Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membumikan Takwa

Kompas.com - 10/08/2012, 08:39 WIB

”Puasa” sepanjang masa

Kesenjangan cukup lebar antara tujuan puasa dan fenomena yang berkembang meniscayakan kita untuk mengevaluasi diri. Kita pun perlu mengagendakan strategi dan langkah konkret agar puasa bisa lebih bermakna. Keberpuasaan diharapkan benar-benar bernilai takwa yang dapat memberikan pencerahan dan kebaikan bagi kehidupan masyarakat dan bangsa.

Pencapaian ke arah itu menuntut kita untuk meneguhkan kembali niat puasa dan mengembalikan makna puasa ke makna asalnya. Dalam ajaran Al Quran, puasa jelas bukan tujuan, melainkan sarana untuk menggapai ketakwaan. Perlu ketulusan dan kejernihan hati untuk melakukan hal itu.

Dalam ungkapan lain, sekali kita berniat berpuasa pada saat itu pula kita harus berkomitmen mengendalikan diri dari dorongan kejahatan nafsu dari yang tersamar hingga yang paling jelas. Setelah itu, kita lalu bersungguh-sungguh mengembangkan kebaikan, terutama yang akan berdampak nyata pada kehidupan sosial.

Tak cukup dengan itu. Agenda yang perlu dikedepankan adalah menjadikan komitmen itu tak bersifat individual semata. Ia harus menjadi sistem yang mampu mendorong setiap orang untuk melakukan hal serupa. Pada sisi ini, organisasi keagamaan mutlak tidak sekadar mengedepankan program yang berorientasi pada penyebaran kebaikan dan pencegahan terjadinya kemungkaran atau kejahatan semata.

Lebih dari itu, organisasi-organisasi tersebut harus mewujudkan diri sebagai semacam lembaga penjamin mutu keberagamaan umat. Setiap organisasi keagamaan diharapkan mampu mengembangkan pola quality assurance yang dapat memantau religiositas setiap anggotanya.

Untuk itu, unit struktur paling bawah dari tiap-tiap jam’iyah itu, misalnya, diberi amanah berperan melakukan semacam pemantauan. Jika ada anggota organisasi yang melakukan hal-hal yang menyimpang dari pola keberagamaan yang digariskan organisasi, mereka hendaknya diberikan pembinaan melalui pola-pola yang dialogis dan memberdayakan.

Bisa saja hal itu dianggap mengada-ada dan tidak realistis, tetapi bukan sesuatu yang tak mungkin. Melalui pertemuan bulanan anggota, minimal pengurus di tingkat bawah yang langsung berhubungan dengan warga, upaya pengembangan semacam penjaminan mutu keberagamaan umat jadi agenda yang sangat mungkin, menantang, dan menarik dikembangkan.

Melihat karut-marut kehidupan bangsa yang dari saat ke saat tidak pernah terselesaikan secara tuntas, puasa kali ini perlu dijadikan momen untuk mengagendakan hal itu. Jika program ini bisa dijalankan, ketakwaan tidak lagi sekadar berwujud serpihan nilai yang hanya bermanfaat bagi pelaku, tapi akan jadi sistem kokoh yang akan membuahkan hasil besar bagi perubahan kehidupan umat. Bahkan hal itu akan sangat bermakna transformatif bagi pencerahan bangsa dan masyarakat secara keseluruhan.

Mari kita tunggu organisasi-organisasi Islam meresponsnya. Pemerintah tentu mutlak mendukung dengan penerapan kebijakan yang berbasis moralitas luhur.

Abd A’la Guru Besar IAIN Sunan Ampel

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    PAN Persoalkan Selisih 2 Suara Tapi Minta PSU di 5 TPS, Hakim MK: Mungkin Enggak Setengah Suara?

    PAN Persoalkan Selisih 2 Suara Tapi Minta PSU di 5 TPS, Hakim MK: Mungkin Enggak Setengah Suara?

    Nasional
    Kuasa Hukum KPU Belum Paham Isi Gugatan PDI-P di PTUN

    Kuasa Hukum KPU Belum Paham Isi Gugatan PDI-P di PTUN

    Nasional
    KPK Sita Pabrik Kelapa Sawit Bupati Nonaktif Labuhan Batu, Nilainya Rp 15 M

    KPK Sita Pabrik Kelapa Sawit Bupati Nonaktif Labuhan Batu, Nilainya Rp 15 M

    Nasional
    Sidang Praperadilan Tersangka TPPU Panji Gumilang Berlanjut Pekan Depan, Vonis Dibacakan 14 Mei

    Sidang Praperadilan Tersangka TPPU Panji Gumilang Berlanjut Pekan Depan, Vonis Dibacakan 14 Mei

    Nasional
    Hukuman Yusrizki Muliawan di Kasus Korupsi BTS 4G Diperberat Jadi 4 Tahun Penjara

    Hukuman Yusrizki Muliawan di Kasus Korupsi BTS 4G Diperberat Jadi 4 Tahun Penjara

    Nasional
    Airin dan Ahmed Zaki Dekati PKB untuk Pilkada 2024

    Airin dan Ahmed Zaki Dekati PKB untuk Pilkada 2024

    Nasional
    Anggota DPR Diduga Terima THR dari Kementan, KPK: Bisa Suap, Bisa Gratifikasi

    Anggota DPR Diduga Terima THR dari Kementan, KPK: Bisa Suap, Bisa Gratifikasi

    Nasional
    Mendagri Serahkan Data Pemilih Potensial Pilkada 2024, Jumlahnya 207,1 Juta

    Mendagri Serahkan Data Pemilih Potensial Pilkada 2024, Jumlahnya 207,1 Juta

    Nasional
    Hardiknas 2024, Fahira Idris: Perlu Lompatan Peningkatan Kualitas Pengajaran hingga Pemerataan Akses Pendidikan

    Hardiknas 2024, Fahira Idris: Perlu Lompatan Peningkatan Kualitas Pengajaran hingga Pemerataan Akses Pendidikan

    Nasional
    Sadar PTUN Tak Bisa Batalkan Putusan MK, PDI-P: Tapi MPR Punya Sikap untuk Tidak Melantik Prabowo

    Sadar PTUN Tak Bisa Batalkan Putusan MK, PDI-P: Tapi MPR Punya Sikap untuk Tidak Melantik Prabowo

    Nasional
    Surya Paloh Sungkan Minta Jatah Menteri meski Bersahabat dengan Prabowo

    Surya Paloh Sungkan Minta Jatah Menteri meski Bersahabat dengan Prabowo

    Nasional
    Anies Respons Soal Ditawari Jadi Menteri di Kabinet Prabowo atau Tidak

    Anies Respons Soal Ditawari Jadi Menteri di Kabinet Prabowo atau Tidak

    Nasional
    Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

    Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

    Nasional
    KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

    KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

    Nasional
    Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

    Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com