Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Cirus Begitu Sakti?

Kompas.com - 27/01/2011, 15:51 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Koordinator Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mengaku sangat heran terhadap "kesaktian" jaksa Cirus Sinaga yang sudah ditetapkan sebagai tersangka terkait kasus Gayus Tambunan.

Menurut Neta, IPW melihat pihak kejaksaan sudah berupaya maksimal untuk menangani kasus Gayus Tambunan, tetapi justru polisilah yang dinilai tidak serius dalam menanganinya, terutama yang terkait denga peran Jaksa Cirus.

"Padahal, kita tahu Cirus adalah sumber bencana kasus Gayus. Cirus yang menyebabkan terjadinya mafia hukum, mafia pajak, dan mafia imigrasi. Tapi kenapa Cirus tidak kunjung diperiksa? Dari pengamatan kita, Cirus hanya sekali diperiksa di Mabes, padahal kita tahu kejaksaan sudah bolak-balik melimpahkan kasus Cirus ke kepolisian. Tapi begitu kuatnya, kenapa?" tanya Neta dalam diskusi di ruang pers DPR RI, Kamis (27/1/2011).

Dalam penelusurannya, IPW menemukan kesaktian Cirus dimulai dari tugasnya sebagai jaksa dalam empat kasus besar, yaitu kasus pembunuhan Munir, kasus Muhdi PR, kasus Antasari Azhar, dan kasus Gayus Tambunan.

Hasil penelusuran lainnya, dalam kasus Gayus, IPW mengatakan, Cirus tak hanya merekayasa recana tuntutan. Cirus diduga juga mengetahui aliran dana yang mengalir ke lima perwira tinggi di Polri.

"Kami menemukan ada empat aliran dana dari Gayus ke oknum-oknum kepolisian, yaitu Rp 750 juta, Rp 1,5 miliar, Rp 2 miliar, dan Rp 3,2 miliar. Ini diperkirakan masih ada lagi. Namun, yang kami temukan baru ini. Untuk itulah, kenapa Cirus begitu alot, begitu diistimewakan oleh polisi. Karena kalau Cirus jadi tersangka, Cirus pasti bernyanyi. Ini yang dikhawatirkan pejabat polisi," ujarnya.

Neta mengatakan, pernyataan Gayus Tambunan tentang Jaksa Cirus bisa jadi ada benarnya bahwa Cirus memegang kartu truf dalam kasus Antasari. Ini sejalan dengan penemuan IPW bahwa ada banyak kejanggalan soal kasus Antasari. Mulai dari baju yang tak dijadikan barang bukti, dokter yang membedah kepala Nassaruddin tak dijadikan tersangka, serta tak terungkapnya kapan waktu kematian Nasaruddin.

"Kartu truf ini dipegang Cirus. Ini membuat polisi khawatir. Maka IPW berharap KPK-lah yang menangani kasus ini. KPK juga sudah berjanji mengambil alih. Sayangnya, KPK seperti tidak fokus mau menangani kasus Gayus," tandasnya.

IPW berharap, jika KPK mau mengambil alih, KPK mulai dengan fokus ke pencairan uang Rp 28 miliar dari Gayus yang diduga kuat menjadi pangkal kasus Gayus untuk menemukan aliran dana ke mana saja, asal muasalnya, lalu pihak yang menjadi beking kuat Cirus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

    Nasional
    Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

    Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

    Nasional
    7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

    7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

    Nasional
    Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

    Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

    Nasional
    Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

    Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

    Nasional
    Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

    Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

    Nasional
    BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

    BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

    Nasional
    Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

    Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

    Nasional
    Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

    Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

    Nasional
    Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

    Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

    Nasional
    Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

    Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

    Nasional
    Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

    Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

    Nasional
    Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

    Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

    Nasional
    Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

    Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

    Nasional
    Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

    Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com