JAKARTA, KOMPAS.com — Penyelesaian masalah Papua dinilai lebih sulit dibanding Aceh. Banyak elite lokal Papua yang harus dilibatkan untuk ikut menyelesaikan masalah Papua secara damai.
Di sisi lain, semua pemangku kepentingan soal Papua memiliki agenda masing-masing yang kadang berbeda satu sama lain. "Saya dulu sebelum jadi anggota DPD sering melakukan penelitian di sana. Papua ini elitenya banyak sekali. Masyarakat Papua terdiri dari berbagai masyarakat adat, di mana ada patronase yang sangat kuat di sana. Patronase itu yang kemudian memastikan bahwa patron mereka sangat banyak pada tingkat lokal," kata Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) La Ode Ida di Jakarta, Selasa (25/11/2011).
Elite lokal ini yang menurut La Ode harus dirangkul semua oleh pemerintah pusat guna membangun dialog menyelesaikan persoalan Papua. Pada saat yang sama, menurut La Ode, di Papua juga muncul elit baru yang lepas dari ikatan kultur seperti tokoh muda dan cendekiawan.
"Mereka memiliki jaringan kuat di tingkat internasional. Nah siapa yang berkepentingan tentang Papua, mereka semua punya kepentingan. Semua harus dilibatkan dalam proses dialog. Kalau tidak ada dialog pasti akan terus menerus terjadi masalah seperti ini," kata La Ode.
Menurut dia, pemerintah harus segera menggelar dialog dengan semua pemangku kepentingan di Papua, baik di tingkat lokal, nasional hingga mereka yang memiliki jaringan internasional dan selalu memperjuangkan kemerdekaan bagi Papua.
Eskalasi kekerasan yang meningkat di Papua dalam beberapa hari terakhir, menurut La Ode Ida, bisa semakin membuka ruang bagi tuntutan kemerdekaan Papua. "Potensinya untuk itu besar sekali. Oleh karena itu, hindarilah kekerasan di Papua. Pendekatan keamanan harus dieliminir, yang harus dilakukan adalah pendekatan kesejahteraan," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.