Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Mana Uang Gayus?

Kompas.com - 15/09/2011, 09:43 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Gayus Halomoan Tambunan, mantan pegawai Ditjen Pajak, kembali menjadi sorotan publik. Sorotan itu bukan karena dia kembali menjadi pelaku yang mempermainkan hukum. Kini, Gayus disorot ketika menjadi korban penipuan seorang penghuni Lapas Klas I Cipinang, Jakarta Timur.

Modusnya, penggandaan uang. Tak tanggung-tanggung, Gayus rugi sekitar Rp 4 miliar. Terlepas bagaimana bisa seorang terpidana sekaligus terdakwa berbagai kasus itu tertipu, kejadian itu menimbulkan tanda tanya besar dari mana uang miliaran rupiah itu diperoleh?

Penyidik Bareskrim Polri sudah menyita harta kekayaan Gayus sekitar Rp 85 miliar ketika rekayasa penanganan kasus asal-usul uang Gayus senilai Rp 28 miliar terungkap. Harta dalam bentuk tabungan di berbagai rekening, uang tunai dalam bentuk dollar AS dan dollar Singapura, 31 logam mulia, dan lembaran saham itu saat ini disimpan di Bank Indonesia.

Meski harta fantastis untuk PNS golongan IIIA itu sudah disita, Gayus masih dapat menyuap para petugas Rutan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, agar dapat keluar dari sel selama 78 hari. Total uang yang digelontorkan Gayus, menurut jaksa, mencapai Rp 311 juta.

Suami Milana Anggraeni itu juga masih dapat membiayai pelesiran bersama istri dan anaknya ke Bali selama menyandang status tahanan. Gayus juga dapat merogok kocek hingga Rp 200 juta untuk membuat paspor palsu atas nama Sony Laksono.

Tak hanya itu, terpidana 12 tahun penjara itu juga dapat membiayai pelesirannya bersama istri ke Malaysia, Singapura, dan Makau. Entah berapa uang yang dikeluarkan Gayus untuk menikmati kebebasan itu. Tak jelas juga dari mana asal uang itu. Semua itu akan terungkap dalam proses persidangan yang tengah berjalan di Pengadilan Tipikor.

Terakhir, Gayus masih memiliki uang dalam bentuk dollar Singapura senilai Rp 4 miliar untuk digandakan. Menurut Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar, uang itu dimasukkan kerabat atau keluarga dalam tiga atau empat tahap.

Donal Fariz, aktivis Indonesia Corruption Watch (ICW), menilai kejadian itu membuktikan bahwa aparat penegak hukum gagal menelusuri serta menyita semua aset milik Gayus. Dia menduga, kejadian seperti itu akan terus terulang nantinya.

"Sepanjang penyuap Gayus tidak diproses, maka akan semakin banyak muncul persoalan baru," kata Donal ketika dihubungi Kompas.com, Kamis (15/9/2011).

Dion Pongkor, penasihat hukum Gayus, mengaku tak tahu-menahu soal tertipunya Gayus. Dia juga tak tahu dari mana uang Rp 4 miliar diperoleh. "Kita enggak tahu. Kita enggak mau tanya. Kita malah kaget dia masih punya duit. Ngakunya dia ke kita kan enggak punya duit, makanya kita (tim pengacara) gratis-gratis aja," kata dia.

Ketika dimintai tanggapan dugaan masih banyak harta Gayus yang belum disita, Dion mengatakan, "Menduga-duga hak mereka. Tukang becak juga bisa menduga-duga."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kuasa Hukum Caleg Jawab 'Siap' Terus, Hakim MK: Kayak Latihan Tentara, Santai Saja...

Kuasa Hukum Caleg Jawab "Siap" Terus, Hakim MK: Kayak Latihan Tentara, Santai Saja...

Nasional
Heboh Brigadir RAT Jadi Pengawal Bos Tambang, Anggota DPR: Tak Mungkin Atasan Tidak Tahu, Kecuali...

Heboh Brigadir RAT Jadi Pengawal Bos Tambang, Anggota DPR: Tak Mungkin Atasan Tidak Tahu, Kecuali...

Nasional
Geledah Setjen DPR dan Rumah Tersangka, KPK Amankan Dokumen Proyek hingga Data Transfer

Geledah Setjen DPR dan Rumah Tersangka, KPK Amankan Dokumen Proyek hingga Data Transfer

Nasional
Ditegur MK Tak Serius Ikuti Sidang, KPU Mengaku Punya Banyak Agenda

Ditegur MK Tak Serius Ikuti Sidang, KPU Mengaku Punya Banyak Agenda

Nasional
Korlantas Sebut Pelat Khusus “ZZ” Terhindar Ganjil-Genap Jika Dikawal

Korlantas Sebut Pelat Khusus “ZZ” Terhindar Ganjil-Genap Jika Dikawal

Nasional
Polri Bentuk 10 Satgas Pengamanan untuk World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Bentuk 10 Satgas Pengamanan untuk World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Nurul Ghufron Sengaja Absen Sidang Etik di Dewas KPK, Beralasan Sedang Gugat Aturan ke MA

Nurul Ghufron Sengaja Absen Sidang Etik di Dewas KPK, Beralasan Sedang Gugat Aturan ke MA

Nasional
Korlantas Polri Ungkap Jasa Pemalsuan Pelat Khusus “ZZ”, Tarifnya Rp 55-100 Juta

Korlantas Polri Ungkap Jasa Pemalsuan Pelat Khusus “ZZ”, Tarifnya Rp 55-100 Juta

Nasional
Absen di Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin, Surya Paloh: Terus Terang, Saya Enggak Tahu

Absen di Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin, Surya Paloh: Terus Terang, Saya Enggak Tahu

Nasional
KPU Mulai Tetapkan Kursi DPRD, Parpol Sudah Bisa Berhitung Soal Pencalonan di Pilkada

KPU Mulai Tetapkan Kursi DPRD, Parpol Sudah Bisa Berhitung Soal Pencalonan di Pilkada

Nasional
PKB Jajaki Pembentukan Koalisi untuk Tandingi Khofifah di Jatim

PKB Jajaki Pembentukan Koalisi untuk Tandingi Khofifah di Jatim

Nasional
PKB Bilang Sudah Punya Figur untuk Tandingi Khofifah, Pastikan Bukan Cak Imin

PKB Bilang Sudah Punya Figur untuk Tandingi Khofifah, Pastikan Bukan Cak Imin

Nasional
KPK Sita Gedung Kantor DPD Nasdem Milik Bupati Nonaktif Labuhan Batu

KPK Sita Gedung Kantor DPD Nasdem Milik Bupati Nonaktif Labuhan Batu

Nasional
MA Kuatkan Vonis 5 Tahun Penjara Angin Prayitno Aji

MA Kuatkan Vonis 5 Tahun Penjara Angin Prayitno Aji

Nasional
Soal Jokowi Jadi Tembok Tebal antara Prabowo-Megawati, Sekjen PDI-P: Arah Politik Partai Ranah Ketua Umum

Soal Jokowi Jadi Tembok Tebal antara Prabowo-Megawati, Sekjen PDI-P: Arah Politik Partai Ranah Ketua Umum

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com