Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demokrat Merasa Dizalimi Media

Kompas.com - 31/01/2012, 15:06 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Para politisi Partai Demokrat merasa dizalimi oleh media terkait pemberitaan mengenai berbagai kasus yang menyeret partai mereka belakangan ini. Media dinilai telah memberitakan di luar kewajaran.

”Kami sangat merasa dizalimi media,” kata Ketua DPP Bidang Advokasi dan Hukum PD Benny K Harman, di Kompleks Dewan Perwakilan Rakyat, Jakarta, Selasa (31/1/2012).

Benny menilai, wartawan kerap melanggar kode etik ketika meliput. Dia memberi contoh, dari 20 fakta yang ada di pengadilan, hanya lima yang dikutip untuk diberitakan. Menurut dia, sikap itu sangat subyektif dan diskriminatif.

Meski demikian, Benny mengaku tetap menghormati kebebasan pers. Namun, mantan wartawan itu meminta aparat penegak hukum tidak terpengaruh oleh desakan media.

”KPK, termasuk lembaga peradilan, tidak boleh bekerja berdasarkan tekanan pers, opini publik. Jangan terpengaruh suara mayoritas yang acap kali menghendaki jalan pintas dalam penegakan hukum,” kata Ketua Komisi III itu.

Benny mengklaim, tidak ada perpecahan di internal PD. Perbedaan pandangan di internal, lanjutnya, lazim terjadi di partai politik. Menurut dia, pihaknya mempersilakan penegak hukum untuk memproses siapa pun kader PD yang terlibat pidana.

”Kami menghargai proses hukum dan menyerahkan ke hukum untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi partai,” pungkas dia.

Seperti diberitakan, PD terus disorot terkait kasus dugaan korupsi M Nazaruddin, mantan Bendahara Umum PD. Banyak kader yang terseret, seperti Mirwan Amir, Angelina Sondakh, Andi Mallarangeng, dan Anas Urbaningrum. Namun, mereka belum terbukti terlibat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem 'Mualaf Oposisi'

    Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem "Mualaf Oposisi"

    Nasional
    Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi 'King Maker'

    Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi "King Maker"

    Nasional
    Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

    Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

    Nasional
    Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

    Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

    Nasional
    Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

    Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

    Nasional
    Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

    Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

    Nasional
    Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

    Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

    Nasional
    Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

    Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

    Nasional
    Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

    Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

    Nasional
    UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

    UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

    Nasional
    Jemaah Haji Tak Punya 'Smart Card' Terancam Deportasi dan Denda

    Jemaah Haji Tak Punya "Smart Card" Terancam Deportasi dan Denda

    Nasional
    Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

    Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

    Nasional
    Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

    Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

    Nasional
    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

    Nasional
    Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

    Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com