Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bambang: Nonaktifkan Kapolda NTB

Kompas.com - 25/12/2011, 11:35 WIB
Ary Wibowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mendesak Kepala Kepolisian RI Jenderal Timur Pradopo segera menonaktifkan Kepala Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat Brigjen Pol Arif Wachyunandi. Desakan itu diungkapkan Anggota Komisi III DPR Bambang Soesatyo menanggapi insiden penembakan terhadap tiga pengunjuk rasa Front Rakyat Anti Tambang (FRAT) di Sape, Bima, NTB, Sabtu (24/12/2011).

"Kita mendesak Kapolri segera menonaktifkan Kapolda NTB, Kapolres, Kapolsek dan seluruh anggota yang diduga terlibat tindak kekerasan yang menewaskan warga," ujar Bambang kepada Kompas.com, di Jakarta, Minggu (25/12/2011).

Bambang menambahkan, saat ini Kapolri juga harus membuat langkah-langkah efektif untuk membenahi berbagai aksi-aksi unjuk rasa dari masyarakat. Menurutnya, sangat tidak dibenarkan, jika aparat keamanan melakukan pengamanan hingga mengakibatkan korban jiwa.

"Maka dari itu, kita juga meminta agar Kapolri untuk segera melakukan pembenahan dan menarik senjata dari seluruh aparat penghalau demo yang berpotensi mematikan," kata Bambang.

Ia mengaku khawatir, jika kekerasan tersebut tidak segera dikendalikan, akan terus menjadi preseden buruk bagi aparat kepolisian.

"Dalam arti kelompok-kelompok masyarakat maupun aparat menghalalkan tindak kekerasan, termasuk membunuh, untuk menyelesaikan setiap persoalan yang mengemuka di ruang publik," kata Bambang.

Wakil Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Ridha Saleh di Jakarta, Sabtu (24/12/2011), menyatakan, jauh sebelum tindakan represif aparat kepolisian, pihaknya sudah memperingatkan Bupati Bima Ferry Zulkarnain dan Kapolda NTB Brigjen Pol Arif Wachyunandi.

Komnas HAM, menurut Ridha, sudah memberikan beberapa rekomendasi kepada pihak terkait untuk menyelesaikan persoalan tersebut.

"Kita sebelumnya sudah turun pada April 2011. Jadi, masalah di Bima sudah dilaporkan ke Komnas HAM. Kemudian, kita melakukan investigasi ke sana. Namun entah kenapa, rekomendasi itu tidak diindahkan mereka sampai kemudian puncak amarah massa pecah seperti yang terjadi pagi tadi," kata Ridha.

Insiden berdarah di Sape, mencuat saat Aparat Polres Bima yang didukung Satuan Brigade Mobil (Brimob) Polda NTB, membubarkan paksa aksi unjuk rasa ribuan warga disertai blokade ruas jalan menuju Pelabuhan Sape, Kabupaten Bima, NTB, yang telah berlangsung sejak sepekan terakhir ini.

Unjuk rasa itu dilatari penerbitan SK baru bernomor 188/45/357/004/2010 yang berisi pemberian izin kepada PT Sumber Mineral Nusantara (SMN) untuk mengeksplorasi lahan di Bima seluas 24.980 hektar persegi. Hal ini memicu kekhawatiran warga bahwa aktivitas pertambangan yang dilakukan PT SMN mengganggu mata pencarian mereka yang sebagian besar berprofesi sebagai petani dan nelayan.

Korban tewas dalam insiden itu mencapai tiga orang dan puluhan lainnya luka-luka. Tiga korban tewas tersebut yakni dua warga Desa Suni, Kecamatan Lambu, Arif Rahman (18), Syaiful (17) dan Immawan Ashary, kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) NTB. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Shalat Jumat di Masjid Baiturrahman Aceh, Anies Diteriaki 'Presiden 2029'

    Shalat Jumat di Masjid Baiturrahman Aceh, Anies Diteriaki "Presiden 2029"

    Nasional
    Polri Siapkan Posko Pemantauan dan Pengamanan Jalur untuk World Water Forum di Bali

    Polri Siapkan Posko Pemantauan dan Pengamanan Jalur untuk World Water Forum di Bali

    Nasional
    Menkumham Bahas Masalah Kesehatan Napi dengan Presiden WAML

    Menkumham Bahas Masalah Kesehatan Napi dengan Presiden WAML

    Nasional
    Sidang Sengketa Pileg, PAN Minta PSU di 7 TPS Minahasa

    Sidang Sengketa Pileg, PAN Minta PSU di 7 TPS Minahasa

    Nasional
    AHY Ungkap Koalisi Prabowo Sudah Bahas Pembagian Jatah Menteri

    AHY Ungkap Koalisi Prabowo Sudah Bahas Pembagian Jatah Menteri

    Nasional
    Jokowi Minta Relokasi Ribuan Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang Dipercepat

    Jokowi Minta Relokasi Ribuan Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang Dipercepat

    Nasional
    Caleg Tidak Siap Ikuti Sidang Daring, Hakim MK: Suara Putus-putus, Jadi Lapar...

    Caleg Tidak Siap Ikuti Sidang Daring, Hakim MK: Suara Putus-putus, Jadi Lapar...

    Nasional
    Anies-Muhaimin Kunjungi Aceh Usai Pilpres, Ingin Ucapkan Terima Kasih ke Warga

    Anies-Muhaimin Kunjungi Aceh Usai Pilpres, Ingin Ucapkan Terima Kasih ke Warga

    Nasional
    Bareskrim Polri Yakin Penetapan Panji Gumilang sebagai Tersangka TPPU Sah Menurut Hukum

    Bareskrim Polri Yakin Penetapan Panji Gumilang sebagai Tersangka TPPU Sah Menurut Hukum

    Nasional
    Polisi Lengkapi Kekurangan Berkas Perkara TPPU Panji Gumilang

    Polisi Lengkapi Kekurangan Berkas Perkara TPPU Panji Gumilang

    Nasional
    Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang

    Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang

    Nasional
    Bersama TNI AL, Polisi, dan Basarnas, Bea Cukai Bantu Evakuasi Korban Erupsi Gunung Ruang

    Bersama TNI AL, Polisi, dan Basarnas, Bea Cukai Bantu Evakuasi Korban Erupsi Gunung Ruang

    Nasional
    Prabowo Ingin Berkumpul Rutin Bersama Para Mantan Presiden, Bahas Masalah Bangsa

    Prabowo Ingin Berkumpul Rutin Bersama Para Mantan Presiden, Bahas Masalah Bangsa

    Nasional
    Hanura Sebut Suaranya di Manokwari Dipindah ke PSI, Berdampak ke Perolehan Kursi DPRD

    Hanura Sebut Suaranya di Manokwari Dipindah ke PSI, Berdampak ke Perolehan Kursi DPRD

    Nasional
    Gugat Hasil Pileg, Pengacara Gerindra Malah Keliru Minta MK Batalkan Permohonan

    Gugat Hasil Pileg, Pengacara Gerindra Malah Keliru Minta MK Batalkan Permohonan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com