JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang ketika membuka Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (17/3/2011), mengatakan, dia memantau perkembangan evakuasi warga negara Indonesia di Jepang dari dekat. Dikatakan pula, kepala negara memantau perkembangan terkini mengenai dampak gempa yang diikuti tsunami di Jepang setiap jam.
Pada kesempatan tersebut, Presiden juga meminta Kementerian Luar Negeri untuk terus menangani evakuasi warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Jepang dengan baik. "Sekarang dikatakan batas yang paling aman dari tempat nuklir di Fukushima 50 km dan hampir sudah kosong warga negara kita dari situ. Namun kalau mundur 100 km, maka kita harus mengungsikan sejumlah 4.000 orang, misalnya. Bikin contingency-nya. Dubes RI di Jepang bikin, kita bikin, semua bikin. Kalau itu datang, ya kita harus melakukan kewajiban untuk menyelamatkan warga negara kita. Jadi, lakukan pengelolaan terus, kemudian assessment terus-menerus dan siap dengan contingency plan," kata Presiden di hadapan anggota Kabinet Indonesia Bersatu II.
Presiden juga mengatakan terus memantau apa yang dapat dilakukan Pemerintah Indonesia untuk membantu pemerintah dan warga Jepang. Presiden mengingatkan peran Jepang yang begitu besar ketika Indonesia dilanda gempa dan tsunami.
Presiden mengaku senang bantuan tak hanya datang dari pemerintah. "Saya senang karena (bantuan) bukan hanya government, melainkan juga dari kalangan masyarakat kita, civil society. Saya kira ini baik. Kita membantu negara mana pun, bangsa mana pun, manakala mereka menghadapi musibah, bencana alam, karena bangsa dan negara itu juga membantu kita kalau kita menghadapi hal yang sama," kata Presiden.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.