Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ba'asyir: Polisi Bohong

Kompas.com - 06/06/2011, 09:17 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Abu Bakar Ba'asyir kembali membantah kelompok bentukannya, Jamaah Anshorut Tauhid, dikaitkan dengan aktivitas teroris oleh Polri. Menurut Ba'asyir, Polri hanya mencari-cari kesalahan.

Ba'asyir mengatakan, tidak ada Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) di Sulawesi Tengah. "Polisi bohong. Enggak ada JAT di sana. Baru ada di Pulau Jawa, Bima, Lampung. Polisi memang cari-cari kesalahan saja," kata Ba'asyir sebelum sidang atas dirinya di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (6/6/2011).

Ba'asyir dimintai tanggapan atas pernyataan Polri bahwa komplotan pelaku penembakan tiga polisi di Palu, Sulteng, tergabung dalam JAT wilayah Sulteng bentukan Abu Tholut. Mereka dilatih sebelum Tholut melatih para peserta pelatihan militer di Aceh.

Ba'asyir mengatakan, seandainya benar ada JAT di Sulteng, aksi penembakan itu adalah tindakan pribadi, bukan atas nama kelompok. "Seandainya benar, itu urusan pribadi," kata pengasuh Pondok Pesantren Al Mukmin, Ngruki, Solo, Jawa Tengah, tersebut.

Seperti diketahui, alasan itulah yang terus disampaikan Ba'asyir ketika JAT dikaitkan dengan terorisme seperti dalam kasus bom bunuh diri yang dilakukan M Syarif di Masjid Adz-Dzikro di Markas Polres Kota Cirebon dan pelatihan bersenjata api di Pegunungan Jalin Jantho di Aceh.

Anda mengenal empat pelaku penembakan? "Siapa mereka? Enggak kenal," ujar terdakwa teroris yang dituntut penjara seumur hidup tersebut.

Seperti diberitakan, menurut Polri, fakta bahwa mereka adalah anggota JAT berdasarkan pemeriksaan dua pelaku yang ditangkap, yakni Aryanto Haluta alias Abu Jafar dan Rafli alias Furqon. Dua pelaku lain, yakni Fauzan dan Dayat, tewas dalam baku tembak di pengunungan di Poso.

Polri masih memburu tiga orang lain yang diduga terlibat. Mereka berinisial S alias AW, B alias O, dan M alias PE. S adalah pemimpin kelompok. "Dia ikut merencanakan aksi. Buronan lain peranannya sebagai pemberi dana," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes Boy Rafli Amar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi 'King Maker'

    Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi "King Maker"

    Nasional
    Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

    Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

    Nasional
    Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

    Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

    Nasional
    Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

    Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

    Nasional
    Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

    Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

    Nasional
    Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

    Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

    Nasional
    Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

    Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

    Nasional
    Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

    Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

    Nasional
    UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

    UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

    Nasional
    Jemaah Haji Tak Punya 'Smart Card' Terancam Deportasi dan Denda

    Jemaah Haji Tak Punya "Smart Card" Terancam Deportasi dan Denda

    Nasional
    Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

    Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

    Nasional
    Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

    Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

    Nasional
    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

    Nasional
    Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

    Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

    Nasional
    Kabaharkam Siapkan Strategi Pengamanan Khusus di Akses Masuk Pelabuhan Jelang WWF ke-10 di Bali

    Kabaharkam Siapkan Strategi Pengamanan Khusus di Akses Masuk Pelabuhan Jelang WWF ke-10 di Bali

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com