKP Bekerja Lebih Baik

    Nasional
    Kembangkan Energi Terbarukan di RI dan Internasional, Pertamina NRE Gandeng Masdar

    Kembangkan Energi Terbarukan di RI dan Internasional, Pertamina NRE Gandeng Masdar

    Nasional
    MK Tolak Gugatan PPP soal Perpindahan 21.000 Suara ke Partai Garuda di 4 Dapil

    MK Tolak Gugatan PPP soal Perpindahan 21.000 Suara ke Partai Garuda di 4 Dapil

    Nasional
    Paparkan Hasil Forum Parlemen WWF, Puan Sebut Isu Air Akan Jadi Agenda Prioritas

    Paparkan Hasil Forum Parlemen WWF, Puan Sebut Isu Air Akan Jadi Agenda Prioritas

    Nasional
    MK Tolak Gugatan PPP Terkait Hasil Pileg Dapil Jabar

    MK Tolak Gugatan PPP Terkait Hasil Pileg Dapil Jabar

    Nasional
    Sidang Asusila Ketua KPU, Anggota Komnas HAM dan Perempuan Jadi Ahli

    Sidang Asusila Ketua KPU, Anggota Komnas HAM dan Perempuan Jadi Ahli

    Nasional
    Belanja Negara Makin Besar, Jokowi Minta BPKP Inovasi Gunakan Teknologi Digital

    Belanja Negara Makin Besar, Jokowi Minta BPKP Inovasi Gunakan Teknologi Digital

    Nasional
    Pegawai Protokol Kementan hingga Pihak Swasta Jadi Saksi Sidang Kasus Korupsi SYL

    Pegawai Protokol Kementan hingga Pihak Swasta Jadi Saksi Sidang Kasus Korupsi SYL

    Nasional
    Ketua KPK Ogah Tanggapi Masalah Ghufron Laporkan Dewas ke Bareskrim

    Ketua KPK Ogah Tanggapi Masalah Ghufron Laporkan Dewas ke Bareskrim

    Nasional
    KPU Sebut Upaya PPP Tembus Parlemen Kandas Sebab Gugatan Banyak Ditolak MK

    KPU Sebut Upaya PPP Tembus Parlemen Kandas Sebab Gugatan Banyak Ditolak MK

    Nasional
    Dugaan Rayu PPLN, Ketua KPU Hadiri Sidang DKPP Bareng Korban

    Dugaan Rayu PPLN, Ketua KPU Hadiri Sidang DKPP Bareng Korban

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com