Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buyung: Yudhoyono Harus Belajar dari Soekarno

Kompas.com - 20/09/2011, 22:52 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), Adnan Buyung Nasution, di Jakarta, Selasa (20/9/2011), menyarankan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk mencontoh Presiden Soekarno saat melakukan perombakan kabinet (reshuffle)  tahun 1959-1960.

Untuk memperkuat kepemimpinannya, Presiden Soekarno saat itu merombak kabinet dengan memasukkan orang yang sangat dipercayainya untuk membantu. Mereka, adalah Juanda, Leimena, dan Chairul Saleh yang berasal dari latar belakang yang berbeda. Mereka bertiga membantu Presiden untuk mengefektifkan jalannya pemerintahan dan kepemimpinan nasional.

Menurut Adnan Buyung, ada persoalan kepemimpinan dalam pemerintahan Yudhoyono. Kelemahan Presiden ini tidak bisa diharapkan tertutup oleh kemampuan Wakil Presiden Boediono.

"Karena itu, Presiden perlu melakukan perombakan total cabinet, bukan hanya reshuffle. Ia harus memilih orang-orang yang kredibel, kompeten, dan dipercayai masyarakat untuk membantunya. Orang-orang ini yang akan membantu Yudhoyono untuk mengatasi kekurangan pemerintahan ini dalam soal kepemimpinan," katanya lagi.

Adnan Buyung mengakui, perombakan cabinet saat ini merupakan keniscayaan, apabila Yudhoyono ingin memerintah dengan baik, dan kepercayaan masyarakat tumbuh, hingga tahun 2014. Dengan mengangkat orang-orang yang kredibel, mumpuni, dan dipercayai masyarakat, kredibilitas pemerintahan Yudhoyono akan naik kembali.

Dalam kabinet juga akan dialog untuk membahas pembangunan yang harus dilakukan, dan bukan tanpa kejelasan arah seperti yang saat ini terjadi.

Diakui Adnan Buyung, yang juga advokat senior, saat ini rakyat sesungguhnya tidak merasakan eksistensi negara atau pemerintah. Negara tak hadir dalam kehidupan masyarakat, karena lemahnya kepemimpinan nasional dan pemerintah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Nasional
Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Nasional
Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Nasional
Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Nasional
Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Nasional
Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Nasional
UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

Nasional
Jemaah Haji Tak Punya 'Smart Card' Terancam Deportasi dan Denda

Jemaah Haji Tak Punya "Smart Card" Terancam Deportasi dan Denda

Nasional
Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Nasional
Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Nasional
Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Nasional
Kabaharkam Siapkan Strategi Pengamanan Khusus di Akses Masuk Pelabuhan Jelang WWF ke-10 di Bali

Kabaharkam Siapkan Strategi Pengamanan Khusus di Akses Masuk Pelabuhan Jelang WWF ke-10 di Bali

Nasional
Ketua KPU Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada, Pakar: Jangan-jangan Pesanan...

Ketua KPU Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada, Pakar: Jangan-jangan Pesanan...

Nasional
Sebut Caleg Terpilih Tak Wajib Mundur jika Maju Pilkada, Ketua KPU Dinilai Ingkari Aturan Sendiri

Sebut Caleg Terpilih Tak Wajib Mundur jika Maju Pilkada, Ketua KPU Dinilai Ingkari Aturan Sendiri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com