Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Acos Atur Pertemuan Tamsil dengan Kemennakertrans

Kompas.com - 28/12/2011, 17:19 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengusaha Iskandar Pasojo alias Acos berperan menghubungkan pihak Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat dengan pejabat Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi terkait pengalokasian dana program Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah (PPID).

Wakil Ketua Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat, Tamsil Linrung mengatakan, rekannya itu mempertemukan dia dengan Djoko Sidiq Pramono di Hotel Crowne Plaza sekitar Februari 2011 lalu. Saat itu, Djoko menjabat Direktur Jenderal Pembinaan Pengembangan Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi (P2MKT).

"Posisi saya diminta, dihubungi Acos, 'Ada Pak Djoko ingin ketemuan menjelaskan soal anggaran terkait KTM (Kota Terpadu Mandiri) itu'. Dia mengusulkan supaya anggarannya itu bisa diakomodir di APBN 2011," kata Tamsil di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Rabu (28/12/2011).

Tamsil kemudian bersedia menemui Djoko dengan alasan, sebagai anggota DPR, dia berkewajiban memberikan informasi kepada pihak yang meminta.

"Ini terkait pelayanan umum, maka saya berkewajiban menjelaskan prosedurnya," ujarnya.

Dalam pertemuan tersebut, Djoko menjelaskan kepada Tamsil soal pentingnya program KTM bagi pembangunan daerah transmigrasi. Selain diikuti Acos, pertemuan tersebut juga dihadiri Ali Mudhori, yang dikenal Tamsil sebagai staf Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Muhaimin Iskandar.

"Jelaskan program itu penting, penanggulangan kemiskinan, kesejahteraan transmigran," kata Tamsil.

Merespon penjelasan Djoko itu, Tamsil lantas mempersilahkan Djoko untuk menyampaikan usulannya ke Kementerian Keuangan.

"Saya respons, itu memang bagus. Tetapi, harus melalui mekansisme yang benar, sampaikan ke Kemenkeu, nanti Kemenkeu ke Banggar," ungkapnya.

Adapun, Acos diakui Tamsil sebagai rekannya yang sama-sama tergabung dalam Persatuan Nelayan Tradisional Indonesia (PNTI). "Hanya, di PNTI, dia (Acos) wakil ketua umum, saya ketua umum," ucap Tamsil.

Seperti diberitakan, dana PPID untuk program Kemennakertrans dipersoalkan Komisi Pemberantasan Korupsi. Dua pejabat Kemennakertrans, I Nyoman Suisnayan dan Dadong Irbarelawan menjadi terdakwa karena diduga menerima suap dari pengusaha Dharnawati. Suap diduga berkaitan dengan penetapan empat kabupaten di Papua yakni Keerom, Manokwari, Teluk Wondama, dan Mimika sebagai daerah penerima dana PPID.

Menurut Tamsil, dirinya tidak terlibat dalam pembahasan penentuan empat daerah tersebut. Penentuan daerah-daerah itu dilakukan Kemennakertrans.

"Kita hanya berikan persetujuan," katanya.

Sebelumnya, saat bersaksi di persidangan, Djoko mengaku diminta Ali Mudhori yang datang dengan Sindu Malik untuk menjelaskan program KTM ke Tamsil Linrung. Ali memberitahukan kepada Djoko adanya dana APBN-P 2011 Rp 1 triliun yang akan dialokasikan untuk PPID. Namun, menurut Tamsil, keputusan soal alokasi APBN-P untuk PPID itu diputuskan Banggar bersama Kementerian Keuangan di Cikopo, beberapa bulan setelah pertemuan dirinya dengan Djoko di Hotel Crowne Plaza.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem 'Mualaf Oposisi'

Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem "Mualaf Oposisi"

Nasional
Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi 'King Maker'

Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi "King Maker"

Nasional
Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Nasional
Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Nasional
Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Nasional
Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Nasional
Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Nasional
Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Nasional
Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Nasional
UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

Nasional
Jemaah Haji Tak Punya 'Smart Card' Terancam Deportasi dan Denda

Jemaah Haji Tak Punya "Smart Card" Terancam Deportasi dan Denda

Nasional
Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Nasional
Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Nasional
Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com