Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Ada Pembahasan Miranda Siapkan Uang

Kompas.com - 12/05/2011, 21:43 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Fraksi PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo menegaskan, tidak ada pembicaraan dalam Rapat Poksi X Fraksi PDI Perjuangan yang mengungkapkan bahwa Miranda S Goeltom telah menyiapkan Rp 300 juta-Rp 500 juta terkait pemenangannya sebagai Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia tahun 2004. Tjahjo juga mengaku tidak hadir dan memberikan arahan untuk memilih Miranda sebagai Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia dalam rapat poksi tersebut.

"Saya kira tidak, semua kami serahakan kepada poksi, kami (fraksi) hanya monitor saja," kata Tjahjo di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Kamis (11/5/2011). Tjahjo bersaksi untuk lima politisi PDI Perjuangan yang menjadi terdakwa dalam kasus dugaan suap cek perjalanan terkait pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, yakni Agus Condro, Max Moen, Rusman Lumbantoruan, Willem Tutuarima, dan Poltak Sitorus.

Pernyataan Tjahjo tersebut dibantah salah satu terdakwa, Agus Condro. Menurut Agus, Tjahjo hadir dalam rapat poksi serta memberi arahan untuk memilih Miranda. "Seingat saya ikut, bahkan memimpin, berdampingan dengan Emir Moes (Ketua Poksi) dan mengatakan fraksi memutuskan PDI-P memilih Miranda," kata Agus.

Kemudian, lanjut Agus, Tjahjo juga menyampaikan dalam poksi bahwa Miranda bersedia memberi Rp 300 juta bahkan lebih. "'Kalau minta Rp 500 (juta) juga enggak papa (apa-apa)," kata Agus menirukan Tjahjo.

Hal senada disampaikan terdakwa lainnya, Max Moen. Menurut Max, keputusan untuk memilih Miranda merupakan perintah partai. "Saya diperintahkan Pak Tjahjo bahwasanya pemilihan Miranda Goeltom dari bawah ke atas kebijakan partai dari sejak pemilihan gubernur BI 2003," katanya.

Seusai persidangan, saat kembali dikonfirmasi, Tjahjo enggan menegaskan bahwa ia memerintahkan anggota Komisi IX DPR 1999-2004 untuk memilih Miranda. Ia hanya mengatakan bahwa keputusan memilih Miranda merupakan keputusan fraksi. "Dan saya sebagai ketua fraksi, teman-teman hanya mengikuti," ujarnya.

Keputusan fraksi tersebut, katanya, sesuai dengan keputusan poksi. Menurut Tjahjo, Ketua Poksi Emir Moes adalah yang mengusulkan nama Miranda.

Sebelumnya, nama Tjahjo disebut dalam dakwaan sebagai pihak yang mengarahkan anggota DPR Komisi IX PDI Perjuangan untuk memilih Miranda dalam rapat poksi IX. Dalam pembahasan tersebut juga dibicarakan bahwa Miranda telah menyiapkan Rp 300 juta-Rp 500 juta.

Terkait dugaan suap yang menyeret sejumlah politisi PDI Perjuangan ini, Tjahjo menganggapnya sebagai musibah. Ia juga berharap agar rekan-rekannya itu diproses secara adil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

    Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

    Nasional
    Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

    Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

    Nasional
    Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

    Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

    [POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

    Nasional
    Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

    Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

    Nasional
    Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

    Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

    Nasional
    Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

    Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

    Nasional
    Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

    Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

    Nasional
    Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

    Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

    Nasional
    Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

    Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

    Nasional
    Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

    Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

    Nasional
    15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

    15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

    Nasional
    Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

    Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

    Nasional
    Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

    Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com