Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY: Kurangi Pengadaan Alutsista dari Pinjaman Asing

Kompas.com - 08/09/2011, 17:03 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Sidang Kabinet Terbatas Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (8/9/2011), menginstruksikan pejabat terkait agar mengurangi pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang bersumber dari pinjaman. Terlebih jika pinjaman tersebut berasal dari luar negeri.

Kepala Negara meminta agar pejabat terkait menggunakan anggaran yang tersedia di dalam negeri. Dalam RAPBN 2012, Kementerian Pertahanan merupakan satu dari tujuh kementerian dan lembaga yang mendapat alokasi anggaran besar, yakni di atas Rp 20 triliun, dalam RAPBN 2012. Tercatat, Kemhan mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp 64,4 triliun. Alokasi tersebut diprioritaskan bagi modernisasi alat utama sistem persenjataan.

"Saya kira kita bisa menempuh cara-cara seperti ini sehingga semakin ke depan, debt to GDP ration kita berkurang," kata Presiden.

Presiden juga meminta agar pejabat terkait untuk membeli alutsista yang diproduksi Indonesia. Sementara itu, jika ada alat yang belum dapat dibuat sendiri, Kepala Negara meminta agar pejabat terkait dapat mengupayakan suatu kerja sama memproduksi alat tersebut melalui joint production, joint investment dengan negara-negara sahabat. Selain itu, Presiden juga meminta agar pengadaan alutsista dapat dilakukan secara transparan. Setiap rupiah yang dikeluarkan untuk pengadaan alutsista harus dapat dipertanggungjawabkan.

Turut hadir dalam sidang kabinet tersebut, antara lain, Wakil Presiden Boediono; Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto; Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa; Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro; Menteri Keuangan Agus Martowardjojo; Kepala Bappenas Armida Alisjahbana; Panglima TNI Agus Suhartono beserta kepala staf angkatan; serta Kapolri Jenderal Timur Pradopo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Nasional
Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Nasional
Hasto: Di Tengah Panah 'Money Politic' dan 'Abuse of Power', PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Hasto: Di Tengah Panah "Money Politic" dan "Abuse of Power", PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Nasional
Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Nasional
Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Nasional
Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Nasional
Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Nasional
Jokowi Bakal Diberi Posisi Terhormat, PDI-P: Untuk Urusan Begitu, Golkar Paling Sigap

Jokowi Bakal Diberi Posisi Terhormat, PDI-P: Untuk Urusan Begitu, Golkar Paling Sigap

Nasional
PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com