Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setjen Merasa Dikambinghitamkan KPU

Kompas.com - 13/11/2012, 21:57 WIB
Aditya Revianur

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretariat Jenderal (Setjen) Komisi Pemilihan Umum (KPU) merasa dikambinghitamkan para komisioner. Ketujuh komisioner KPU dinilai Setjen melempar tanggungjawab atas permasalahan verifikasi parpol.

"Pernyataan bahwa di dalam verifikasi parpol butuh 68 personil yang harus disediakan Sekjen KPU tapi sulit menghadirkan hal tersebut adalah tidak benar," kata Sekretaris Jenderal KPU Suripto Bambang Setyadi dalam pledoi di sidang DKPP, Jakarta, Selasa (13/11/2012).

Suripto mengungkapkan, Setjen KPU sudah bekerja sesuai surat tugas nomor 1079/ST/X/2012 tanggal 8 Oktober 2012, nomor 844/ST/VII/2012 tanggal 15 Agustus 2012, dan nomor 1040/ST/X/2012 tanggal 1 Oktober 2012 yang ditandatangani Ketua KPU Husni Kamil Manik. Saat proses verifikasi administrasi, lanjutnya, semua jajaran Setjen bekerja di hotel Borobudur. Hal itu, dapat dibuktikan dari tayangan CCTV di hotel yang menangkap gambar mereka.

"Tidak benar komisioner bekerja sendirian pada tanggal 23 Oktober 2012. Tim verifikator sendiri telah menyelesaikan tugasnya pada tanggal tersebut," tambahnya.

Tim verifikator telah menyerahkan hasil verifikasi administrasi pada komisioner untuk diplenokan di tanggal 23 Oktober 2012. Namun, Komisoner KPU baru mengumumkan hasil verifikasi pada 28 Oktober 2012.

Lebih jauh Suripto membantah tudingan Komisioner Bidang Hukum KPU Ida Budiarti yang menyebutkan adanya dikotomi antara komisioner dengan sekretariat. Hal itu, jelas tidak benar. "Sehubungan dengan pernyataan sudah tidak hanya di pusat tapi virus sudah tersebar ke seluruh wilayah tanah air adalah statement yang mengada-ada," tegasnya.

Menurutnya, pergantian Sekjen yang diwacanakan karena Setjen melakukan pemboikotan pemilu, pembangkangan birokrasi, pembusukan organisasi, dan menciptakan dikotomi adalah tidak benar. Faktanya, Ketua KPU melalui surat nomor 596/KPU/XI/2012 tanggal 2 November 2012 pada Mendagri Gamawan Fauzi, meminta waktu untuk melakukan konsultasi karena Sekjen KPU akan pensiun sejak 26 Januari 2013.

Padahal, Suripto menilai permintaan waktu dengan alasan tersebut harus dikonsultasikan terlebih dahulu. Hal itu, merujuk pasal 57 ayat 3 dan 4 UU nomor 15 tahun 2011 tentang penyelenggara pemilu. "KPU harus terlebih dahulu konsultasi dengan pemerintah. Dalam hal ini yang dimaksud pemerintah adalah Presiden menunjuk Menteri Dalam Negeri," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com