Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tuntaskan Kasus Ijazah Perawat di Kuwait

Kompas.com - 18/04/2011, 22:04 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah harus segera menuntaskan kasus ijazah keperawatan perawat Indonesia yang tidak diakui Pemerintah Kuwait. Mereka terancam kehilangan pekerjaan dan hak-hak normatif karena persoalan akreditasi ijazah.

Persoalan yang menimpa 54 perawat ini muncul sejak Pemerintah Kuwait menerima surat Kementerian Kesehatan melalui nota diplomatik Kementerian Luar Negeri RI soal pengakuan ijazah. Penanganan yang berlarut-larut berdampak buruh bagi Indonesia karena Kuwait terus merekrut perawat Filipina dan India.

Anggota Komisi IX DPR dari Fraksi PDI-P Rieke Diah Pitaloka di Jakarta, Senin (18/4/2011), mendesak Menteri Kesehatan, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, serta Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia segera menuntaskan kasus ini.

"Persoalan ini sudah muncul berkali-kali. Kalau Kementerian Kesehatan tidak bisa mengeluarkan pengakuan begitu saja kepada perawat yang sudah di luar negeri, segera benahi di dalam negeri agar kasus ini tak terulang lagi," ujar Rieke.

Buntut penolakan pengakuan ijazah perawat Indonesia, rumah sakit pengguna jasa di Kuwait langsung menonaktifkan mereka. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Cabang Kuwait sudah mengirim semua ijazah perawat di Kuwait ke Kementerian Kesehatan di Jakarta untuk diverifikasi. Hal ini sesuai permintaan Kementerian Pendidikan Tinggi Kuwait.

Ketua PPNI Cabang Kuwait Eko Priyanto menyayangkan keteledoran Kemkes dalam menjawab surat Kementerian Pendidikan Tinggi Kuwait lewat nota diplomatik. PPNI mendesak pemerintah segera mencari solusi.

Beberapa perawat Indonesia sudah dilarang bekerja karena tidak ada penyetaraan dari pihak-pihak terkait. Pemerintah Kuwait menilai mereka ilegal.

Kepala BNP2TKI Mohammad Jumhur Hidayat menegaskan, pemerintah akan menyelesaikan permasalahan perawat Indonesia di Kuwait dan negara lain. Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pendidikan Nasional akan mengutus staf mereka ke negara yang telah menonaktifkan perawat asal Indonesia.

Jumhur menyatakan, sistem akreditasi lulusan lembaga kesehatan bagi tenaga kerja di dalam maupun luar negeri memang harus diperbaiki agar tidak merugikan pekerja setelah mereka menjalankan tugasnya di rumah sakit dan klinik. Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pendidikan Nasional menangani akreditasi ijazah akademik pendidikan kesehatan tersebut.

"Saya yakin kementerian terkait akan menyelesaikan masalah akreditasi TKI perawat ini agar di lain waktu tidak terulang lagi. Ini hanya masalah miskomunikasi," ujar Jumhur.

TKI meninggal

Sementara dari Kuala Simpang, Aceh Tamiang, Aceh, keluarga Agustiana binti Abdul Azis (35) kehilangan jejak perempuan yang bekerja ke Malaysia sebagai pembantu rumah tangga tersebut. Pihak keluarga menerima informasi Agustiana meninggal pada Jumat (25/3/2011) dari seorang penelepon yang mengaku bernama Ifah, warga Kota Langsa, yang berjarak 35 kilometer dari Kuala Simpang, pekan lalu.

Penelepon menginformasikan jenazah korban kini terbaring di sebuah rumah sakit di Malaysia. Informasi yang tidak lengkap ini membingungkan keluarga karena mereka juga tidak mengetahui di mana korban bekerja selama ini.

Aktivis Migrant Care di Malaysia, Alex Ong, mengatakan, dia kesulitan melacak keberadaan korban sehubungan tidak ada informasi yang lengkap. Pihak Kedutaan Besar RI di Kuala Lumpur pun tak mengetahui keberadaan korban.

Menurut adik korban, Asnidar, pihak keluarga terus mencari tahu keberadaan Agustiana karena berdasarkan kabar yang diperoleh Asnidar, Agustiana tewas tidak wajar. "Di bagian wajah ada luka memar, terutama pada kening. Di kepalanya juga ada jahitan luka robek dan luka-luka lain," ujar Asnidar.

Pihak keluarga korban meminta Pemerintah Indonesia mengusut tuntas kasus kematian Agustiana. "Kami minta pemerintah mengusut penyebab kematian kakak saya," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

GASPOL! Hari Ini: Eks Ajudan Prabowo Siap Tempur di Jawa Tengah

GASPOL! Hari Ini: Eks Ajudan Prabowo Siap Tempur di Jawa Tengah

Nasional
Mengintip Kecanggihan Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 yang Bersandar di Jakarta

Mengintip Kecanggihan Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 yang Bersandar di Jakarta

Nasional
Selain Rakernas, PDI-P Buka Kemungkinan Tetapkan Sikap Politik terhadap Pemerintah Saat Kongres Partai

Selain Rakernas, PDI-P Buka Kemungkinan Tetapkan Sikap Politik terhadap Pemerintah Saat Kongres Partai

Nasional
Korban Dugaan Asusila Sempat Konfrontasi Ketua KPU saat Sidang DKPP

Korban Dugaan Asusila Sempat Konfrontasi Ketua KPU saat Sidang DKPP

Nasional
Covid-19 di Singapura Naik, Imunitas Warga RI Diyakini Kuat

Covid-19 di Singapura Naik, Imunitas Warga RI Diyakini Kuat

Nasional
WWF 2024 Jadi Komitmen dan Aksi Nyata Pertamina Kelola Keberlangsungan Air

WWF 2024 Jadi Komitmen dan Aksi Nyata Pertamina Kelola Keberlangsungan Air

Nasional
Menhub Targetkan Bandara VVIP IKN Beroperasi 1 Agustus 2024

Menhub Targetkan Bandara VVIP IKN Beroperasi 1 Agustus 2024

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Sempat Ditangani Psikolog saat Sidang

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Sempat Ditangani Psikolog saat Sidang

Nasional
Polri: Kepolisian Thailand Akan Proses TPPU Istri Fredy Pratama

Polri: Kepolisian Thailand Akan Proses TPPU Istri Fredy Pratama

Nasional
Polri dan Kepolisian Thailand Sepakat Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri dan Kepolisian Thailand Sepakat Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Lewat Ajudannya, SYL Minta Anak Buahnya di Kementan Sediakan Mobil Negara Dipakai Cucunya

Lewat Ajudannya, SYL Minta Anak Buahnya di Kementan Sediakan Mobil Negara Dipakai Cucunya

Nasional
KPK Duga Eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Terima Fasilitas di Rutan Usai Bayar Pungli

KPK Duga Eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Terima Fasilitas di Rutan Usai Bayar Pungli

Nasional
Desta Batal Hadir Sidang Perdana Dugaan Asusila Ketua KPU

Desta Batal Hadir Sidang Perdana Dugaan Asusila Ketua KPU

Nasional
Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Kemenkes Sebut Skrining Ketat Tak Dilakukan Sementara Ini

Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Kemenkes Sebut Skrining Ketat Tak Dilakukan Sementara Ini

Nasional
DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com