Djoko: KPK-Polri Jangan Sampai Diadu Domba

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto meminta kepada seluruh pimpinan lembaga penegak hukum baik di Komisi Pemberantasan Korupsi, Kepolisian, dan Kejaksaan untuk terus berkoordinasi dalam penegakkan hukum. Menurut Djoko, koordinasi yang baik dapat menghindarkan hal-hal kontradiktif seperti peristiwa di Gedung KPK, Jumat ( 5/10/2012 ) malam.

Djoko meminta ketika suatu institusi menghadapi masalah, tidak langsung mengungkapkan kepada publik melalui media. "Antar mereka (pimpinan) bertemu dulu, baru bersama-sama ke media. Supaya tidak menjadi hal-hal yang kontradiktif antara satu sama lain," kata Djoko di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Sabtu ( 6/10/2012 ).

Hal itu dikatakan Djoko ketika dimintai tanggapan langkah sejumlah anggota Kepolisian Daerah Bengkulu dan Polda Metro Jaya yang mendatangi Gedung KPK untuk menangkap Komisaris Novel Baswedan. Penangkapan dilakukan karena Novel dituduh melakukan pembunuhan ketika menjabat sebagai Kasat Reskrim Polda Bengkulu tahun 2004 .

Djoko mengatakan, dirinya langsung menginstruksikan Kepala Polri Jenderal (Pol) Timur Pradopo segera menarik anggotanya yang mendatangi KPK untuk menjaga dinamika di lapangan. Kapolri mematuhi instruksi itu.

"Antara KPK dan Polri jangan sampai mereka diadu domba. Mereka menjadi tidak rukun, tidak harmonis. Mereka sama-sama memberantas korupsi di negara kita. Kedua institusi ini harus kita perkuat plus Kejaksaan. Jangan satu, dua, tiga ini dilemahkan," kata Djoko.

Ketika disinggung pernyataan pimpinan KPK bahwa ada upaya kriminalisasi KPK karena Novel menangani kasus dugaan korupsi simulator di Korps Lalu Lintas Polri, Djoko menjawab, "saya tidak ingin berkomentar seperti itu. Tapi dinamika seperti tadi malam harus kita hindari. Harus ada fungsi koordinatif, sinkronisasi diantara kedua lembaga ini."