JAKARTA, KOMPAS.com — Komite Etik Komisi Pemberantasan Korupsi segera memulai kembali pemeriksaan-pemeriksaan untuk membuktikan dugaan pelanggaran kode etik oleh pimpinan KPK terkait tudingan tersangka kasus wisma atlet, Muhammad Nazaruddin.
Komite Etik akan memeriksa sejumlah unsur pimpinan KPK setelah pemeriksaan saksi-saksi yang ditargetkan selesai pekan depan. Hal itu disampaikan Ketua Komite Etik KPK Abdullah Hehamahua saat dihubungi wartawan, Minggu (4/9/2011).
"Akan kembali memeriksa pada 6 September 2011. Setelah semua saksi diperiksa, baru pimpinan KPK lainnya diperiksa," ujar Abdullah.
Hingga kini, Komite Etik KPK baru memeriksa Wakil Ketua KPK M Jasin. Komite juga memeriksa unsur internal KPK lain, seperti mantan Deputi Penindakan KPK Ade Rahardja dan Juru Bicara KPK Johan Budi.
Pimpinan lain di KPK yang turut dituding Nazaruddin adalah Ketua KPK Busyro Muqoddas serta Wakil Ketua KPK Chandra M Hamzah dan Haryono Umar. Ketiganya belum dimintai keterangan oleh Komite Etik.
Menurut Abdullah, Komite Etik selanjutnya akan memanggil mereka. Namun, Abdullah belum dapat memastikan jadwal pemeriksaan terhadap ketiga unsur pimpinan KPK tersebut.
Komite Etik dibentuk untuk menindaklanjuti tudingan Nazaruddin. Saat menjadi buron, mantan Bendahara Umum Partai Demokrat itu menuding Jasin dan Chandra merekayasa kasusnya dan menerima uang. Keduanya disebut bersekongkol dengan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum.
Selain itu, Nazaruddin menuding Chandra dan Ade Rahardja mengadakan pertemuan dengan Anas untuk menyepakati skenario kasus wisma atlet. Sebagai gantinya, Chandra dan Ade akan diloloskan dalam seleksi calon pimpinan KPK periode 2011-2015. Keduanya gagal dalam seleksi tersebut.
Terkait tudingan itu, Chandra enggan berkomentar. Adapun Ade mengaku tidak pernah bertemu dengan Anas. Demikian juga pengakuan Jasin. Saat diperiksa Komite Etik, beberapa waktu lalu, Jasin mengatakan tidak mengenal dan tidak pernah bertemu dengan Anas. Jasin mengungkapkan, unsur pimpinan KPK lain, yakni Busyro dan Haryono, pernah bertemu dengan Nazaruddin.
Dengan demikian, hanya satu unsur pimpinan, yakni Bibit Samad Rianto, yang namanya tidak disebut-sebut terkait dengan Nazaruddin. Bibit menjadi salah seorang anggota Komite Etik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.