Makmur Keliat
Pengajar di FISIP UI dan Peneliti Tamu di Universitas Freiburg, Jerman
Orang Indonesia, khususnya dengan latar budaya Jawa, sangat kaya dengan ungkapan simbolis. Simaklah artikel Sindhunata di halaman ini, ”Negeri Para Celeng”, pada 31 Mei lalu.
Celeng adalah simbol kerakusan. Celeng memakan apa saja dan kita disebut telah berubah jadi celeng-celeng rakus dan tamak itu. Tak hanya rakus, celeng tentu saja juga tak memiliki tata krama.
Kekuasaan yang menerangi
Indonesia juga kaya dengan simbol kekuasaan. Dalam budaya Jawa, misalnya, kekuasaan disimbolkan dengan suatu cahaya bersinar terang yang disebut dengan pulung. Biasanya pulung terlihat melintas pesat di keheningan malam ketika sebagian besar terlelap tidur. Ketika pulung melintas dalam keheningan malam yang pekat itu, orang-orang yakin tak lama lagi akan terjadi perpindahan kekuasaan.
Penulis jauh lebih tertarik pada makna yang terkandung daripada simbol itu sendiri. Baginya, kekuasaan yang disimbolkan sebagai cahaya menyampaikan beberapa pesan.
Pertama, terang tentu musuh dari gelap. Roosevelt sering mengutip peribahasa China, lebih baik menyalakan lilin daripada mengeluhkan tentang gelap. Melintas di gelap malam tak lagi mencemaskan ketika ada cahaya terang menuntun, sekecil apa pun itu. Seseorang tak akan tersesat.
Pesan lain, penguasa yang punya pulung adalah penuntun dan pembawa harapan bagi rakyatnya. Cahaya yang dipancarkan penguasa dapat diibaratkan sebagai suatu mercusuar bagi kapal yang tengah berlayar melintasi karang dan pulau di kegelapan malam. Kekacauan pasti akan terjadi jika kapal-kapal itu tak lagi dapat melihat cahaya yang dipancarkan atau melihatnya dalam redup cahaya yang samar-samar. Karena itu, kekuasaan dalam konsep cahaya terang tak boleh memudar. Kalau ia terlihat pudar, mungkin ini penanda buruk. Pulung mungkin sebentar lagi berpindah ke tempat lain.
Namun, apa jadinya jika pulung dengan sinar terang itu justru digunakan untuk melindungi orang yang telah berbuat jahat dan berasal dari dunia gelap?......(selengkapnya baca Harian Kompas, Rabu 15 Juni 2011, halaman 6)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.