Seperti apa sikap Golkar dalam paripurna nanti, kita tunggu saja! Namun yang pasti, dua hari lalu Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie mengatakan kenaikan harga BBM tergantung pemerintah.
"Saya kira, naik atau tidak naik harga BBM, tergantung pemerintah. Itu bukan domain partai. Parlemen hanya punya domain menetapkan harga BBM," cetus Aburizal.
Inilah hitung-hitungan matematis yang bisa menentukan naik atau tidaknya harga BBM pada rapat paripurna, Jumat nanti.
Anggota DPR berjumlah 560 orang.
- Fraksi Demokrat 148 orang
- Fraksi Golkar 106 orang
- Fraksi PDIP 94 orang
- Fraksi PKS 57 orang
- Fraksi PAN 46 orang
- Fraksi PPP 38 orang
- Fraksi PKB 28 orang
- Fraksi Gerindra 26 orang
- Fraksi Hanura 17 orang
Suara fraksi koalisi pendukung pemerintah (jika solid), maka dipastikan membuat kebijakan menaikkan harga BBM terealisasi:
Demokrat + Golkar + PAN + PPP + PKS + PKB = 366 suara (minus PKS menjadi 309 suara). (minus Golkar menjadi 203 suara)
Di luar koalisi, ada tiga fraksi yang menentang kenaikan harga BBM, yaitu PDIP + Hanura + Gerindra = 137 suara
Namun, jika Fraksi PKS dikabarkan tetap pada pendirian menolak kenaikan harga BBM. Maka suara PKS (jika solid), bisa masuk ke barisan penolak kenaikan harga BBM.
Suara koalisi pendukung akan berkurang 57 orang, sehingga menjadi 309 suara. Sehingga, suara penolak kenaikan harga BBM menjadi 194 suara.
Meski PKS bergabung dengan PDIP, Hanura, dan Gerindra, maka tetap kalah suara jika voting dilakukan. PDIP + Hanura + Gerindra + PKS = 194
Dengan demikian, suara Golkar sangat menentukan dalam penolakan kenaikan harga BBM.
Jika suara Golkar 106 orang kompak menolak kenaikan harga BBM. Maka suara anggota DPR penolak harga BBM menjadi 300 suara. Sedangkan suara koalisi pendukung pemerintah hanya menjadi 203 suara. (Hasanudin Aco)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.