Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Kasus DL Sitorus, Amir Tantang Pembuktian

Kompas.com - 31/10/2011, 17:07 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Amir Syamsuddin tidak ambil pusing menanggapi pemberitaan yang menyebutkan dirinya ikut "bermain", mengamankan DL Sitorus yang digugat dalam kasus penguasaan lahan negara di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Kasus gugatan izin tersebut masuk ke Mahkamah Agung pada 2008. Saat itu, Amir menjadi kuasa hukum DL Sitorus.

"Saya kira saya harus menghargai kepedulian Tempo dalam hal ini yang begitu tinggi, kaitkan posisi saya sebagai pejabat publik, mantan pengacara yang pernah dampingi DL Sitorus. Saya tidak ingin defensif, membantah. Itu masukan yang positif, mengingatkan saya untuk tidak konflik kepentingan," kata Amir di Jakarta, Senin (31/10/2011).

Pemberitaan Majalah Tempo edisi 31 Oktober-6 November yang berjudul "Uang Semir dan Menteri Amir" mengungkapkan adanya aliran uang yang mengalir ke sejumlah pihak untuk membebaskan Sitorus dari kasus penguasaan lahan di Padang Lawas, Tapanuli Selatan. Uang disebutkan mengalir ke hakim MA, partai politik, wartawan, dan pengacara berinisial "AS" yang merujuk pada "Amir Syamsuddin".

Diduga, uang miliaran rupiah yang mengalir ke "AS" saat itu bukan hanya untuk pembayaran jasanya sebagai kuasa hukum, melainkan juga untuk melobi hakim. Aliran dana yang diberitakan Majalah Tempo tersebut berdasarkan data dari dokumen yang disampaikan sumber.

Amir lantas menantang agar data-data tersebut dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi untuk dibuktikan kebenarannya. "Kalau ada datanya, katanya sudah ada datanya, serahkan kepada KPK," katanya.

Bahkan, Amir membuka tawaran kepada siapa pun untuk membentuk tim independen, menelusuri data yang mengaitkan namanya itu. "Di samping menyampaikan data itu ke KPK, silakan dibentuk saja. Kalau perlu ada cara lain yang bisa mengungkapkan hal itu lebih cepat, itu juga tidak apa-apa. Tim independen misalnya, dari ICW, bahkan kalau bisa dari Tempo sendiri, saya kira itu tidak apa-apa," ucap politikus Partai Demokrat itu.

Amir juga menegaskan bahwa dia tidak akan terlalu reaktif dengan langsung melaporkan Majalah Tempo ke polisi atas pemberitaannya itu. "Saya cenderung bawa ke Dewan Pers. Saya tidak cepat bereaksi, bawa ke pengadilan. Namun sebelum itu saya lakukan, kalau memang datanya jelas, sejak 2008, kenapa baru sekarang?" tukasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

SYL Berkali-kali 'Palak' Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

SYL Berkali-kali "Palak" Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

Nasional
Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Nasional
Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Nasional
KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Akibat Korupsi di PT PGN

KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Akibat Korupsi di PT PGN

Nasional
Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Nasional
Waketum Golkar Ingin Tanya Airlangga Kenapa Bobby Akhirnya Masuk Gerindra

Waketum Golkar Ingin Tanya Airlangga Kenapa Bobby Akhirnya Masuk Gerindra

Nasional
Bicara soal Rekonsiliasi, JK Sebut Tetap Ada yang Jadi Oposisi

Bicara soal Rekonsiliasi, JK Sebut Tetap Ada yang Jadi Oposisi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jalan Berliku Anies Menuju Pilkada Jakarta | Mahfud soal Pentingnya Pemikiran Megawati

[POPULER NASIONAL] Jalan Berliku Anies Menuju Pilkada Jakarta | Mahfud soal Pentingnya Pemikiran Megawati

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Eks Ajudan Prabowo Siap Tempur di Jawa Tengah

GASPOL! Hari Ini: Eks Ajudan Prabowo Siap Tempur di Jawa Tengah

Nasional
Mengintip Kecanggihan Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 yang Bersandar di Jakarta

Mengintip Kecanggihan Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 yang Bersandar di Jakarta

Nasional
Selain Rakernas, PDI-P Buka Kemungkinan Tetapkan Sikap Politik terhadap Pemerintah Saat Kongres Partai

Selain Rakernas, PDI-P Buka Kemungkinan Tetapkan Sikap Politik terhadap Pemerintah Saat Kongres Partai

Nasional
Korban Dugaan Asusila Sempat Konfrontasi Ketua KPU saat Sidang DKPP

Korban Dugaan Asusila Sempat Konfrontasi Ketua KPU saat Sidang DKPP

Nasional
Covid-19 di Singapura Naik, Imunitas Warga RI Diyakini Kuat

Covid-19 di Singapura Naik, Imunitas Warga RI Diyakini Kuat

Nasional
WWF 2024 Jadi Komitmen dan Aksi Nyata Pertamina Kelola Keberlangsungan Air

WWF 2024 Jadi Komitmen dan Aksi Nyata Pertamina Kelola Keberlangsungan Air

Nasional
Menhub Targetkan Bandara VVIP IKN Beroperasi 1 Agustus 2024

Menhub Targetkan Bandara VVIP IKN Beroperasi 1 Agustus 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com